-->

PSGA UIN Ar-Raniry Gelar Napak Tilas Bersejarah: Mengenang Perjuangan Perempuan Aceh

26 Juli, 2024, 23.09 WIB Last Updated 2024-07-26T16:09:46Z
LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Ar-Raniry mengadakan kegiatan napak tilas dengan mengunjungi beberapa situs bersejarah di Aceh, Kamis (25/07/2024).  Kegiatan ini melibatkan duta gender dan pegiat gender dari PSGA/PSW kampus se-Aceh dan luar Aceh, serta dipimpin oleh ketua PSGA, staf PSGA, dan para narasumber terkemuka seperti M. Ihsanudin, S.Hum, dan Dr. Marduati, MA.

Napak tilas ini dimulai dengan kunjungan ke Benteng Inong Balee, sebuah situs bersejarah yang mencerminkan keberanian pasukan perempuan Aceh di bawah pimpinan Laksamana Malahayati. Benteng ini merupakan simbol perjuangan perempuan Aceh dalam melawan penjajah dan menunjukkan kekuatan serta ketahanan mereka dalam mempertahankan tanah air.

Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Makam Laksamana Malahayati, seorang pahlawan perempuan yang terkenal karena kepemimpinan dan keberaniannya dalam pertempuran laut melawan penjajah. Makam ini adalah tempat penghormatan yang mengingatkan peserta akan jasa besar Malahayati dalam sejarah perjuangan Aceh. Kunjungan ini juga bertujuan untuk menginspirasi generasi muda dalam meneladani semangat dan dedikasi Malahayati.

Kegiatan diakhiri dengan kunjungan ke Benteng Indra Patra, sebuah peninggalan sejarah dari masa kerajaan Lamuri. Benteng ini tidak hanya merupakan struktur pertahanan yang penting, tetapi juga simbol strategi militer dan kekuatan kerajaan Aceh di masa lalu. Melalui kunjungan ini, peserta diharapkan dapat lebih memahami konteks sejarah dan strategi pertahanan yang digunakan oleh kerajaan Aceh dalam melawan berbagai ancaman.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM 

Adapun narasumber dalam kegiatan ini yaitu M. Ihsanudin, S.Hum, dan Dr. Marduati, MA, dengan memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya situs-situs bersejarah yang dikunjungi.

M. Ihsanudin, seorang ahli sejarah Aceh, menjelaskan peran strategis Benteng Inong Balee dalam perjuangan perempuan Aceh dan bagaimana situs ini mencerminkan kekuatan kolektif dan ketahanan pasukan perempuan pada masa itu. 

Sementara Dr. Marduati, MA, seorang akademisi yang berfokus pada studi gender, menekankan signifikansi makam Laksamana Malahayati dalam konteks kesetaraan gender dan kontribusi perempuan dalam sejarah militer Aceh. 

Kegiatan napak tilas ini bertujuan untuk memperkuat rasa kebanggaan terhadap sejarah lokal dan memperdalam pemahaman tentang kontribusi perempuan Aceh dalam sejarah. Selain itu, ini merupakan kesempatan bagi para duta gender dan pegiat gender untuk berdiskusi dan berkolaborasi, memperkuat jaringan, dan melanjutkan perjuangan dalam mempromosikan kesetaraan gender.

Ketua PSGA UIN Ar-Raniry mengatakan, kegiatan ini bukan hanya sekadar mengenang sejarah, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan dan inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang demi kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. 

"Kami berharap napak tilas ini dapat menambah wawasan dan semangat bagi para peserta untuk terus berkontribusi dalam masyarakat," harapnya. 

Dengan kegiatan ini, PSGA UIN Ar-Raniry menunjukkan komitmennya dalam memajukan studi gender dan anak, serta memperkuat hubungan antara akademisi, praktisi, dan masyarakat dalam upaya menciptakan dunia yang lebih adil dan setara.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini