PEMILIHAN GUBERNUR ACEH 2024 sudah di depan mata, hanya dalam hitungan hari kedepan para bakal calon sudah mendaftarkan diri ke KIP sebagai panitia pelaksana Pemilu Aceh. Kita semua akan melihat siapa saja yang akan datang untuk mengajukan diri sebagai pemimpin Aceh kedepan. Yang lebih menarik lagi untuk dinantikan adalah siapa akan menggandeng siapa untuk menjadi wakilnya dalam memimpin Aceh 5 tahun kedepan.
Dua nama yang santer diberitakan untuk maju sebagai Gubernur Aceh kedepan adalah Bustami Hamzah (PJ Gubernur saat ini) dan Muzakkir Manaf/Mualem (Ketua Partai Aceh sekaligus Mantan panglima GAM).
Terkhusus Mualem yang digadang-gadang sebagai calon kuat pemenang pemilu tahun ini, ada dilema lain yang saat ini mungkin sedang beliau rasakan. Ya... Apalagi kalau bukan masalah pemilihan calon gubernurnya.
Kita ketahui bersama bahwa beberapa waktu yang lalu Partai Aceh dan beberapa Parnas pendukung Mualem sudah sepakat menunjuk Dek Fad/Fadlullah yang saat ini menjabat Ketua Partai Gerindra Aceh untuk mendampingi Mualem. Namun di waktu yang hampir bersamaan beberapa elemen sipil bergerilya menjemput dukungan serta tanda tangan kalangan Dayah Aceh untuk mengusul Tu Sop sebagai Wakil Mualem.
Tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukan oleh elemen sipil dan Aktivis Dayah tersebut. Hal ini sangat wajar dilakukan karena bagi mereka selama Mualem belum mendaftarkan pasangannya ke KIP segala sesuatu masih mungkin terjadi termasuk berdampingan dengan Tu Sop.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Namun yang menjadi permasalahannya sekarang adalah gebrakan yang dilakukan di masa injury time ini berpotensi mengganggu konsentrasi Mualem yang seharusnya di waktu-waktu seperti ini beliau sudah harus fokus pada konsolidasi lebih lanjut ke akar rumpun. Lebih-lebih lagi sejauh pantauan kami di media sosial gebrakan ini juga ikut dimanfaatkan oleh beberapa oknum yang notabenenya sangat mengharapkan “Ketidakpastian” ini berlanjut. Mereka sangat mengharapkan terjadi keretakan antara Mualem dengan kalangan dayah yang selama ini sudah sangat harmonis.
Apabila Mualem menjadi gubernur kedepan, maka beban berat ada dipundaknya. Otsus Aceh sudah di ujung tanduk, kemiskinan akut sedang menjangkit Aceh, susahnya lapangan kerja, dan banyak hal lainnya yang harus segera diberi solusi oleh Mualem sebagai Gubernur Aceh.
Uluran tangan Pemerintah Pusat dalam hal ini sangat berperan penting untuk menyelesaikan ini semua. Bapak Prabowo adalah presiden di Republik ini kedepan dan Fadhlullah adalah “orangnya” Prabowo di Aceh, singkatnya Dek Fad adalah penyempurna Mualem.
Partai pendukung telah menetapkan Dek Fad sebagai Wakil Mualem disisi lain elemen sipil beserta Aktivis Dayah membawa para Abu untuk meminta Tu Sop sebagai wakilnya apalagi bila ada disertai “bergaining”. Wajar apabila Mualem gelisah apalagi dengan beberapa statement para oknum dimedia sosial yang seakan-akan menjustifikasi Mualem seolah-olah anti dayah bila tidak mengakomodasi Tu Sop.
Padahal sepengetahuan kita masyarakat dayah tidak sepragmatis itu dalam berpolitik dan tidak searogan itu dalam menuntut hak dan komitmen. Kalaupun sekarang iya maka itu kuranglah bijak. Semoga prahara ini cepat berlalu. Aamiin....
Penulis: T Mudas (Santri dan Mantan Penasehat Khusus Gubernur Aceh)