KEJADIAN TAWURAN antara Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian Unika Medan disebabkan oleh faktor dendam lama. Bambang mengungkap, tawuran dipicu akibat para pelaku saling lirik saat berada pada sebuah warung makan. Peristiwa itu memicu dendam di antara mereka. "Tawuran antara Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian Unika Medan disebabkan oleh faktor dendam lama yang bermula saling lirik saat berada di sebuah rumah makan," tandasnya.
Rombongan itu diketahui melintas di beberapa lokasi," ujar Anto dalam jumpa pers di Surabaya, pada Jumat, 6 Desember 2024. "Setelah menerima informasi dari Command Center mengenai titik terakhir rombongan yang terlibat tawuran, kami segera melakukan penyisiran ke lokasi (TKP)," tandasnya.*** Kamis, 12 Desember 2024 | 21:41 WIB Balikpapan pos.
Fakta kondisi generasi di masyarakat yang berprilaku yang menyimpang dan bebas serta melakukan kriminalitas. (seperti pacaran, tawuran, geng motor, dan kejahatan seksual).
Kepribadian seorang pemuda yang rusak seperti ini, akan bebas melakukan apapun tanpa memikirkan dampaknya.
Ditambah dorongan dari keluarga orangtua yang tidak memperhatikan moral anak, teman bergaul, dan dari sisi kedekatan dengan anak kurang.
Di dalam lingkungan sekitar pun juga yang mempengaruhi seorang pemuda bertingkah laku sesuka hati karna kondisi masyarakat cuek tidak peduli dengan berdalih penting bukan anak saya dan keluarga saya,
Disisi negara juga tidak ada pengawasan kepada para pemuda untuk mencegah hal hal yang tidak diinginkan terjadi seperti tawuran salah satunya.
Di dalam pendidikan yang di berikan pun di pelajaran agama islam kurang diberikan di sekolah-sekolah hanya dua jam saja tidak cukup untuk menjaga pemuda dari kemaksiatan.
Inilah ulah dari sekularisme kapitalisme membuat membuat generasi rusak dari prilakunya dan menghilangkan peran yang seharusnya ada didalam diri seorang generasi.
Sekularisme ini juga merenggut peran generasi yang seharusnya generasi itu menjadi tombaknya peradaban masa depan malah menjadikan generasi yang makin jauh dari kata tersebut.
Karena sudah dipisahkannya dari kehidupan yang seharusnya membuat generasi bermoral dan berkepribadian baik serta mempunyai jiwa jiwa kepemimpinan dalam diri setiap generasi malah menjdi generasi yang terbelakang dan tidak mempunyai peran dalam kepemimpinan,
Dari disisi lain kapitalisme pun juga ikut andil dalam merusak generasi yaitu dengan adanya teknologi yang di dalamnya dapat merusak moral generasi seperti nonton, game dan aplikasi lainnya yang bisa berdampak ke diri generasi mulai dari pergaulannya, moralnya, hingga sampai terjun ke dalam kriminalitas.
Islam mempunyai solusi untuk mencegah dan sekaligus membentuk kepribadian islam pemuda.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna bukan hanya ibadah mahdah saja tetapi juga menjadi aturan dan solusi yang hakiki seluruh ciptaan Allah SWT.
Pertama, Islam akan membentuk karakter pelajar yang baik melalui pendidikan berbasis Islam, ditambah dukungan orang tua untuk mendidik anak, mengajarkan kepada mereka tentang pembentukan keimanan yang kuat agar dia paham untuk apa dia diciptakan.
Kedua, lingkungan masyarakat yang positif, saling mendukung antar tetangga, adanya pengontrolan tingkah laku pelajar agar mereka tahu batasan halal dan haram.
Ketiga, negara dengan sistem Islam (Khilafah) akan membentuk kepribadian pelajar melalui kurikulum pendidikan yang berakidah Islam. Pelajar tidak hanya pandai dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga sekaligus mahir dalam ilmu agama (akhirat).
Para pelajar akan menghabiskan waktunya untuk menggapai ridha Allah. Mereka akan menjadi ulama, ilmuwan, mujahid, mujtahid, pemimpin yang taat kepada Allah, dan dapat berkontribusi dalam kejayaan Islam.
Pemuda yang bersyahsiah Islam. Syahsiah (kepribadian) pada setiap manusia terbentuk oleh akliah (pola pikir) dan nafsiah (pola sikap). Akliah adalah cara yang digunakan untuk memikirkan sesuatu, yakni mengeluarkan keputusan hukum tentang sesuatu berdasarkan kaidah tertentu yang diimani dan diyakini seseorang.
Sedangkan nafsiah adalah cara yang digunakan seseorang untuk memenuhi garizah (naluri) dan hajat al-‘adhawiyah (kebutuhan jasmani), yakni memenuhi tuntutan tersebut berdasarkan kaidah yang diimani dan diyakininya.
Seseorang dikatakan bersyahsiah Islam ketika akliah dan nafsiahnya terikat dengan Islam. Ia mengetahui halal/haram sehingga ketika menetapkan hukum tentang benda dan perbuatan akan senantiasa sesuai dengan hukum syarak.
Ia juga mempunyai kematangan berpikir dan mampu menganalisis peristiwa dengan benar sehingga akan senantiasa sesuai dengan hukum syarak dalam memenuhi tuntutan garizah dan hajat al-‘adhawiyah. Ia pun selalu dekat pada Allah, menjalankan segala yang Allah cintai, dan meninggalkan segala yang Allah benci.
Untuk meningkatkan akliah Islamnya, maka seorang muslim dapat melakukan upgrade tsaqafah Islam dengan cara menuntut ilmu Islam dan tasqif (pembinaan). Hal ini sebagaimana Rasulullah saw. kala membina para sahabat pada awal dakwahnya di Darul Arqam.
Beliau SAW. membacakan ayat-ayat Allah, mengajarkan kandungan Al-Qur’an, juga menguatkan iman dan memperkuat mental para sahabat dalam menghadapi tekanan dari kaum musyrikin Quraisy. Selain itu, kita juga bisa mengikuti berbagai kajian intensif yang dibimbing oleh musyrifah (guru/pembimbing) secara rutin setiap pekan.
Sedangkan untuk meningkatkan nafsiah Islam, maka seorang muslim harus meningkatkan ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Setiap perbuatannya wajib terikat hukum syarak. Allah Taala berfirman dalam QS Asy-Syura [42]: 10, “Tentang apa pun kalian berselisih, maka putusannya harus dikembalikan kepada Allah.”
Begitu pula dalam QS An-Nisa [4]: 59, “Jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunah).” Wallahu a'lam Bishawab.
Penulis: Devi Ariani (Pemerhati Umat)