BERULANG KALI, Palestina dirundung duka. Dunia pun kembali menyaksikan penderitaan tanah Palestina yang terperangkap dalam cengkeraman penjajahan zionis Yahudi. Di tengah pembantaian keji yang dilakukan oleh Yahudi, dukungan kemerdekaan Palestina dari berbagai penjuru dunia terus merayap seperti gelombang tsunami. Mereka pun menyuarakan hal yang sama yaitu #FreePalestine.
Dukungan tersebut juga tampak di Paser, Kalimantan Timur. Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Paser pada Kamis (19/11/2023) berjalan tak seperti biasanya. Mulai unsur pimpinan hingga anggota DPRD Paser ramai-ramai mengenakan syal bendera Palestina dan Indonesia. Mulai Ketua DPRD Paser H Hendra Wahyu, Wakil Ketua DPRD H Abdullah dan Fadly Imaman, para ketua fraksi dan anggota tampak mengenakan di bagian leher mereka. Hendra Wahyudi mengaku pengenaan syal tersebut bentuk dukungan terhadap masyarakat Palestina atas terjadinya peperangan. Hendra juga berharap seluruh masyarakat dan anggota DPRD Paser dapat mendoakan warga Palestina untuk bersabar dan segera merdeka seperti Indonesia (Pusaranmedia.com, 19/11/2023).
Diketahui, perang antara Palestina dan entitas Yahudi yang berlangsung sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan korban di jalur Gaza yang melampaui 14.000 orang. Direktur Jenderal kantor media pemerintah yang dikelola Hamas Ismail al-Thawabta dalam sebuah konferensi pers mengatakan bahwa di antara korban tewas terdapat 5.840 anak-anak dan 3.920 perempuan. Sementara jumlah korban luka mencapai lebih dari 33.000 orang. Ismail menambahkan, jumlah orang hilang lebih dari 6.800, termasuk 4.500 anak-anak dan perempuan. Ini yang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel (RRI.co.id, 23/11/2023).
Butuh Dukungan Nyata
Kebiadaban zionis dengan serangan yang membabi-buta sungguh menyayat hati kaum Muslim. Jika perang ini terus berlanjut, maka korban semakin bertambah, mereka pun akan menderita berkepanjangan. Yang lebih memilukan, saat menyaksikan sikap para pemimpin Arab dan Muslim yang tak pernah berubah dalam merespon tragedi di Palestina dari dulu sampai sekarang. Mereka hanya sibuk mengecam dan mengutuk, bahkan ada yang diam membisu. Ada juga sebagian lainnya mengirimkan bantuan keuangan dan logistik seadanya. Lalu mereka merasa puas dengan tindakan itu. Inilah pengkhianatan mereka terhadap kaum Muslim dan negeri Palestina. Padahal mereka punya kekuatan militer besar yang bisa dipakai untuk menyelamatkan Palestina sekaligus menghancurkan zionis tersebut.
Mengapa hal demikian bisa terjadi? Karena hal tersebut merupakan dampak perjanjian Sykes-Picot yang telah merobek-robek kaum muslim menjadi kepingan-kepingan kecil. Negeri-negeri Muslim sibuk dengan urusannya masing-masing. Sekat nasionalisme telah mengoyak ukhuwah di antara umat muslim dunia. Negeri-negeri Muslim juga telah tersandera oleh kepentingan politik, takut pada negara penyokong Yahudi Israel yakni AS.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Sebagai Muslim, sudah menjadi kewajiban kita untuk mendukung kebebasan Palestina. Dukungan tersebut bukan sekadar tuntutan moral kemanusiaan, tapi ikatan akidah dan ukhuwah islamiah mestinya menjadi pendorong terkuat. Sehingga dukungan nyata bagi warga Palestina adalah dengan mengusir kaum Yahudi. Mereka hanya bisa diusir dari tanah suci tersebut dengan mengerahkan pasukan militer. Allah SWT. berfirman,
وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ
“Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (TQS Al-Baqarah: 191).
Oleh karena itu, sudah sepantasnya para pemimpin Arab dan Muslim mengirimkan tentara mereka untuk membantu para mujahidin Palestina dalam mengusir zionis penjajah dari negara itu.
Solusi Hakiki Kemerdekaan Palestina
Tragedi Palestina sudah berumur sekitar 75 tahun. Selama itu pula sudah tidak terhitung korban di pihak rakyat Palestina oleh kebiadaban Yahudi. Kekejaman demi kekejaman yang dilakukan oleh Yahudi seolah tidak pernah akan berhenti. Terus berulang dari waktu ke waktu, bahkan hingga hari ini. Oleh karena itu, yang dibutuhkan oleh Palestina dan seluruh kaum muslim adalah seorang Khalifah, pemimpin kaum muslim sedunia. Rasulullah SAW. telah bersabda, “Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakangnya kaum muslim berperang dan berlindung.” (HR Al-Bukhari Muslim).
Khalifahlah yang akan menyerukan sekaligus memimpin langsung pasukan kaum muslim di seluruh dunia untuk membebaskan tanah Palestina dan menyelamatkan mereka dari penjajahan Yahudi. Bahkan Khilafah pula yang akan menyelamatkan kaum muslim di berbagai negeri di mana mereka ditindas. Di sinilah pentingnya umat untuk serius dan sungguh-sungguh dalam memperjuangkan kembalinya Khilafah Islamiyyah.
Pada masa Rasulullah SAW. kaum Yahudi di Madinah terusir dari Madinah setelah mereka melakukan pengkhianatan terhadap negara Islam dan kaum muslim. Pada masa Kekhalifahan Umar bin Al-Khaththab ra. pernah menandatangani Perjanjian Umariyah bersama Uskup Yerusalem Sofronius. Di antara klausulnya adalah tidak mengizinkan seorang Yahudi pun tinggal di tanah Palestina. Begitupun dengan Sultan Abdul Hamid II yang membentengi Palestina untuk terakhir kali dari tipu daya gembong Yahudi Theodor Herzl. Kala itu Herzl mencoba menyogok Khalifah dengan uang yang sangat banyak dan berjanji akan melunasi utang-utang Khilafah Utsmaniyah. Namun, harga diri dan girah Islam Sultan Abdul Hamid II amat tinggi hingga Ia pun menolak tawaran tersebut.
Dengan demikian, kemerdekaan bagi Palestina hanyalah dengan Khilafah. Khilafah adalah perisai yang akan melindungi umat sehingga mereka aman dan terlepas dari jeratan penjajahan zionis. Maka, berdakwah untuk menerapkan syariat Islam dalam bingkai Khilafah Islamiyyah adalah kontribusi nyata bagi terselesaikannya konflik Palestina. Semoga Allah SWT. segera memberikan pertolongan-Nya pada umat Muslim. Wallahua'lam bishshawab
Penulis: Ita Wahyuni, S.Pd.I (Pemerhati Masalah Sosial)