-->

KDRT Terus Berulang, Umat Butuh Sistem Islam

23 September, 2023, 09.40 WIB Last Updated 2023-09-23T02:40:18Z
SEORANG SUAMI bernama Nando (25 tahun) tega membunuh istrinya Mega (24) di rumah kontrakannya di Kampung Cikedokan, RT 01, RW 04, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis sekitar pukul 22.00 WIB.

Kapolsek Cikarang Barat AKP Rusna Wati mengatakan, Nando membunuh istrinya karena kesal ketika ditanya masalah uang belanja. "Sebelum melakukan pembunuhan, pelaku dan korban sempat cekcok masalah ekonomi," kata Rusna di Mapolsek Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Selasa (13/9/2023). Republika.co.id.

Miris! Akhir-akhir ini memang banyak pemberitaan mengenai KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga). Faktor penyebab terjadinya KDRT pun beragam. Mulai dari tingginya beban hidup, gaya hidup yang amat buruk, lemahnya kemampuan mengendalikan diri, tidak paham agama dan lain-lain. Fakta di atas sesungguhnya adalah akibat dianutnya paham sekularisme kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Akibatnya merusak dan merobohkan pandangan mengenai keluarga.

Paham inilah yang membuat pelaku KDRT tega melakukan aksi biadab, tidak mampu mengontrol emosinya, rapuh dan kosong jiwanya. Sistem saat ini membuat para kepala keluarga susah mendapatkan pekerjaan. Akhirnya, para istri ikut menyangga kebutuhan perekonomian keluarga. 

Negara yang seharusnya menjadi penjamin ekonomi masyarakat, tidak mampu mengendalikan buruknya perekonomian dan kesejahteraan rakyatnya. Ekonomi yang terpuruk bisa menyebabkan keretakan rumah tangga makin besar. Beban hidup yang jauh dari kata sejahtera menyebabkan banyak hak dari anak dan istri tidak tertunaikan.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM 

Sekularisme kapitalisme menghilangkan fungsi qawwamah/ pemimpin pada laki-laki sebagai pencari nafkah dan pelindung keluarga. Seorang ayah yang tidak paham agama, akhirnya mengelola rumah tangga tanpa aturan agama. Alhasil, KDRT pun makin marak. Sistem sekuler kapitalis biang terjadinya seluruh problematika rumah tangga, termasuk KDRT. Maka seharusnya masyarakat menyadari, kasus demikian bukan semata karena  permasalahan individu, akan tetapi lebih dikarenakan persoalan sistemik yang membutuhkan solusi yang sistemik pula.

Di dalam Islam peran laki-laki sebagai _qawwam_ / seorang pemimpin. Rasulullah saw. bersabda, "Laki-laki atau suami adalah pemimpin bagi keluarganya, kelak ia akan ditanya (dimintai pertanggung jawaban) tentang mereka." (HR. Bukhari No 2554 dan Muslim No1829)

Kewajiban laki-laki sebagai pemimpin adalah kemuliaan yang Allah berikan kepada laki-laki. Maka laki-laki tidak boleh bersikap masa bodoh, keras kepala, apalagi kasar terhadap keluarga. Ia harus memperlakukan isteri dan anaknya dengan penuh kasih sayang, penuh kelembutan dan mendidik mereka dengan akidah Islam. Selanjutnya suami pun berkewajiban memberikan nafkah pada keluarga dengan cara makruf. Termasuk menafkahi dan memenuhi apa saja yang dibutuhkan. 

Oleh karena itu, kepemimpinan laki-laki atas perempuan adalah kepemimpinan yang menegakkan urusan-urusan perempuan. Kepemimpinan ( _al-qawwamah_ ) merupakan kepemimpinan yang mengatur dan melayani, bukan kepemimpinan instruksional dan penguasaan. Ketika suami mampu menegakkan fungsi qawwamah dan istri mampu menegakkan fungsi _ummun warabbatul bait_ , akan terciptalah keluarga sakinah mawadah warahmah.

Membentuk profil laki-laki sebagai _qawwam_ tidak hadir secara individu, harus ada peran negara dalam membentuknya. Negara itu disebut Khilafah. Khilafah akan menerapkan sistem pendidikan dan kurikulum yang melahirkan generasi untuk membentuk pola pikir dan pola sikap Islam, dipimpin oleh syariat Islam.
 Wallahu'alam

Penulis: Rosyidah Muslimah, S.Kom.I (Pemerhati Masalah Sosial)
Komentar

Tampilkan

Terkini