-->

Laporan UNESCO tentang Kondisi Pekerja Media Ditolak, Kedubes Rusia Sampaikan Apresiasi ke PPWI

17 Desember, 2024, 17.28 WIB Last Updated 2024-12-17T10:28:16Z
LINTAS ATJEH | JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mr. Sergei Tolchenov, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada organisasi Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) atas dukungan yang diberikan kepada organisasi Persatuan Wartawan Rusia (Russia Union of Journalists) dalam penyampaian protes atas draft laporan Direktur Jenderal UNESCO (The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organisation), Mrs. Audrey Azoulay. Ucapan terima kasih tersebut disampaikan Dubes Rusia melalui atase bidang media dan publikasi Kedubes Rusia, Mr. Alexander Tumaykin, melalui pesan WhatsApp ke Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, Selasa, 17 Desember 2024.

“Mrs. Azoulay’s report was not accepted, thanks to the efforts of all global community and your help, Wilson,” tulis Alexander Tumaykin dalam pesan singkatnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, draft laporan UNESCO terkait Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas yang disampaikan Audrey Azoulay pada Sidang ke-34 Dewan Kerjasama Antar-pemerintah yang membahas Program Internasional untuk Pengembangan Komunikasi UNESCO di Paris, 21-22 November 2024, tidak menyertakan data dan informasi tentang kondisi wartawan dan perkerja media Rusia yang mengalami pembatasan akses informasi, penangkapan, penyiksaan, dan bahkan pembunuhan secara sengaja, saat melakukan peliputan di medan perang Rusia melawan Ukraina. Draft laporan UNESCO itu mendapat protes keras dari organisasi Persatuan Wartawan Rusia, dan meminta kepada Kedutaan Rusia di berbagai negara untuk menggalang dukungan dari para wartawan di negara tempat bertugas masing-masing.

Berita terkait dapat dilihat di sini: UNESCO Terkesan Berat Sebelah, PPWI Dukung Persatuan Wartawan Rusia Surati Lembaga Dunia Itu (https://pewarta-indonesia.com/2024/12/unesco-terkesan-berat-sebelah-ppwi-dukung-persatuan-wartawan-rusia-surati-lembaga-dunia-itu/)

Kedubes Rusia untuk Indonesia meminta bantuan PPWI memberikan dukungan dalam bentuk surat dukungan dan seruan serta bentuk dukungan lainnya kepada organisasi Persatuan Wartawan Rusia tersebut. Ketum PPWI Wilson Lalengke selanjutnya membuat surat resmi dan video yang berisi Seruan Jurnalis Internasional yang dikirimkan ke koleganya di Persatuan Wartawan Rusia untuk diteruskan ke Dirjen UNESCO dan pihak terkait lainnya di badan dunia, Persatuan Bangsa-Bangsa.

Video Seruan Jurnalis Internasional dapat diakses di sini: The Call of International Journalists on Unacceptable UNESCO's Report (https://youtu.be/xVESZ6WcXEk)

Hasilnya, laporan Dirjen Audrey Azoulay terkait Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas yang diajukan ke lembaga dunia itu pada tanggal 13 Desember 2024 lalu di Markas PBB di New York, Amerika Serikat, ditolak oleh peserta sidang. Penolakan tersebut disambut gembira oleh Persatuan Wartawan Rusia dengan menyampaikan ucapan terima kasih kepada rekan-rekan jurnalis di seluruh dunia yang sudah memberikan dukungan terhadap perjuangan mereka.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM 

Berikut ini disadurkan kembali secara lengkap isi Seruan Jurnalis Internasional dari PPWI yang juga mengatasnamakan para anggota dan perwakilan PPWI di 25 negara, yang dikirimkan ke UNESCO melalui Persatuan Wartawan Rusia.

SERUAN JURNALIS INTERNASIONAL

Saya, Wilson Lalengke, atas nama segenap anggota organisasi Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) yang berpusat di Jakarta, Indonesia, bersama seluruh perwakilan PPWI di 25 negara di dunia menyerukan kepada Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization–UNESCO), untuk merevisi laporannya terkait data dan informasi tentang keadaan dan kondisi para jurnalis yang bertugas dan menjadi korban perang Ukraina versus Russia. Sebagai bagian dari badan dunia, UNESCO wajib menjadi representase seluruh masyarakat dunia, termasuk bagi kalangan jurnalis dari negara manapun tanpa kecuali.

Dalam draft laporan UNESCO tentang Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas Jurnalis yang disampaikan pada pertemuan Sesi Ke-34 Dewan Kerjasama Antar Pemerintahan dan Program Internasional tentang Pembangunan Komunikasi UNESCO di Paris pada tanggal 21-22 November 2024 lalu, lembaga tersebut terkesan diskriminatif dan kurang akurat dalam menyajikan data real terkait hambatan, pembatasan akses, penangkapan, penyiksaan, dan pembunuhan, yang dialami kalangan jurnalis, khususnya para jurnalis Rusia. Oleh sebab itu, sekali lagi saya mendesak agar Direktur Jenderal UNESCO, Ibu Audrey Azoulay, segera merevisi dan melengkapi draft laporannya, sebelum dipublikasikan pada tanggal 13 Desember 2024 mendatang, dengan mencantumkan data faktual tentang kondisi dan situasi yang dialami para wartawan Rusia saat melakukan peliputan di medan perang Rusia-Ukraina.

UNESCO semestinya menjunjung tinggi independensi dan netralitasnya dalam menyampaikan fakta lapangan serta sebagai wasit yang adil bagi semua orang tanpa memandang kewarganegaraan, kebangsaan, ras, agama, dan status sosial, terutama terhadap para pihak yang sedang berkonflik seperti Ukraina dengan Rusia. UNESCO juga harus memegang teguh komitmennya untuk melindungi setiap pekerja jurnalisme dan membela kebebasan berbicara bagi semua pihak.

Saya berharap Seruan Jurnalis Internasional ini menjadi perhatian bagi semua pihak, para jurnalis di manapun, dan teristimewa bagi Direktur Jenderal UNESCO, Ibu Audrey Asoulay. Terima kasih.

Jakarta, 11 Desember 2024

DEWAN PENGURUS NASIONAL
PERSATUAN PEWARTA WARGA INDONESIA

Ketua Umum

Mr. Wilson Lalengke

Selain menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih melalui pesan WhatsApp, Kedutaan Besar Rusia juga mengundang Ketum PPWI, bersama beberapa pekerja media lainnya, untuk menghadiri pertemuan (briefing) dengan Dubes Sergei Tolchenov pada tanggal 20 Desember 2024 mendatang di kediaman Dubes Rusia, Jl. Denpasar Raya, Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam undangan tersebut, disebutkan bahwa topik yang akan dibicarakan antara lain tentang: agenda geopolitik, jadwal kegiatan bilateral Rusia - Indonesia, serta persiapan Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Rusia dengan Indonesia.

“Me and Ambassador hope to meet you in person at the briefing.” Demikian disampaikan Alexander Tumaykin seakan menegaskan agar Ketum PPWI, Wilson Lalengke, dapat meluangkan waktu untuk hadir langsung alias tidak diwakilkan ke pertemuan dengan Dubes Rusia yang belum lama bertugas di Indonesia itu.

Merespon undangan tersebut, Wilson Lalengke menyampaikan bahwa dirinya akan hadir ke acara dimaksud ditemani oleh beberapa Pengurus Nasional PPWI.[APL/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini