Demikian disampaikan Karimah, salah seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung yang sedang melaksanakan KKN dari program Melayu Serumpun saat ditemui LintasAtjeh.com Sabtu (03/08/2024) di Lokop, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur.
"Pelatihan ini merupakan bagian dari rangkaian program KKN yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat melalui kegiatan yang bermanfaat dan berkelanjutan," ungkap Karimah.
Ia menjabarkan, kegiatan pelatihan tersebut dilatarbelakangi oleh rasa keprihatinan terhadap limbah minyak jelantah yang seringkali dibuang begitu saja sehingga dapat mencemari lingkungan.
"Saya bersama tim ingin mengedukasi masyarakat tentang cara mengolah limbah ini menjadi produk yang berguna, yaitu sabun. Selain mengurangi pencemaran lingkungan, pelatihan ini juga diharapkan dapat memberikan keterampilan baru kepada masyarakat, khususnya para siswa SMK, yang dapat mereka manfaatkan untuk menciptakan peluang usaha di masa depan," terang Karimah.
Ia menuturkan, pelatihan yang diikuti oleh sekitar 51 siswa SMK 1 Lokop tersebut berjalan dengan sukses dan mendapatkan respon positif dari kepala sekolah serta dewan guru di sekolah itu.
Karimah juga menyampaikan bahwa tentang pentingnya daur ulang minyak jelantah. Ia menjelaskan bahwa minyak jelantah yang dibuang sembarangan dapat mencemari tanah dan air, sehingga pengolahan limbah ini menjadi sabun merupakan solusi yang ramah lingkungan dan ekonomis.
"Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sabun dari minyak jelantah, yaitu, minyak jelantah yang sudah disaring, NaOH (natrium hidroksida) atau soda api, air, pewangi dan pewarna alami (opsional) serta cetakan sabun," ulasnya.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Dengan adanya keterampilan baru dalam mengolah limbah minyak jelantah menjadi sabun, masyarakat dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan sekaligus mendapatkan produk yang berguna.
Selain itu, sambung Karimah, keterampilan ini juga dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat.
"Kami berharap ilmu yang kami bagikan hari ini dapat bermanfaat bagi siswa dan masyarakat sekitar. Semoga ke depan, semakin banyak yang terlibat dalam kegiatan daur ulang dan pemberdayaan masyarakat seperti ini," katanya.
Pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah ini bukan hanya sekadar kegiatan akademis, tetapi juga merupakan bentuk nyata dari pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini, Karimah dan timnya telah menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam memberdayakan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.
Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, diharapkan akan semakin banyak mahasiswa yang terinspirasi untuk melakukan hal serupa, sehingga dapat memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat dan lingkungan.
Selama pelatihan, seluruh proses didokumentasikan dengan baik, baik dalam bentuk foto maupun video. Dokumentasi ini akan digunakan sebagai bahan evaluasi dan laporan kegiatan KKN, serta sebagai bahan sosialisasi agar lebih banyak orang mengetahui dan tertarik untuk mengikuti jejak mereka dalam mengolah limbah minyak jelantah.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, Karimah dan timnya berencana untuk membentuk kelompok kerja di sekolah yang akan terus mengembangkan dan mempraktikkan pembuatan sabun dari minyak jelantah.
Kelompok ini diharapkan dapat menjadi pionir dalam kegiatan daur ulang di lingkungan masyarakat Lokop. Selain itu, mereka juga berencana untuk mengadakan pelatihan serupa di dikalangan ibu-ibu dan pemudi. [*]