-->

Liberalisasi Menggerus Generasi

07 Oktober, 2023, 15.44 WIB Last Updated 2023-10-07T08:44:29Z
PADA tanggal 29 September 2023 kemarin di Lapangan Parkir Stadion Madya Sempaja Samarinda Kalimantan Timur, salah satu Universitas keislaman di Kaltim menghadirkan event musik. Acara ini telah mendapatkan perhatian besar, mengingat kolaborasi yang digelar bertema “Gass Yuck” dengan pesan jargon yang kuat, mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya mahasiswa untuk berpartisipasi dalam meningkatkan perekonomian lokal. 

Tidak hanya menghadirkan semangat kolaboratif, acara itu juga menawarkan pengalaman yang tak terlupakan melalui deretan bintang tamu yang spektakuler. Di antaranya Idgitaf, Ghea Indrawari, dan Shaggydog, adalah beberapa nama besar yang memeriahkan event tersebut. (Sumber seremonia.id)

Sekuler Menghasilkan Liberalisasi

Konser musik menjadi salah satu daya tarik untuk memasarkan nilai liberal yang menginjak norma agama Islam. Aktivitas campur baur (ikhtilat) yang dilarang oleh Islam, nyanyiannya pun jauh dari nuansa islami dan justru membawa pendengarnya menuju kemaksiatan. Berbagai konser musik telah mengeksploitasi jiwa anak muda dan menguras kantong mereka. Mereka mengidolakan para idola di luar Islam astaghfirullah.

Para generasi telah teracuni dengan pemikiran sekuler yaitu memisahkan agama dari kehidupan sehingga melahirkan paham liberalisme atau kebebasan. Akibatnya generasi terjerumus dalam kehidupan yang rusak dan melanggar norma agama. Ada berbagai buah dari paham liberalisme yang menggerus remaja, di antaranya free sex, aborsi, narkoba dan pelaku kriminal. Selain itu jiwa generasi yang pragmatis, rapuh, dan bergaya hidup ala kapitalis yang hedonis. 

Pendidikan Islam Solusi Terbaik

Sistem pendidikan Islam memiliki visi yang jelas, yakni mencetak generasi dengan pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan Islam (syaksiyah islamiah). Dengan kurikulum yang berlandaskan akidah Islam, bukan sebuah utopia lahir generasi yang tinggi akhlaknya, cerdas akalnya, dan kuat imannya. Ditopang dengan ekonomi Islam yang menyejahterakan dan kebijakan yang bersumber pada syariat Islam, seluruh elemen masyarakat dapat merasakan hak pendidikan secara gratis. 

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

Negara berperan dalam menjamin hak pendidikan, menyusun kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam, dan menciptakan lingkungan dengan ketakwaan komunal melalui sistem pergaulan Islam. 

Tidak kalah penting, orang tua harus memiliki bekal pemahaman Islam secara kafah agar tidak salah dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya. Dengan begitu, anak-anak tumbuh dalam suasana kondusif dan tercipta kepribadian Islam yang unik dan khas.

Keteladanan yang dapat kita contoh adalah nabi Muhammad SAW yang keseluruhan pribadinya adalah kebaikan di semua bidang kehidupan. Patut kita teladani bagaimana ibadah, akhlak hingga pemerintahan. 

Selain itu ada para sahabat dan sahabiyyah yang memberikan kontribusi terbaik untuk Islam. Peradaban Islam telah banyak melahirkan cendekiawan dan ilmuwan yang ahli berbagai bidang. Semisal Al Khawarizmi, seorang ahli matematika, dikenal Barat dengan Algebra atau Aljabar. Dengan kecerdasannya, beliau merumuskan hitungan matematika jauh lebih mudah dengan angka nol ketika kala itu Peradaban Romawi masih menggunakan angka romawi yang susah dipelajari.

Selain itu, seorang ahli kimia, Jabir Ibnu Hayyan atau dikenal dengan nama Ibnu Geber hingga rumusan beliau menjadi dasar bagi ilmuwan Barat di bidang kimia. Bapak kedokteran dunia, Ibnu Sina atau dikenal Avicenna, Ibnu Rusyd, Al-Farabi, dan lainnya menjadi bukti bahwa ulama pada masa peradaban Islam tidak melulu lihai dalam ilmu agama, namun juga menguasai ilmu umum, sains dan teknologi.
Wallahu'allam bishowab

Penulis: Leha (Pemerhati Sosial)
Komentar

Tampilkan

Terkini