-->

Sistem Islam Menjamin Pelayanan Kesehatan Hakiki

21 November, 2023, 18.12 WIB Last Updated 2023-11-21T11:12:34Z
PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC), holding rumah sakit (RS) BUMN menyiapkan langkah transformasi melalui pemanfaatan ekosistem digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

“Pemanfaatan ekosistem digital dapat meningkatkan inovasi bisnis dan daya saing di bidang kesehatan,” ujar Direktur Medis IHC dr Lia Gardenia Partakusuma berkaitan dengan momentum Hari Kesehatan Nasional 2023.

Menurutnya, ekosistem digital sektor kesehatan mengacu pada jaringan teknologi, perangkat dan pemangku kepentingan yang saling terhubung dan bekerja sama untuk menyediakan layanan perawatan kesehatan yang komprehensif dan tanpa batas.

Beberapa teknologi yang terkait dengan digitalisasi layanan kesehatan, antara lain e-MR, Internet of Things (IoT), Wearable Devices, dan Telemedicine.

Tantangan yang dihadapi dalam digitalisasi layanan kesehatan, antara lain masalah interoperabilitas, masalah keamanan, dan peraturan yang kompleks. Namun, ekosistem digital memberikan solusi untuk mengatasi tantangan ini dengan menghubungkan dan mengoordinasikan sistem dan data perawatan kesehatan secara aman.(JPNN.com 12/11/2023)

Hari Kesehatan Nasional  2023 yang  mengangkat tema 'Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju’.  Indonesia maju tentu membutuhkan SDM yang berkualitas. Namun sayangnya saat ini masih banyak  persoalan Kesehatan yang menghambat terwujudnya SDM berkualitas, seperti tingginya stunting dan kemiskinan, mahalnya layanan Kesehatan dan kualitas layanan kesehatan yang masih jauh dari harapan.  

Transformasi Kesehatan seharusnya lebih mengarah pada masalah utama, yaitu terselesaikannya persoalan Kesehatan yang belum terselesaikan dan bukan memprioritaskan transformasi ekosistem digital karena hal itu termasuk dalam hal teknis.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM 

Permasalahan utama kesehatan yang kita hadapi sampai detik ini, adalah buah dari penerapan sistem kehidupan kapitalisme di semua bidang kehidupan, termasuk bidang kesehatan. Yakni menjadikan kesehatan itu sebagai barang komoditas, seperti jual beli barang pada umumnya.

Konsekuensinya adalah peran negara sebagai pengelola dan pihak yang paling bertanggungjawab, telah terpinggirkan dan dihilangkan, dan digantikan pihak swasta (coorporate) sebagai satu-satunya pihak pengelola, baik swasta dalam negeri maupun luar negeri.

Munculnya banyak rumah sakit swasta, dengan biaya tinggi, serta sistem administrasi yang ruwet, adalah bukti bidang kesehatan sudah menjadi barang komoditas yang dijalankan swasta (coorporate).

Belum lagi, karena penerapan ekonomi kapitalistik, penguasaan dan pengelolaan SDA yang melimpah di negeri ini, jatuh ditangan korporasi, baik asing maupun dalam negeri. Sehingga hasil pengelolaan SDA yang harusnya untuk kas negara, meluncur kepada para korporasi.

Hal ini sangat berbeda jauh dari sistem kehidupan islam. Islam agama yang Allah turunkan, sudah memberikan petunjuk kehidupan bagi umatnya, bahwasanya kita adalah hamba Allah, makhluk yang tunduk kepada aturan-aturan Allah, dan ketundukan itu ternilai sebagai bentuk ibadah kepada Allah, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku" (TQS. adz-Dzariyat ayat 56).

Keseriusan negara dalam menjalankan tanggung jawab dan perannya sebagai pihak utama mengurusi urusan masyarakat di bidang kesehatan, adalah dikarenakan mencontoh perbuatan suri tauladan Nabi Muhammad SAW sebagai kepala negara di Madina.

Ketika itu Beliau SAW pernah mendapat hadiah seorang dokter. Lalu beliau menetapkannya sebagai dokter bagi kaum muslim. Kenyataan bahwa hadiah yang datang kepada Rasulullah SAW namun beliau tidak mengambil dan memanfaatkannya untuk dirinya sendiri, tetapi dijadikan sebagai milik kaum muslim, hal ini merupakan dalil bahwa pengobatan (kesehatan) juga merupakan salah satu kemaslahatan kaum muslim.

Hal ini ditopang dan didukung juga dari penerapan sistem ekonomi islam, yang menjalankan ekonomi real dengan prinsip SDA adalah kepemilikan umum, yang harom dikuasai sekelompok orang apalagi korporasi, sebagaimana disebutkan dalam sebuah Hadits riwayat Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda "Kaum muslimin bersekutu (memiliki hak yang sama) dalam 3 hal: air, padang, dan api". (HR. Abu Dawud).

Pemberian pelayanan kesehatan yang optimal, yang dibarengi dengan optimalisasi kesehatan dengan digitalisasi, adalah sebuah keniscayaan yang bisa terwujud dalam sistem kehidupan yang menerapkan islam secara utuh dan menyeluruh, karena pelayanan ini merupakan amanah yang akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah di akhirat kelak. 

Wallahu'alam bisshowwab

Penulis: Lisa Oka Rina (Pemerhati Kebijakan Publik)
Komentar

Tampilkan

Terkini