SETELAH usai masa pandemi Corona, rakyat masih dihantui munculnya berbagai penyakit lama yang berkembang cepat tak kalah berbahaya mengancam nyawa orang dewasa hingga anak anak . Setelah gagal ginjal akut kini TBC (Tuberculosis) mengalami peningkatan angka kasus TBC pada anak dalam 2 tahun terakhir di sejumlah daerah termasuk salah satunya di kota Bontang Kaltim, pada 2021 angka kasus yang terjadi 81 kasus, dan meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2022 menjadi 237 kasus.
Peningkatan kasus TBC di dalam negeri ini menempatkan Indonesia berada di peringkat kedua dunia dengan jumlah kasus TBC terbanyak. Kondisi ini mencerminkan banyak hal mulai dari buruknya upaya pencegahan ,buruknya higiene sanitasi, rentan nya daya tahan, kegagalan pengobatan, rendahnya pengetahuan hingga lemahnya sistem kesehatan, ketahanan pangan dan pendidikan. Disamping itu tingginya kemiskinan dan stunting serta terbatasnya sarana kesehatan memberikan kontribusi besar memperparah keadaan.
Kelemahan sistem penanganan dalam masalah kesehatan dan penyebaran penyakit dalam negara ini membuat kasus yang terjadi mengalami lonjakan drastis di tiap tahunnya. Secara nasional kasus TBC anak yang terjadi terdapat 100.726 kasus di tahun 2022, setelah sebelumnya terjadi 42.182 kasus di tahun 2021. Lonjakan kasus TBC pada ini menunjukkan betapa minimnya harapan hidup sehat bagi generasi kita dimasa datang. Padahal berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menangani termasuk menggandeng ormas , melakukan kerjasama luar negeri hingga tingkat who. Namun alih alih menekan kasus TBC anak justru meningkat drastis.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Imran Pambudi menyebut kelompok buruh dan dan petani menjadi dua profesi paling rentan penularan tuberkulosis. Ada sekitar 54.800 buruh dan 51.900 petani yang terpapar tuberkulosis hal ini dikarenakan lingkungan kerja yang tidak sehat dan minimnya kemampuan melakukan terapi pengobatan. Dr Imran menyebutkan hanya sekitar 7.800 orang yang mampu melakukan terapi pengobatan. (Detik.com /17/03/2023)
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Besarnya jumlah kasus penyakit berbahaya dalam negara kini tentunyaa tidak bisa dilepaskan dari penerapan sistem kapitalis sebagai asas dalam pengaturan di semua sektor kehidupan masyarakat termasuk kesehatan yang memiliki banyak kelemahan dan kejam yang dalam konsepnya mengesampingkan kepentingan rakyat. Karena dalam sistem kapitalis yang berasas sekuler ini kesehatan dianggap sebagai komoditas di sektor jasa publik yang dijalankan dengan mekanisme bisnis untuk mencari keuntungan sehingga berbayar tinggi untuk rakyat. Bagi kalangan rakyat menengah kebawah yang tidak mampu membayar biaya pengobatan yang memadai bagi penyakitnya maka cenderung membiarkan dengan obat seadanya dan akhirnya penyakit tidak tertangani dan menularkan kepada lingkungannya termasuk kalangan anak anak yang sangat rentan tertular TBC dari orang dewasa.
Sangat berbeda dengan konsep pengaturan kesehatan dalam konsep sistem Islam. Kesehatan dalam pandangan Islam dianggap kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi oleh negara sebagai bentuk pelayanan terhadap rakyatnya. Negara tidak boleh menjadikannya sebagai lahan bisnis . Seluruh biaya dalam pengobatan akan dipenuhi negara dari kas badan keuangan negara Baitul mal yang memiliki berbagai pos pemasukan yang mencukupi untuk membiayai kesehatan rakyat. Salah satunya adalah pemasukan dari hasil pengelolaan SDA milik umum seperti tambang batubara, minyak , emas yang jumlahnya melimpah di negeri ini. Dengan pengelolaan mandiri dalam pengaturan sistem ekonomi Islam , pembiayaan kesehatan akan mampu diberikan kepada rakyat dan mencegah terjadinya penularan wabah penyakit.
Seorang pemimpin negara dalam sistem Islam juga dituntut untuk dapat berperan penuh dalam penanganan penyakit menular ini termasuk juga menyediakan pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyat nya. Hal ini akan dijalankan penuh tanggung jawab menggunakan semua elemen pemerintah dibawahnya, menggerakann berbagai dinas dan departemen terkait secara terintegrasi agar tercipta iklim hidup yang sehat bagi seluruh rakyat dengan jangkauan pelayanan menyeluruh seluruh wilayah negara tanpa perbedaan. Pembangunan rumah sakit dengan standar pelayanan terbaik , menjaga konsumsi makanan sehat dan bergizi bagi anak anak dan rakyat selalu tersedia, serta membangun sarana olahraga, kesehatan dan pendidikan dengan akses mudah dan murah bagi rakyat.
Syariat Islam memberikan konsep pengaturan yang sempurna untuk seluruh urusan kehidupan termasuk pengaturan kesehatan dan pencegahan penyakit menular berbahaya. Bila jaminan kesehatan diwujudkan dengan konsep Islam maka akan mudah menurunkan angka penularan penyakit di tengah masyarakat dan jaminan hidup sehat akan terwujud bagi rakyat. Karena pemimpin Islam akan menjalankan sistem ini dengan penuh kesadaran akan amanah dan tanggung jawab kepada sang Kholiq Nya semata, bukan untuk mencari keuntungan finansial dan bisnis.
Wallahua'lam bishowab. Wassalam.
Penulis: Diana Damai Pertiwi, S.Hut (Aktivis Muslimah Balikpapan)