-->

SDA Melimpah, Lapangan Kerja Susah

12 Agustus, 2023, 15.06 WIB Last Updated 2023-08-12T08:06:24Z
KOTA BONTANG adalah sebuah wilayah yang berada di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Dikenal sebagai kota industri yang menyandang status sebagai salah satu penghasil gas alam terbesar di Indonesia. 

Di kota ini berdiri tiga perusahaan besar di bidang yang berbeda-beda, yaitu Badak NGL (gas alam), Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Urea, Amonia liquid dan Pupuk NPK) dan Indominco Mandiri (batubara) serta memiliki kawasan industri petrokimia yang bernama Kaltim Industrial Estate. Kota Bontang sendiri merupakan kota yang berorientasikan di bidang industri, jasa serta perdagangan. Gas Alam Cair (LNG) merupakan komoditas utama yang menopang perekonomian dan menghasilkan devisa yang besar bagi negara. 

Ironinya pengangguran di Bontang kini menyentuh angka 7,81 persen dan termasuk tertinggi di Kaltim. Padahal dalam Perda Bontang nomor 10/2018 tentang Rekrutmen dan Penempatan Tenaga Kerja yang mengatur pemberdayaan masyarakat atau tenaga lokal Bontang di setiap perusahaan sebanyak 75 persen dan 25 persen dari pekerja luar Bontang. (RadarBontang.co, 1/7/2023) 

 Pengangguran Akibat Kapitalisme

Tidak dapat dipungkiri penyebab tingginya pengangguran adalah penerapan sistem ekonomi kapitalis, yaitu sistem yang menyerahkan pengelolaan dan penguasaan sumber daya alam kepada pihak individu dan swasta baik lokal maupun asing. Sementara negara hanya sebagai regulator antara pengusaha dengan rakyat. Negara yang bertanggung jawab menyediakan lapangan pekerjaan untuk rakyat malah menyerahkan kepada pihak korporasi dan pemilik modal salah satunya dengan investasi sehingga penyerapan tenaga kerja jadi terbatas. SDA yang melimpah hanya dinikmati oleh para investor-investor dan segelintir orang saja. 

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM 

Hal ini otomatis menimbulkan kesenjangan ekonomi yang berakibat terjadinya kemiskinan. Dengan adanya kemiskinan maka warga tidak dapat memperoleh pendidikan yang berkualitas karena berbiaya mahal. Akhirnya dengan pendidikan seadanya hanya sebagai buruh saja. Sementara perusahaan lebih tertarik merekrut pekerja dari luar daerah bahkan luar negeri. 

 Islam Menyediakan Lapangan Kerja

Padahal jika negeri ini mau menerapkan aturan Islam dengan totalitas maka pengangguran dapat diatasi karena Islam sebagai pedoman hidup memiliki aturan yang sempurna. Dengan mekanisme sumber daya alam diposisikan sebagai kepemilikan umum (rakyat). Hanya boleh dikelola oleh negara untuk dikembalikan keuntungan atau kebermanfaatannya bagi rakyat dalam bentuk pelayanan, pendidikan, kesehatan dan keamanan.

Untuk SDA yang membutuhkan usaha ekploitasi dan pengelolaan khusus sebelum didistribusikan ke masyarakat seperti migas batubara dan lain-lain maka negara membutuhkan pekerja dalam jumlah yang besar. Di sinilah negara memperkerjakan rakyatnya sebagai tenaga ahli dan terampil. 

Pemimpin Islam tidak akan membiarkan pihak swasta apalagi pihak asing untuk bebas membuka usaha di bidang-bidang industri strategis kecuali di bawah pengawasan dan kendali negara. Selain itu negara akan membuka iklim usaha di tengah masyarakat dengan memberikan modal secara cuma-cuma hingga memberi dukungan infrastruktur. 

Ajaran Islam menetapkan mekanisme jaminan kesejahteraan dimulai dari mewajibkan seorang laki-laki untuk bekerja. Namun, hal ini tentu butuh support sistem dari negara, berupa sistem pendidikan yang memadai sehingga seluruh rakyat khususnya laki-laki memiliki kepribadian Islam yang baik sekaligus skill yang mumpuni. 

Sesuai sabda Rasulullah Saw: "Khalifah (pemimpin) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggungjawab atas pengurusan rakyatnya" (HR. Al Bukhari) 

Demikianlah seorang pemimpin dengan posisinya sebagai pelayan umat akan mampu menjamin kesejahteraan masyarakat melalui penerapan sistem Islam kaffah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt agar selamat dunia akhirat. Dengan Islam maka sumber daya alam melimpah akan berkorelasi pada kesejahteraan rakyat, pekerja pun mudah didapat.

Wallahu'alam bishowab

Penulis: Leha (Pemerhati Sosial) 
Komentar

Tampilkan

Terkini