-->

Sejarah Pahlawan Mat Sisir dari Tanah Kluet

31 Juli, 2024, 20.52 WIB Last Updated 2024-07-31T13:52:16Z
LINTAS ATJEH | ACEH SELATAN - Mat Sisir ialah seorang pemuda atau masyarakat biasa dari tanah Kluet Timur Lawe Sawah, Kabupaten Aceh Selatan yang berjuang melawan penjajah dari  Aceh ini. 

Mat Sisir seorang pemuda pejuang sejati yang tidak pernah mengharapkan gelar atau kehormatan. Baginya, mengusir penjajah merupakan suatu kewajiban jika telah mengusik kehormatan bangsanya. 

Walaupun Mat Sisir tidak terkenal seperti Pahlawan Aceh Selatan yang lainnya seperti Tengku Raja Angkasa, Teungku Cut Ali dan Panglimo Rajo Lelo.  Dikarenakan beliau berjuang dengan sendirinya dalam menghadapi Kolonial Belanda pada masa itu.

Dikatakan bahwa Mat Sisir berjuang dengan sendirinya tanpa membuat kelompok tertentu seperti Pahlawan Aceh Selatan yang lainnya.

Mat Sisir dengan semangat yang begitu berani menumpas Letnan Belanda. Menurut penuturan masyarakat mengenai Mat Sisir sendiri di masa penjajahan di tanah Kluet, banyak sekali masyarakat diperbudak oleh kolonial Belanda. Melihat perilaku Belanda semakin menjadi-jadi  Mat Sisir pun telah menyiapkan sebuah parang sebagai alat untuk membunuh Letnan Belanda dengan beralaskan daun talas untuk memotong. Mat Sisir mengasah parangnya berulang kali agar parang itu nantinya benar bisa menghabisi Letnan Belanda tersebut.

Tingkah laku yang aneh diperlihatkan Mat Sisir inipun membuat masyarakat sekitar timbul pertanyaan karena untuk memotong daun talas tidak seharusnya pisau tersebut di asah berulang kali.

Setelah itu, hari yang dinantikan pun telah tiba pada saat warga di panggil untuk menyerahkan sebagian upeti atau pajak terhadap Letnan Yanderhokf, Mat Sisir hanya membawa sebilah parang yang sudah dipersiapkan di balik kain sarung yang menutupi tubuhnya. 

Tanpa pikir panjang, Mat Sisir mengeluarkan parang yang sudah diasah dan membunuh Letnan Kolonel Belanda Yanderhokf. Setelah kejadian tersebut Mat Sisir pun di tembak di tempat, pada saat menemui ajalnya Mat Sisir jatuh dan syahid dalam keadaan sujud 

Setelah kejadian tersebut, Mat Sisir dimakamkan di Lawe Sawah. Beliau gugur pada tahun 1922. Jarak tempuh dari Tapaktuan ke Makam Pahlawan Mat Sisir ini kira-kira sekitar 1 jam 8 menit (47,8 km).

Dikatakan bahwa tahun kelahiran beliau tidak diketahui karena hanya masyarakat biasa yang nekad mengusir penjajah Belanda dari tanah Kluet. 
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM 

Setelah kejadian tersebut, Panglimo Rajo Lelo melakukan musyawarah pada saat itu, Wantaser diangkat menjadi Panglimo Rajo ke IV (empat) menggantikan Abangnya, Abdul Malik, yaitu Panglimo Rajo Lelo III (tiga).

Pada tahun 1926 meletuslah perang kelulum di Kampung Sapik, Kecamatan Kluet Timur, di bawah pimpinan Panglimo Rajo Lelo IV.

Adapun keturunannya sebanyak tiga orang yakni dua orang laki-laki dan satu orang perempuan dimana diantaranya Nyak Mukmin, Timah Mani (perempuan), dan Sabil Iman. Sabil Iman sendiri lahir di dalam penjara dimana masa itu istri beliau dimasukkan ke dalam penjara sebagai akibat karena Mat Sisir telah membunuh Letnan Yanderhokf. Pada saat itu istri beliau tengah hamil lalu dibawa oleh letnan lainnya  sebagai jaminan karena suaminya telah membunuh Letnan Kolonel Belanda tersebut. 

Kemudian lahirlah Sabil Iman tersebut di dalam penjara, setelah begitu lahir lalu Letnan Belanda melepaskan istri beliau.

Salah satu tokoh masyarakat Jamalul Hakim mengatakan bahwa banyak pesan yang bisa kita gali dari kisah pahlawan yang begitu besar bagi negeri ini. Semangat dan juga keberanian rakyat Aceh untuk memberontak dan melawan penjajah dari Aceh khususnya di tanah Kluet.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu menghargai jasa para pahlawan. Harapan kami pemerintah memperhatikan makam ini, setara dengan pahlawan yang lainnya agar makam Mat Sisir ini bisa kita lihat sampai anak cucu kita nanti," harapnya.

Dikatakannya bahwa pada saat Mat Sisir meninggal dunia tempat kuburannya mengeluarkan cahaya. Begitu luar biasa para pejuang untuk mempertahankan Indonesia sampai harus nyawa sebagai taruhannya.

"Kita harus ingat kisah pahlawan untuk mempertahankan tanah NKRI ini dari tangan penjajah. Sejarah jangan dilupakan, ingat sejarah, ingat para pahlawan memperjuangkan negeri ini dari tangan kolonial Belanda pada masa itu," pesannya. 

Kisah perjuangan Mat Sisir walaupun adalah sebagai masyarakat biasa yang begitu luar biasa semangatnya untuk melawan penjajah Belanda pada masa itu harus di apresiasi serta diberikan penghargaan terhadapnya.

"Karena Mat Sisir melawan Belanda hanya dengan senjata pisau yang diasahnya berhari-hari untuk menumpas Letnan Kolonel Yanderhokf walaupun pada akhirnya Mat Sisir meninggal di tangan kolonel," bebernya. 

"Dari kejadian tersebut harapan masyarakat  Lawe Sawah adanya perhatian khusus dari pemerintah setempat agar diperhatikan juga walaupun tidak seperti makam Rajo Lelo maupun Tengku Cut Ali. Harapan dari masyarakat, agar makamnya dibuat pagar supaya tidak ada hewan ternak yang masuk kedalam makam tersebut.[Syahrul Amin/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini