KADIS (Kepala Dinas) Pariwisata Kutai Timur Nurullah mengungkapkan, pihaknya terus berupaya meningkatkan fasilitas di wilayah Pulau Miang untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kecamatan Sangkulirang. Pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut kini menjadi salah satu program prioritas dan menjadi salah satu sektor pariwisata Kutim dan nantinya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di luar dari sektor pertambangan
Karst Sangkulirang Mangkalihat terletak di Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Kutai Timur. Seperti halnya kawasan karst, lokasi dari Sangkulirang Mangkalihat ini pun dikelilingi oleh dinding-dinding terjal, gua bawah tanah dengan ukiran alam eksotis, serta perbukitan hijau yang membuat travelers terkagum-kagum. Keindahaan kelompok karst berukuran raksasa ini membenteng dari Kabupaten Kutai Timur hingga ke Kabupaten Berau.
Kawasan ini punya luas mencapai 1,8 juta hektar. Bahkan, area ini punya kawasan ekosisten inti seluas 550.000 hektar. Sungguh menjadi aset bangsa yang sangat berharga karena memiliki nilai ekonomi, budaya, sosial, dan ilmiah.
Selain potensi sungai bawah tanah yang bisa dimanfaatkan, kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat juga punya potensi alam lain yang bisa meningkatkan nilai ekonomi, seperti hutan kayu dan non kayu, batuan mineral, potensi wisata alam, serta sarang burung walet yang cukup menjanjikan.
Di tempat ini terdapat situs berharga, seperti untuk bidang plaeontologi, arkeologi, situs fosil, struktur geologi-mineral, litologi, serta beragamnya flora dan fauna endemik. Keberadaan gua-gua, sungai bawah laut, cadangan batu kapur dan bahan semen pun cukup melimpah sehingga cocok sekali dijadikan spot pariwisata alam.
Kekayaan yang tersimpan di antaranya adalah tambang batu bara, minyak bumi, serta beberapa mineral seperti granit, pasir kuarsa, lempung, batu gamping, dan masih banyak lagi. (liputan6.com 11/12/23)
Menjadikan pariwisata sebagai sumber pemasukan daerah sejatinya adalah solusi tambal sulam. Karena hanya memberikan efek kecil kepada sebagian masyarakat. Seperti hanya dalam hal UMKM, jasa transportasi seperti supir, jaga parkir, dan keamanan. Yang ada malah arus liberalisasi semakin terbuka lebar, karena para turis yang datang dari luar negeri, juga membawa gaya hidup mereka, mulai dari gaya hidup, kebebasan bertingkah laku, sampai menyuburkan seks bebas.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Potensi sumber daya alam dan energi di KuTim, sejatinya akan memberikan pendapatan daerah yang mumpuni, ketika dikelola oleh pemerintah dalam hal ini adalah negara, dengan berbasis islam politik.
Karena sejatinya islam adalah aturan kehidupan, yang tidak hanya mengatur ibadah ritual. Sebagaimana firman Allah SWT "Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam islam. Janganlan kalian mengikuti langkah-langkah syaithon. Sungguh syaithin itu musuh yang nyata bagi kalian". (Q.S Al-Baqarah ayat 208)
Islam menetapkan bahwa sumber daya alam energi adalah kepemilikan umum, yang harom dikuasai dan dikelola oleh individu maupun kelompok tertentu, sesuai sabda Rasulullah SAW "Kaum muslimin bersekutu (memiliki hak yang sama) dalam 3 hal : air, padang, dan api (HR. Abu Dawud)
Ketika islam dijadikan sebagai jalan mengelola kepemilikan umum ini, maka prinsip negara adalah pelayan masyarakat, pasti menjadi pijakan dan tujuan utama. Karena menyadari bahwa Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban mereka sebagai pengelola. Dan pasti akan menjauhkan pertimbangan ekonomis untung-rugi dalam pelayanan kebutuhan rakyat. Bisa dipastikan, hasil pengelolaan sumber daya alam baik dari tambang baru bara, tambang minyak bumi, bahkan mineral, akan menjadi sumber pendapatan negara yang kuat dan tetap, sehingga negara akan surplus pendapatan serta mampu mendistribusikan hasilnya secara adil dan proporsional kepada daerah/wilayah-wilayah sesuai dengan kebutuhan daerah tersebut.
Dari pendapatan pengelolaan sumber daya alam dan energi juga, akan menutup celah negara untuk melakukan hutang luar negeri. Karena sejatinya hutang luar negeri adalah jebakan yang berbahaya, yang akan mengancam kedaulatan suatu negara.
Sudah saatnya kita tinggalkan sistem kehidupan kapitalis-sekuler yang hanya memberikan kezoliman, kenestapaan, kesengsaraan bahkan bahaya bagi kita semua. Karena prinsip kapitalis-sekuleris bertentangan dengan fitrah kita sebagai manusia, yang pasti selalu bergantung kepada Dzat Maha Besar yakni Allah SWT, Al-Khaliq Al-Mudabbir, yang sudah menurunkan panduan hidup (islam) kepada kita, sebagai panduan hidup setiap hal dan setiap sendi kehidupan kita, mulai dari perkara ibadah sampai mu'amalah seperti sistem ekonomi, sistem politik dalam negeri, sistem pendidikan, bahkan sistem sanksi.
Dan adalah kewajiban bagi kita sebagai hamba Allah untuk mengikuti dan mengambil jalan islam politik sebagai panduan kehidupan kita, karena kita adalah makhluk yang berkarakter lemah dan terbatas, yang tidak mengetahui hakikat kebaikan dan kebenaran, kecuali apa-apa yang sudah Allah tetapkan kepada kita di dalam alqur'an, as-sunnah, ijma' sahabat dan qiyas syar'i. "Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta."" (QS. Ta-Ha 20: Ayat 124)
Wallahu'alam bisshowwab
Penulis: Lisa Oka Rina (Pemerhati Kebijakan Publik)