-->

Islam Mampu Menjadikan Generasi yang Bertaqwa

22 Oktober, 2023, 21.30 WIB Last Updated 2023-10-23T02:03:37Z
MELIHAT kondisi disekitar banyaknya generasi yang berprilaku yang menyimpang dan bebas serta melakukan kriminalitas  (seperti pacaran, tawuran, geng motor ) dengan melihat usianya yang dibilang cukup muda.                            

Sehingga Akhlak dan sopan santun terhadap orangtua dan yang lebih tua pun tidak  ada, perintah dan larangannya pun sering dibantah hingga dilawan dan tidak  mau di atur, sesukanya bertingkah laku. 

Ditambah lagi teknologi di tengah tengah generasi hingga  membuat remaja sekarang  lebih banyak didalam kehidupan media sosial, dari pada di dunia nyata dan hingga lupa waktu dan hingga tidak peduli dengan sekitarnya, dan lupa dengan waktu ibadah sholat dan ngaji dan ibadah mahdah lainnya.

Disisi dunia nyatapun generasi juga malah sibuk dengan eksistensi dirinya ,sehingga generasi berada dalam masa yang kritis dan darurat karna adanya sebab dibalik rusak nya generasi saat ini.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM 

Inilah ulah dari sekulerisme kapitalisme membuat membuat generasi rusak dari prilakunya dan menghilangkan peran yang seharusnya ada didalam diri  seorang generasi.

Sekularisme telah merenggut peran generasi yang dimana dipisahkan moral agama dari kehidupan dan menjadi kan generasi yang  makin jauh dari prilaku yang bertakwa. Dengan melihat masa labil yang sedang mereka jalani sebagai seorang remaja, diperlukan bimbingan khusus dari lingkup keluarga hingga masyarakat. 

Namun sayang, lingkungan yang tidak kondusif menambah tantangan tersendiri bagi para pemuda untuk tetap istiqamah pada jalan ketaatan. Tak jarang, perilaku-perilaku menyimpang dan arogan ditengah masyarakat muncul karena kurangnya kepedulian dari sekitarnya dan cuek dengan dalih yang penting bukan anakku keluarga ku, bukan saudaraku , kelompok ku dan sebagainya.

Di lingkungan sekolah pun sama, Sistem pendidikan yang berbasis sekuler saat ini, telah mencetak generasi muda yang minim akan pemahaman agama. Kurikulum yang disediakan tak memprioritaskan pelajaran agama berupa akidah dalam pembelajarannya. 

Terbukti dengan hanya diadakannya satu kali pertemuan mata pelajaran PAI dan budi pekerti dalam satu minggu yang tentu saja tak sebanding dengan pelajaran lainnya yang bersifat duniawi. Maka dari itu, perlu adanya solusi tuntas untuk menangani kasus yang satu ini. Edukasi dan sosialisasi saja tidak cukup, karena hanya merupakan tambal sulam yang tidak efektif.

Di sisi negara pun yang paling penting dan strategis dalam membentuk kepribadian remaja dan melindungi remaja dari kerusakan adalah penguasa. Hal ini dikarenakan penguasa memiliki wewenang untuk menerapkan berbagai kebijakan baik di bidang politik, ekonomi, sosial maupun pendidikan, tidak hanya itu penguasa memiliki wewenang mengontrol dan menindak tegas hal-hal yang bisa merusak generasi terutama dari media, baik media cetak ataupun elektronik dengan menutup situs-situs yang berisi konten yang memberi pengaruh buruk dalam pendidikan dan pembinaan anak. 

Namun sayang penguasa abai terhadap pembentukan moralitas remaja. Persoalan pembentukan moral remaja hanya dipandang sebatas urusan personal yang menjadi tanggung jawab keluarga. Yang pada akhirnya negara lebih banyak melakukan tindakan kuratif yang tidak menyentuh pada akar permasalahan, di bandingkan tidakan preventif. Alhasil moral generasi makin rusak dan jauh dari kata bertakwa.

Sesungguhnya muara segala permasalahan yang dihadapi negeri ini termasuk kenakalan remaja adalah buah dari diterapkannya aturan kapitalisme sekuler. Pemisahan agama dari kehidupan (sekulerisme) yang menjadi dasar di terapkannya aturan ini (kapitalisme) telah melarang agama (islam) mengatur masalah kehidupan. 

Lalu bagaimana islam membentuk generasi yg bermoral bertaqwa? Islam agama yang sempurna bukan hanya mengatur masalah ibadah ritual saja, tetapi dalam islam pun punya caranya dalam membentuk generasi yg bertaqwa dan berjiwa pemimpin.

Ada beberapa cara dalam islam untuk membentuk generasi yang bertaqwa:

Pertama, Islam akan membentuk karakter pelajar yang baik melalui pendidikan berbasis Islam, ditambah dukungan orang tua untuk mendidik anak, mengajarkan kepada mereka tentang pembentukan keimanan yang kuat agar dia paham untuk apa dia diciptakan. 

Kedua, lingkungan masyarakat yang positif, saling mendukung antar tetangga, adanya pengontrolan tingkah laku pelajar agar mereka tahu batasan halal dan haram. 

Ketiga, negara dengan sistem Islam (Khilafah) akan membentuk kepribadian pelajar melalui kurikulum pendidikan yang berakidah Islam. Pelajar tidak hanya pandai dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga sekaligus mahir dalam ilmu agama (akhirat). 

Para pelajar akan menghabiskan waktunya untuk menggapai rida Allah. Mereka akan menjadi ulama, ilmuwan, mujahid, mujtahid, pemimpin yang taat kepada Allah, dan dapat berkontribusi dalam kejayaan Islam. 

Lagi lagi tetap hanya negara lah  yang menerapkan sistem Islamlah yang mampu menjaga dan memenuhi setiap kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah kebutuhan akan penjagaan akidah para generasi muda.

Negara akan memastikan terjaganya akidah setiap individu, salah satunya dengan menerapkan kurikulum pembelajaran yang menanamkan akidah. Negara juga akan menyuasanakan lingkungan yang mampu mendorong para generasi muda untuk senantiasa taat kepada Allah Swt. Maka, sudah menjadi tugas kita untuk mengembalikan kehidupan Islam yang mampu menjaga akidah masyarakat dengan menerapkan sistem Islam secara kaffah. Wallahua’lam bishshawab.

Penulis: Devi Ariani (Pemerhati Ummat) 
Komentar

Tampilkan

Terkini