-->

Salah Kaprah Memaknai Kemerdekaan

22 Agustus, 2023, 16.12 WIB Last Updated 2023-08-22T09:12:45Z
PERINGATAN Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2023 kali ini mengangkat tema "Terus Melaju Untuk Indonesia Maju." Tema ini merefleksikan semangat Bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan perjuangan dan pembangunan, berkolaborasi bersama memanfaatkan momentum ini untuk mewujudkan Indonesia Maju.

Perayaan Bulan Kemerdekaan yang telah berlangsung sejak lama dan menjadi tradisi di masyarakat perlu disemarakkan tidak hanya dengan menyelenggarakan upacara 17 Agustus tetapi juga diisi dengan beragam lomba, pertunjukan yang penuh semarak, keriaan, dan kebersamaan, serta acara syukuran memanjatkan Do’a kepada Allah SWT dan lain sebagainya. Baca disini

Hari kemerdekaan merupakan hari dimana seluruh rakyat Indonesia merayakan dengan penuh suka cita dan peringatan hari bersejarah terbebas dari penjajahan fisik. Merdeka secara fisik inilah yang sangat urgensi di kalangan masyarakat Indonesia. Namun, faktanya setelah terbebas dari penjajahan fisik negeri-negeri muslim termasuk negeri ini harus dihadapkan dengan realita yang tidak bisa di sangkal yakni penjajahan  pemikiran yang menjauhkan umat dari pemahaman Islam kaffah dengan mengadopsi pemikiran sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) kehidupan sekuler menjadikan manusia merasa paling berhak menentukan kebahagiaannya sendiri terlebih hukum yang di terapkan hari ini semua hasil dari warisan para penjajah yang notabene makin menjauhkan dari pengaturan yang kaffah. Faktanya saat ini kita menyaksikan para elit politik, asing-aseng dengan mudah menguasai kekayaan sumber daya alam yang sebenarnya hak mutlak milik rakyat tetapi para elit mengambil kesempatan dengan dalih investasi untuk perbaikan rakyat.

Sungguh! kemerdekaan  ini perlu di renungkan kembali terlebih berbagai seremoni yang diadakan hanyalah sebuah peringatan atas terbebasnya dari penjajahan fisik. Cita-cita yang besar yakni keadilan, kemakmuran, dan kesejahterahan merupakan harapan seluruh bangsa namun semua itu masih sebatas harapan, terbukti pendidikan yang berkualitas belum merata diseluruh negeri  padahal dalam Pasal 31 ayat (1), “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Agar melahirkan generasi yang beriman dan bertakwa. 

Harapan untuk melahirkan generasi yang beriman dan bertakwa belum benar-benar terwujud dengan banyaknya kasus tindak kriminal, seks bebas, narkoba, pinjaman online, kenakalan remaja dan berbagai penyimpangan lainnya yang di lakukan generasi dengan beragam cara. Semua itu telah nyata kita saksikan dan merupakan kerusakan yang disebabkan oleh sistem kapitalisme. Bahkan tidak hanya itu tingkat kemiskinan masih meningkat yang mengakibatkan banyaknya pengangguran, kebutuhan pokok rakyat belum sepenuhnya terpenuhi dan berbagai tagihan bulanan seperti pajak dan lain sebagainya.

Padahal kekayaan alam yang besar seharusnya mampu menopang seluruh kebutuhan rakyat namun, lagi-lagi mereka para korporasi menikmati sumber daya alam (SDA) hasil laut, hasil hutan, minyak dan gas dikuasai itu semua dengan mudah dimiliki. Selain itu berbagai proyek  yang di kerjakan, justru sebagian macet terbengkalai yang kemudian menjadi beban ditambah lagi hukum yang diadopsi tajam ke atas tumpul ke bawah. Semua ini perlu direnungkan kembali makna kemerdekaan yang hakiki. 

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM 

Andai para pahlawan masih hidup mereka pasti menangis melihat negeri ini bercokol dengan barat, anak-anak bangsa jauh dari indentitas sebagai anak bangsa yang bertakwa. Di atas sistem sekuler individu menjalani kehidupan berdasarkan   hawa nafsu yang begitu antusias dalam mencari kebahagiaan dunia.

Islam adalah agama yang sempurna paripurna mencakup semua hal. Tentu hal-hal yang menyangkut kehidupan bermasyarakat dan bernegara namun saat ini Islam menjadi asing bagi para pemeluknya benarlah sabda Rasulullah SAW :

لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ
تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ

“Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantunganpada simpul berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah masalah hukum dan yang paling akhir adalah sholat.” (HR.Ahmad).

Islam menjadi cahaya yang mampu mengeluarkan manusia  dari penghambaan selain Allah SWT termasuk segala bentuk hukum-hukum manusia yang lemah dan terbatas. Sebagaimana Firman Allah SWT : 

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ تِبْيَٰنًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ

Artinya:

Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (QS. An-Nahl : 89)

Dalam Islam kemerdekaan hanya akan terwujud jika seluruh aturan dari Sang Pencipta diterapkan di seluruh negeri mau menerima Islam sebagai aturan perundang-undangan termasuk negeri ini maka seluruh umat akan meraih kemerdekaan yang hakiki tanpa adanya tekanan dari berbagai pihak yang menghilangkan dan malingkan ajaran Islam dari umat, bahkan kekayaan alam di negeri muslim seperti aset negara. Merdeka juga ketika negara ini lepas dari kerja sama dengan barat, terlepas dari riba, terlepas dari segala bentuk penghambaan kepada selain Sang Pencipta Allah swt.

Mari bersatu dalam mewujudkan sistem Islam dan meninggalkan sistem kufur yang telah banyak merusak tatanan kehidupan, semoga momen kemerdekaan ini Allah Swt selaku pemilik alam semesta memberikan petunjuk untuk menyegerakan sistem Islam ditegakkan secara sempurna. Sebagai wujud dari rasa syukur atas nikmat iman yang tiada tara. Wallahu a’lam Bishowab.

Penulis: Milda, S.Pd (Aktivis Muslimah)
Komentar

Tampilkan

Terkini