-->


 





Ramadhan Tiba: Momentum Meningkatkan Peduli Palestina

11 Maret, 2025, 10.29 WIB Last Updated 2025-03-11T03:29:14Z
ALHAMDULILLAH, atas karunia Allah, kita sudah berada di bulan Ramadhan, sehingga kita bisa menjalankan perintah Allah yakni berpuasa, dan diakhir ramadhan, ada kewajiban membayar zakat yang harus kita tunaikan. Kedua perintah ini merupakan bagian dari rukun islam. Itu artinya sebagai seorang muslim, yang beragama islam, harusnya melaksanakan 5 rukun islam tersebut. 

Allah SWT menjamin, dalam bulan ramadhan, pintu-pintu kebaikan dibuka  lebar, dan pintu-pintu keburukan, tertutup rapat-rapat. Rasulullah SAW bersabda "Jika telah datang Ramadhan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu" (HR. Muslim).

Makna setan-setan dibelenggu secara hakiki bermakna setan dari golongan jin dibelenggu sehingga tak bebas mengganggu manusia. Adapun secata majazi (kiasan), frasa tersebut bermakna upaya setan dari golongan jin untuk menyesatkan dan menggoda manusia, terhalang dan pintu-pintu keburukan tertutup.

Rasulullah SAW juga menyerupakan ibadah shaum dengan junnah (perisai) dari siksa api neraka. Ini karena obadah shaum yang ditegakkan, menjadi sebab ampunan Allah dan menghalangi manusia dari berbuat keburukan. Rasulullah SAW bersabda "Tuhan kita Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman, "Puasa adalah perisai. Dengan perisai ini seorang hamba membentengi diri dari api neraka. Shaum itu untuk Diri-Ku. Akulah Yang akan membalasnya" (HR. Ahmad).

Tapi situasi ini berbeda jauh dengan keadaan kaum muslimin pada saat ini. Mereka tidak memiliki Junnah (perisai) yang hakiki, yakni kepemimpinan yang satu untuk mencegah musuh dari perbuatan mencelakai kaum muslim dan mencegah sesama manusia (dari saling melakukan kezoliman), memelihara kemurnian ajaran islam; rakyat berlindung kepada dirinya dan mereka tunduk pada kekuasaannya.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM 

Tengoklah kepada saudara kita di Palestina, hingga detik ini, hingga ramadhan kali ini, masih dalam cengkraman musuh zionis israel, mereka masih dalam keadaan memprihatinkan, kekurangan pangan, air bersih, mereka masih dijajah. Padahal Palestina adalah negeri kaum muslimin, tempat Masjidil Aqsho berada, tempat mulia peristiwa Isro' Mi'roj Nabiyullah, dan sudah mendapat jaminan dari Allah sebagai tanah yang diberkahi, sebagaimana dalam al-qur'an surat Al-Isra' ayat 1 "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Maka sudah menjadi keharusan dan kesadaran kita semua, kaum muslimin di dunia, kita pun harus bertanggungjawab menolong dan membebaskan saudara-saudara kita di Palestina. Dan tidak perlu mengharap kepada para pemimpin negeri islam saat ini, yang hanya diam membisu. Dan caranya adalah dengan mewujudkan kepemimpinan islam, yang rasa takutnya hanya kepada Allah semata. Kepemimpinan yang akan menurunkan tentara-tentara muslim di dunia untuk membantu kaum Muslim di Palestina mengusir penjajah zionis Israel. 

Hal ini dimulai dengan mendalami dan mempelajari islam secara menyeluruh (kaffah), karena islam adalah panduan kehidupan, sebagaimana firman Allah SWT "..Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu..." (Al-Maidah : 3).

Langkah berikutnya adalah menyampaikan dan menyerukan islam kaffah sebagai aturan kehidupan kepada seluruh kaum muslimin di dunia ini khususnya, karena sebagai muslim, kita hanya boleh menjadikan islam dan menggunakan aturan islam kaffah saja. Dan karena sekarang masih belum terwujud kepemimpinan islam itu, maka masih melekat kewajiban kita untuk memperjuangkannya bersama dengan suatu kelompok dakwah islam kaffah, karena tugas mulia dan berat ini, memang menjadi kewajiban atas setiap muslim untuk mewujudkan kepemimpinan islam. 

Wallahu'alam bisshowwab

Penulis: Lisa Oka Rina (Pemerhati Kebijakan Publik)
Komentar

Tampilkan

Terkini