AMERIKA SERIKAT (AS) dikenal dengan status negara superpower dan menancapkan pengaruhnya di level internasional. Dominasinya telah berjalan selama puluhan tahun sejak Perang Dunia II.
Namun, Bank Of America (BofA) memperkirakan Amerika Serikat akan mengalami kemuduran pada Kuartal I-2023
Dilansir dari Business Insider ”proses penyempitan moneter pada tahun 2023 akan memberikan dampak pada sektor perekonomian”
Lunturnya AS sebagai negara superpower sudah di perkirakan jika di lihat dari nilai dollar yang setiap tahun semakin menurun.
Menelik dari wawancara Joshua Pardede kepada Kumparan, ”tren dolar AS kini berbalik melemah di awal tahun 2023 ini dikarenakan pengaruh dari ekspetasi pelaku pasar bahwa inflasi AS masih menambah tren penurunan” (12/1).
Melemahnya nilai dolar AS bisa saja di pengaruhi dari kebijakan pemerintah China yang mana China mulai merenggangkan kebijakan zero COVID -19 hal ini berdampak pada sentiment positif di mata uang Asia. Jika di lihat, hampir secara keseluruhan negara Asia termasuk indonesia cenderung bergantung pada kinerja perekonomian China.
Hingga kini upaya 'membuang' dolar AS dilakukan sejumlah negara. Di antaranya negara-negara yang bergabung dalam BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan).
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Di segi pergaulan internasional, AS pun mulai "dilupakan" beberapa negara termasuk sekutu dekatnya. Sebut saja Arab Saudi yang tiba-tiba membina hubungan kembali dengan Iran, di bawah mediasi China, sebagaimana diberitakan Reuters dan AFP.
Belum lagi Prancis, usai Presiden Emmanuel Macron menemui Presiden China Xi Jinping Macron mengatakan Eropa harus mengurangi "ketergantungannya" pada AS.
Eropa dengan tegas, menghindarkan diri dari terseret ke dalam konfrontasi antara AS dan China atas Taiwan. Macron, dimuat Politico, menekankan teori "otonomi strategis" untuk Eropa, yang mungkin dipimpin oleh Prancis untuk menjadi negara adikuasa ketiga.
Aroma kemunduran ini juga pernah diprediksi oleh sejarawan Amerika Serikat, Alferd McCoyr Menurutnya kenaikan harga, upah yang stagnan dan daya saing internasional yang mulai pudar akan datang.
Sebetulnya pernyataan Alferd ini sudah mulai terlihat. Amerika Serikat (AS) kini mulai "dijauhi" sejumlah negara. Ini terlihat dari mata uang, dedolarisasi, hingga trend pergaulan global.
Sebagaimana dipaparkan Nicholas Kitchen & Michael Cox dalam "Power, structural power, and American decline" (Cambridge Review of International Affairs, 2019), penyebab kemunduran saat memasuki abad ke-20 ini disebabkan karena AS membuat seluruh dunia kecewa karena agresi militer dan sistem kapitalismenya.
Khusus yang pada terakhir, model kapitalisme Amerika Serikat yang sebelumnya begitu dominan dipandang telah merusak politik, menghambat pertumbuhan, dan melemahkan daya tarik AS dalam tatanan global. Berhubung mulai melemah, di sinilah China muncul dan bangkit.
Merujuk data IMF, pada 2000 PDB China hanya 7% dunia. Namun, dua dekade kemudian, nilainya berlipat ganda menjadi hampir 19%. Pada periode yang sama, PDB AS justru merosot dari 20% menjadi hampir 16%.
Berbagai ramalan serta prediksi bahwa sudah akan habis nya masa kejayaan AS salah satu nya, Mengutip Big Think, pada tahun 2025 kemungkinan besar kekuatan AS sudah compang-camping dan memudar. Lalu lima tahun kemudian, dollar AS akan kehilangan statusnya sebagai mata uang dunia yang berakibat pada hilangnya hegemoni AS di dunia.[*/Red]