Komunitas Thalassemia berjumlah 70 orang tersebut merupakan gabungan dari 3 wilayah yaitu Kota Langsa, Aceh Tamiang dan Aceh Timur, yang mana para pesertanya banyak dari kalangan anak-anak yang didampingi oleh orang tuanya masing-masing.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Langsa, Sri Yulizar Pohan mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman yang baik bagi masyarakat untuk mengetahui apa itu JKN dan BPJS Kesehatan, kemudian bagaimana cara mengakses pelayanannya.
"Kita harapkan setelah kegiatan ini, masyarakat yang dulunya masih bingung bagaimana cara berobat, sekarang telah mengerti tata cara atau prosedur pengobatan yang benar dan dapat dijamin oleh program JKN," kata Sri Yulizar.
Dirinya juga menjelaskan, BPJS Kesehatan merupakan badan hukum publik yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan memiliki tugas untuk menyelenggarakan JKN bagi seluruh rakyat Indonesia, sedangkan program JKN sendiri merupakan program jaminan sosial sesuai amanah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004.
"Kami terus berupaya meningkatkan transformasi mutu layanan agar dapat dirasakan oleh peserta dengan mudah, cepat dan setara dalam mengakses layanan baik administrasi di kantor cabang maupun di fasilitas kesehatan termasuk anak dengan Thalassemia," jelasnya.
Menurutnya, anak dengan Thalassemia (penderita kelainan darah bawaan yang ditandai jumlah sel darah merah dalam tubuh kurang dari normal) saat ini membutuhkan perawatan jangka panjang dengan biaya perawatan dan obat-obatannya yang tidaklah murah, bahkan bisa mencapai puluhan hingga belasan juta rupiah setiap bulannya.
"Akan tetapi dengan memanfaatkan Program JKN, para anak dengan thalassemia bisa memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai tanpa khawatir terbebani biaya besar,” ucap Sri.
Sri juga menginfokan, bahwa BPJS Kesehatan telah memiliki kanal layanan untuk melayani masyarakat, baik secara tatap muka maupun non tatap muka, untuk layanan tatap muka seperti kantor cabang atau kantor kabupaten/kota, BPJS Kesehatan memiliki program BPJS Keliling dan BPJS Siap Membantu (SATU) di rumah sakit.
"Sedangkan untuk pelayanan tanpa tatap muka masyarakat bisa mengakses aplikasi mobile JKN, pelayanan administrasi melalui WhatsApp (PANDAWA), BPJS Kesehatan Care Center 165, chat asisten JKN (CHIKA) dan website BPJS Kesehatan," jelasnya.
"Kita juga berharap adanya sinergi yang didukung oleh insan pers pada kegiatan ini, agar informasi terkini terkait program JKN dapat diterima secara merata oleh masyarakat di seluruh Indonesia," tutup Sri Yulizar Pohan.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Sementara itu, Ketua Popti Cabang Langsa, dr. Reni Suryanti, SpA mengapresiasi apa yang telah dilakukan BPJS Kesehatan dalam menyampaikan informasi program JKN bagi komunitas karena bisa dijadikan untuk bertukar pikiran dan sumber informasi yang akurat, terutama untuk menangkal banyaknya informasi hoax yang beredar.
“Dengan program JKN, anak dengan thalassemia mendapatkan pertolongan medis dengan cepat, apalagi sudah dilakukan penyederhanaan layanan sejak tahun 2021, tanpa perlu melalui proses administrasi yang panjang," sebut dr. Reni.
Pasalnya, sambung dr. Reni, anak yang mengalami Thalassemia bergantung seumur hidup pada transfusi darah, obat anti hemofilia dan obat kelasi besi, sehingga apabila mereka tidak mendapatkan perawatan tersebut, kondisi kesehatannya bisa memburuk dan bahkan berujung pada kematian.
"Perawatan untuk penyakit thalassemia memang memerlukan biaya yang tidak sedikit, tanpa adanya program JKN, biaya tersebut akan terasa memberatkan, bahkan bisa-bisa penderita gagal mendapatkan pertolongan tepat waktu karena hambatan biaya,” tuturnya.
Reni menambahkan, dengan kegiatan yang diselenggarakan tersebut membuat masyarakat lebih mengenal program JKN dan penyakit Thalassemia dan tentunya kegiatan ini sebagai bentuk dukungan dan perhatian pada anak dengan thalassemia dari BPJS Kesehatan.
"Salah satu yang membuat penderita semangat dalam menjalani pengobatan adalah dengan berkumpul dan bersilaturahmi dengan kerabat seperti kegiatan kita ini," pungkasnya. [*]