SAAT INI guru dan kepala sekolah di sibukkan dengan penyusunan RHK (Rencana Hasil Kerja) dan pengisian SKP (Sasaran Kinerja Pegawai). Akibat SKP dan RHK itu pula, guru akhirnya melupakan tugas utamanya, yakni mengajar kepada siswa-siswanya. Yang lebih miris, guru akhirnya sibuk berburu sertifikat yang bisa dijadikan bukti dukung untuk diunggah di PPM (Platform Merdeka Mengajar)
Sertifikat itu harus di dapatkan guru dengan mengikuti pelatihan, seminar, web onar, lokakarya dan lain sebagainya.Lantaran waktu habis untuk berburu sertifikat, keluarga di rumah pun bahkan sampai tak terurus. Banyak yang beranggapan bahwa kini guru lebih sibuk dengan tugas admistrasi.
Curhatan protes para guru, juga merupakan protes yang dilayangkan kepada Kementrian Riset dan Teknologi atau Kemdikbudristek. Pojoksatu.id (16/1/2024)
Pendidikan dan pembinaan generasi itu bukan pekerjaan gampang, itu pekerjaan berat dan aslinya pekerjaan itu tidak hanya dilakukan oleh orang tua dan guru, tapi juga ada peran negara .
Punya generasi yang baik, yang sholih itu mutlak ya di perlukan oleh kita , oleh umat islam. Nah kalau kita bicara generasi muda, sejatinya ini yang sedang diperhatikan dan peduli terhadap kelompok mayoritas dari umat ini 80 persen umat islam, ini adalah para pemuda. Coba bayangkan jika jumlah besar ini adalah berwujud manusia seutuhnya memiliki pemikiran lurus dan benar sikapnya, santun moralnya.
Guru memiliki peran vital sebagai pengajar dan pendidik. Artinya pendidikan mempengaruhi output generasi yang dihasilkan. Jika sistem pendidikan itu baik ,pendidikan itu memenuhi kualifikasi sebagai pengajar.
Dari sisi idealisme, guru ingin memberikan yang terbaik bagi para siswanya. Namun apa daya sistem yang ada tidak memberikan peluang bagi para guru untuk mewujudkan idealismenya.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Disaat seorang guru ingin memajukan anak didiknya dengan materi pelajaran, ia terkendala secara sistemis. Baik terkendala karena kompetensi IT, kurangnya pelatihan terkait komputer IT. Guru juga dituntut agar bisa beraptasi dengan berbagai jenis platform pembelajaran virtual dalam waktu singkat. Mereka juga dituntut membuat materi pembelajaran yang benar-benar jelas. Belum lagi guru harus memastikan bahwa mereka mendapatkan atensi peserta didik dalam lingkungan virtual.
Akibatnya banyak guru yang tertekan, karena mereka seringkali tidak mencapai target pembelajaran, berbagai permasalahan yang dialami para guru dalam mewujudkan kualitas dirinya sebagai pendidik di hari ini menjadi catatan buram bagi penguasa dalam sistem kapitalis sekuler dalam mengelola pendidikan.
Hal ini sangat berbanding terbalik dengan sistem islam. Jika dilihat dari konsep maupun fakta penerapan sistem islam. Sistem Islam wajib memberikan jaminan berlangsungnya pendidikan berkwalitas, dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang bisa menunjang para guru bisa memberikan pembelajaran yang optimal. Juga memberikan suasana belajar yang nyaman bagi para pelajarnya.
Semua kebutuhan dasar masyarakat harus dijamin negara, termasuk kebutuhan pada aspek pendidikan. Pendidikan adalah hak asasi bagi seluruh warga. Sikap negara ini berdasarkan sabda Nabi SAW, " Imam itu adalah pemimpin dan ia akan di minta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya." (HR. Al Bukhari)
Atas dasar inilah sistem islam akan memenuhi kewajiban penyelenggaraan pendidikan. Negara juga akan mencetak para guru yang berkwalitas dan handal dalam mendidik siswanya.
Menyiapkan materi pembelajaran yang tepat yang sejalan dengan kurikulum pendidikan islam. Negara juga wajib menyelenggarakan pelatihan yang memadai bagi para guru agar memiliki kwalitas terbaik dalam proses belajar mengajar, yaitu guru yang bisa menanamkan pola pikir dan pola sikap islam.
Wallahualam bishowab
Penulis: Siti Hadijah S.Pdi (Pengamat Kebijakan Publik)