Informasi yang dihimpun LintasAtjeh.com, Jumihar Sitanggang yang menjabat sebagai Asisten Proses beserta tiga orang karyawan lainnya sedang memperbaiki mesin conveyor untuk pembakaran boiler saat itu mengalami masalah tehnis.
Ketika korban berjalan di atas mesin conveyor ternyata plat pijakan tersebut sudah rapuh sehingga korban terperosok dan jatuh tepat di atas rantai conveyor yang mengakibatkan korban tergiling oleh rantai conveyor.
Korban yang sudah meninggal dunia dengan kondisi tangan patah , kaki kanan putus, perut bagian bawah koyak sehingga isi bagian dalam perut keluar dan tubuh penuh luka-luka itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Langsa.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Humas PKS PT Ensem Sawita, Melyana saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp tidak mau memberikan keterangan. Sedang Tobing meminta LuntasAtjeh.com untuk menghubungi pihak manager Pabrik.
"Langsung konfirmasi Manager Pabrik saja bg," jawab Tobing singkat saat dihubungi melalui telepon seluler
Sementara itu, Pesta Kristina Sinurat (47), istri korban yang ditemui setelah keluar dari ruang forensik RSUD Langsa mengatakan, saya tidak tau penyebab dan masalahnya apa, tiba-tiba sudah menjadi mayat. Kakinya putus dan kepalanya pecah.
"saya sedang mencari pihak dari perusahaan, tidak ada satupun mereka yang nampak disini, tadi mereka ada cuma mengantar keruangan forensik," ujar Kristina.
"saya juga sedang menunggu pihak keluarga lainnya dari Aek Kanopan. Ini anak saya mau ke Pabrik mengambil Jas suami, mau ganti baju sebelum di formalin," pungkas istri korban mengakhiri. [Sm]