Bung Jack menyampaikan bahwa jika faktanya produksi dalam negeri masih mampu memenuhi permintaan pasar maka aktivitas impor ini betul betul akan membuat para petani menangis dan akan sangat terpukul dengan kebijakan pemerintah tersebut.
Dikatakannya, keputusan impor beras akan membuat harga beras petani menjadi anjlok bahkan bukan tidak mungkin menjadi tidak laku. Padahal para petani butuh kehadiran pemerintah dalam hal ini Menteri Pertanian untuk membela dan melindungi serta memikirkan aktiviats petani baik hulu maupun hilirisasinya.
"Sekali lagi saya Achmad Sazali meminta kepada Presiden Jokowi untuk kembali meninjau hasil keputusan Ratas yang ada dan untuk segera mungkin memecat Menteri Pertanian yang memang tidak paham dan tak memiliki keseriusan dalam memimpin Kementerian Pertanian," ketusnya.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) saat berada di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022) kemarin menyampaikan bahwa impor 200 ribu Ton beras dilakukan secara bertahap mulai hari ini.
"Beras impor ini berkualitas premium yang akan dijual sampai ke konsumen seharga Rp 9.000 sampai Rp 9.500 per kilogram. Jadi dengan jumlah ini berasnya premium kita jualnya Rp 8.300/kg (ke pedagang). Kalau kita lihat visualisasinya beras itu premium Rp 11.000. Bulog kan menjual Rp 8.300/kg. Di pasaran paling mahal Rp 9.000, Rp 9.300 sampai Rp 9.500 hingga ke konsumen," kata Buwas.
Ia menyampaikan bahwa seluruh beras sebanyak 200 ribu ton yang diimpor itu sampai di Indonesia 24 Desember 2022. Sementara hari ini memang masih bertahap sampai di dalam negeri.
Beras impor yang datang di Pelabuhan Tanjung Priok untuk kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP) di wilayah Jakarta. Hari ini juga datang sekitar 5.000 ton di Pelabuhan Merak, untuk kebutuhan CBP di gudang Bulog Banten. Artinya secara total sebanyak 10.000 ton beras impor datang hari ini.
Pemerintah sendiri mengizinkan dan menugaskan Bulog untuk impor beras sebanyak 500 ribu ton. Hanya saja tahun ini karena sudah di akhir tahun, baru mendapatkan 200 ribu ton untuk CBP. Buwas menargetkan sisa sebanyak 300 ribu ton akan datang mulai Januari hingga 12 Februari tahun 2023. Jadi, untuk impor bulan Desember ini, tidak membuat CBP di Bulog mencapai minimal 1 juta ton. [*]