LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Kekerasan terhadap perempuan di Aceh masih menjadi masalah serius. Berdasarkan data tahun 2023 menunjukkan 1.098 kasus kekerasan yang dilaporkan,dengan korban utama Perempuan dan anak. Fenomena ini terus meningkat, terutama di daerah perkotaan. Berdasarkan keterangan Dinas pemberdayaan Perempuan dan anak (DP3A) Aceh per Oktober 2024 kasus tertinggi dengan angka 135 kasus yaitu di Kota Banda Aceh.
Sebanyak 164 kasus pelecehan seksual dan 755 kasus kekerasan terhadap perempuan dengan jumlah kekerasan terbanyak pada kasus KDRT yang mencapai 330 kasus. Dalam menanggapi hal ini Korps PMII Putri atau Badan Semi Otonom perempuan dari salah satu organisasi Pegerakan Mahasiswa Islam Indonesia pada peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16 HAKTP) Tahun 2024 bertempat di SMEA Jeulingke Premium, Jumat, 6 Desember 2024.
Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan ini dilakukan bersamaan dengan memperingati hari lahir Korps PMII Putri yang ke-57 tahun 2024 bertemakan kepemimpinan perempuan muda dalam pemerintahan baru Aceh.
Kegiatan ini berlangsung atas dukungan FAAM-I dan kolaborasi dengan KOORI PKC Aceh. Dalam kesempatan tersebut turut hadir Nora Idah Nita, Anggota DPRA periode 2024-2029 dan Lia Nurhilaliah, Aktivis Perempuan Fatayat NU Aceh.
Dalam kampanyenya mereka menegaskan beberapa aspek penting dalam kepemimpinan yaitu visi yang jelas, komunikasi yang baik, integritas serta terus melakukan perbaiakan terhadap individu masing-masing sesuai dengan spesifikasi keilmuan masing-masing.
Desi Hartika selaku Sekretaris Kopri Aceh/Anggota FAAM-I pada kegiatan ini Momen 16 HAKTP tahun ini menjadi semakin bermakna karena bertepatan dengan Perayaan Hari Lahir Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Putri (KOPRI) merayakan Hari Lahir yang ke-57 tahun pada Senin, 25 November 2024, yang selama ini menjadi salah satu wadah perempuan pergerakan dalam memperjuangkan hak perempuan dan kesetaraan gender.
“Perayaan ini bukan hanya menjadi refleksi atas capaian yang telah diraih, tetapi juga momentum untuk menyusun strategi baru yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan ke depan,” ujarnya.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Dijelaskannya, dengan mengangkat tema ini, kita ingin mengajak perempuan muda untuk berani mengambil peran kepemimpinan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Serta menghubungkan mereka dengan peluang dan sumber daya yang mendukung pengembangan kapasitas mereka.
Masih kata dia, melalui penggabungan Peringatan 16 HAKTP dengan perayaan Hari Lahir KOPRI, kampanye ini diharapkan mampu menciptakan resonansi yang lebih besar dalam upaya memperjuangkan hak perempuan.
“Agenda ini akan menjadi sarana strategis untuk mengangkat narasi positif tentang peran perempuan muda dalam pemerintahan baru, sekaligus menegaskan komitmen organisasi terhadap keadilan dan kesetaraan gender," ungkapnya.
"Dengan sinergi dan semangat kolaborasi yang kuat, kita berharap dapat mendorong lahirnya generasi pemimpin perempuan yang visioner, berintegritas, dan berdedikasi untuk menciptakan perubahan positif di masyarakat di Aceh Khususnya di Indonesia pada umumnya,” tandas Desi Hartika.
Pada kesempatan yang sama, Lia Nirhilalilah juga mengajak kepada seuruh perempuan muda agar dapat menganbil peran, baik di ranah pemerintahan maupun setingkat terkecil seperti posisi strategis di perkuliahan serta menjadi perempuan yang saling mendukung satu sama lain.
“Seharusnya kita sebagai perempuan harus saling mendukung satu sama lain, jangan ada lagi diskriminasi antar sesama perempuan,“ tutupnya, sebagaimana dilansir media ini, Minggu (08/12/2024).[*/Red]