LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Ikatan Keluarga Alumni (IKANAS) STAN Aceh dan Komunitas Aceh Mandiri Pangan melaksanakan kegiatan diskusi optimalisasi pekarangan sebagai ikhtiar kemandirian pangan keluarga pada Minggu pagi (04/08/2024), bertempat di Cafe Le Rasa Kampung Ateuk, Banda Aceh.
Kegiatan ini sekaligus merupakan momentum launchingnya Komunitas Aceh Mandiri Pangan, sebuah komunitas yang diinisiasi oleh lintas kalangan dan lintas generasi.
Faisal Azni, selaku Ketua IKANAS STAN Aceh dan juga merupakan Relawan KAMP (Komunitas Aceh Mandiri Pangan) menyampaikan bahwa diskusi mandiri pangan ini adalah langkah awal dari upaya kolaboratif untuk mengoptimalkan lahan pekarangan dengan menanami berbagai jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan di dapur.
"Peserta diharapkan dapat membangun suatu konektivitas antara kebun dan dapur sehingga secara perlahan dapat meningkatkan ekonomi keluarga sekaligus mengurangi beban biaya dapur," harapnya.
"Forum diskusi kali ini adalah sarana untuk berbagi informasi, berbagi pengalaman dan juga berbagi bibit untuk dapat segera di aplikasikan dirumah masing-masing," ungkapnya.
Sementara Praktisi Kebun Keluarga yang juga merupakan Founder Rumah Dalang, Yusriana Badruzzaman, dalam sesi pertama diskusi menyampaikan bahwa kemandirian pangan merupakan suatu kemampuan dalam memproduksi pangan beraneka ragam yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup secara berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada.
"Dengan memanfaatkan seluruh pekarangan yang ada kita bisa mendapatkan makanan yang alami, bergizi sekaligus dapat senantiasa berbagi," ujarnya.
Sedangkan Petani Muda Juli Ismulia, Owner Ismulia Farm pada sesi kedua memberikan motivasi kepada seluruh generasi muda yang hadir untuk dapat memanfaatkan setiap peluang dalam bertani di era digital.
"Paradigma petani muda yang sukses dapat diraih oleh semua anak muda jika bersungguh-sungguh dan peka dalam melihat peluang serta kebutuhan pasar. Juli juga menyampaikan urgensi kolaborasi sebagai bagian menuju keberhasilan menjadi petani modern," terangnya.
Diskusi Aceh Mandiri Pangan dihadiri oleh 74 peserta dari berbagai kalangan termasuk siswa siswi SMPIC (Islam Cendikia) Anak Bangsa Ulee Kareng, Santri Pesantren Baitul Quran Siem Aceh Besar, Pimpinan Pesantren HPAIC Seulawah, kalangan mahasiswa, guru, dosen, pengusaha makanan dan minuman serta kalangan ibu rumah tangga yang bersemangat untuk berkebun.
Kegiatan yang juga didukung penuh oleh Laznas Yakesma Aceh ini diharapkan menjadi momentum awal untuk memberikan motivasi seluruh keluarga di Aceh untuk dapat mengoptimalkan lahan pekarangan sebagai salah satu upaya meningkatkan ekonomi ekonomi keluarga sekaligus menjadi sumber pangan sehat bergizi.[*/Red]