Truk bermuatan solar hasil olahan minyak mentah ilegal sedang melintas menuju Sumatera Utara |
(Baca: Takuti Wartawan, Mwr "Boss Minyak Ilegal" Diduga Catut Nama Aparat Negara)
"Memang Mwr tidak memiliki dapur pengolahan minyak mentah, tapi dia punya pewarnanya, sehingga untuk penjualan seluruhnya di bawah kendali boss mafia minyak ilegal," terang sumber yang enggan disebutkan namanya saat ditemui LintasAtjeh.com di Peureulak, Aceh Timur, Senin (05/02/2024).
Ia memaparkan bahwa pengiriman minyak Pertalite hasil olahan minyak mentah Ranto Peureulak itu ke Bireuen, Lhokseumawe, Sigli, Takengon dan Banda Aceh. Dan di setiap daerah itu ada gudang pengepulnya.
"Seperti di daerah Takengon, sebelum disalurkan ke kios-kios untuk dipasarkan. Minyak Pertalite itu yang harganya dibawah Pertalite dari SPBU itu ditampung di sebuah gudang," papar mantan supir yang pernah menjadi anak buah Mwr itu.
"Sebenarnya kasihan masyarakat yang kendaraannya menggunakan Pertalite hasil olahan minyak mentah itu, karena kendaraan akan cepat rusak," imbuhnya.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Menurutnya, Mwr sudah bisa dikatakan sebagai "boss mafia minyak ilegal" karena seluruh pengiriman hasil olahan minyak mentah ilegal Ranto Peureulak dibawah kendalinya.
"Pertalite itu dipasarkan ke beberapa daerah di Aceh, sedangkan jenis solar di jual ke Sumatera Utara dan Riau," ujarnya.
Saat ditanya apakah pernah ditangkap aparat negara yang bertugas di Aceh? Sumber menjelaskan bahwa setiap pengiriman Mwr memanfaatkan beberapa oknum aparat negara untuk pengawalan. Jika terjadi penangkapan, maka oknum aparat itu yang bertanggungjawab untuk negosiasi agar dapat dibebaskan.
"Terkadang kita juga kasih melihat oknum aparat negara itu yang bekerja tanpa ada hasilnya, karena oknum tersebut mendapatkan imbalan tidak sesuai yang dijanjikan boss mafia minyak ilegal itu. Hanya cukup untuk beli sebungkus rokok dan segelas kopi saja," sebutnya.
Selain tidak berkomitmen, sambung sumber, Mwr kerap mendzalimi oknum aparat negara yang dimanfaatkan untuk mengawal pengiriman bisnis ilegalnya. Karena setelah diperkenalkan kepada atasan oknum aparat negara itu, maka Mwr tidak akan lagi membayar jasa pengawalan ke oknum tersebut.
Sementara itu, Mwr saat dikonfirmasi LintasAtjeh.com melalui telepon seluler, "Boss mafia minyak ilegal" itu langsung melakukan pemblokiran. Dan saat LintasAtjeh.com mendatangi warung kopi miliknya, Mwr langsung pergi untuk menghindari konfirmasi pemberitaan. [Sm]