Foto: Arie Pratama
LINTAS ATJEH | JAKARTA - Wilayah kerja (WK) migas yang berada di Aceh yakni Andaman I, Andaman II, dan Andaman III gagal menjadi tempat cadangan gas terbesar Indonesia. Padahal, pemerintah sempat menyebut-nyebut wilayah itu sebagai lokasi cadangan gas terbesar di dunia.
Cadangan gas itu bisa menjadi yang terbesar di dunia apabila ketiga wilayah kerjanya memiliki besaran cadangan yang serupa. Kementerian ESDM mencatat untuk area Andaman ini, cadangan terakumulasinya sebesar 4,86 miliar barel oil equivalent (BOE).
Kendati begitu, Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, khusus untuk WK Andaman III yang dikelola Repsol 51% dan Harbor Oil sebesar 49% menunjukkan sumur yang kering atau dry hole.
"Kalau Andaman III tampaknya Repsol dry hole kemarin, jadi kita tidak terlalu berharap kepada Repsol di Andaman III," ungkapnya saat rapat dengan DPR, dikutip Sabtu (17/12/2022).
Dengan adanya indikasi sumur kering tersebut, Tutuka tidak berharap banyak terhadap WK Andaman III untuk diandalkan menjadi "Harta Karun". Kenyataan pahit ini harus dihadapi meskipun WK Andaman III sebelumnya pemerintah perkirakan memiliki recovery reserve sebesar 1,89 miliar barrel oil equivalent (BOE).
Walaupun pengeboran sumur tak membuahkan hasil hingga kini, Tutuka berujar, Repsol masih berencana untuk melanjutkan proses pengeboran lebih dalam lagi pada 2023. Namun, rencana kelanjutan pengeboran ini belum memiliki detil yang diterima pemerintah.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Jika pengeboran ini membuahkan hasil, Tutuka mengatakan, wilayah Andaman kemungkinan bisa masuk dalam area giant discovery yang berpotensi menjadi temuan cadangan migas terbesar dunia.
Terutama jika Repsol selaku operator Blok Andaman III kembali mengulang kesuksesan yang dilakukan oleh Premier Oil di Andaman II.
"Blok Andaman III kan oleh Repsol, kalau ini ketemu juga ini bisa menjadi penemuan besar dunia. Kalau di sana ketemu, menyebarnya ke Thailand karena arahnya ke sana jadi luar biasa kalau ada," katanya.
WK Andaman I, Andaman II, dan South Andaman masih memiliki harapan menjadi 'Harta Karun' migas RI. WK Andaman I dikelola oleh MP sebesar 80% dan sisanya oleh Harbor Energy sebesar 20%. Adapun, recovery reserve atau pemulihan cadangan sebanyak 239 juta BOE.
Untuk itu Tutuka menyebutkan bahwa WK Andaman I direncanakan akan on stream atau beroperasi mulai 2030 mendatang. "Wilayah Andaman I dengan recovery reserve sebesar 239 juta barrel oil equivalent yang rencananya akan onstream rencananya 2030," ungkapnya.
Untuk wilayah Andaman II dikelola oleh Harbor Energy sebesar 40%, MP sebesar 30%, dan BP sebanyak 30%. Menurut Tutuka, WK Andaman II memiliki recovery reserve sebesar 2,02 miliar BOE dan akan mulai beroperasi pada 2028.
Adapun pada WK South Andaman dikelola oleh MP sebanyak 80% kemudian oleh Harbor Oil sebesar 20%. Tutuka menyebutkan bahwa recovery reserve South Andaman sebesar 709 juta BOE. Oleh karena itu South Andaman akan beroperasi pada 2030.[cnbcindonesia]