Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto (tiga dari kiri) menyerahkan secara simbolis bantuan dana Rp250 juta kepada Bupati Aceh Tamiang, H.Mursil, SH, M.Kn, yang didampingi Ketua DPRK, Suprianto,ST, di lokasi pengungsian Gedung Nasional Kualasimpang, Selasa (08/11/2022).
LINTAS ATJEH | ACEH TAMIANG - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto didampingi Deputi Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setyawan, beserta Kakordalops BNPB Brigjen TNI Lukmansyah melakukan peninjauan langsung kondisi banjir di Kabupaten Aceh Tamiang.
"Kami hadir untuk memastikan penanganan darurat bencana berjalan dengan efektif," kata Suharyanto sebagaimana dikutip dalam siaran pers BNPB di Jakarta, yang diterima LintasAtjeh.com, Selasa (08/11/2022).
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto di lokasi pengungsian Gedung Nasional Kualasimpang pada Selasa (8/11) juga menyerahkan bantuan sebesar Rp750 juta di berikan BNPB paska bencana banjir yang melanda hampir seluruh wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang selama sepekan kemarin.
Setibanya di Aceh Tamiang, Suharyanto berkunjung ke salah satu lokasi pengungsian warga terdampak banjir di Gedung Nasional, Kecamatan Kota Kualasimpang, dan menyerahkan bantuan dana siap pakai (DSP) dari BNBP sebesar Rp 750 Juta untuk mendukung penanganan banjir di kabupaten tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNPB Letjen Suharyanto mengatakan, jumlah bantuan yang diberikan itu, dapat dipergunakan oleh pemerintah daerah untuk kebutuhan logistik korban banjir dan juga biaya penanganan lainnya.
"Rp.250 juta untuk kebutuhan logistik di setiap posko pengungsian, sedangkan Rp.500 juta untuk biaya penanganan operasional dan lainnya," sebut Suharyanto.
Turut disampaikan oleh Suharyanto bahwa selain memberikan bantuan kebutuhan makanan terhadap korban banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, BNPB juga akan memprioritaskan pembangunan tanggul sungai yang berada di wilayah hilir kabupaten tersebut
"Tadi saya bersama unsur pemerintah daerah telah melakukan rapat, salah satunya membahas permasalahan tanggul di wilayah hilir,” terang Suharyanto, dan mengatakan pembahasan itu, dirasakan cukup penting dilakukan mengingat Kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah yang setiap tahunnya dilanda banjir.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Bila perlu, lanjutnya lagi, anggaran taktis yang dimiliki BNPB nantinya akan digunakan untuk pembangunan tanggul sungai di Aceh Tamiang.
"Terlepas nantinya siapa yang akan mengerjakannya, yang penting tanggul itu terbangun," tegasnya Suharyanto sembari mengaku, akan membantu dan merecovery semua yang terdampak banjir di Aceh Tamiang.
Sementara itu, Bupati Aceh Tamiang H. Mursil, SH, M.Kn, mengaku akan terus mendorong pihak pemerintah provinsi dan juga pusat untuk membantu pemulihan di segala sisi paska banjir yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang.
"Sudah kita sampaikan ke pak Suharyanto, semua sudah disetujui," ungkap Mursil.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Minggu (06/11/2022) pukul 15.00 WIB, banjir yang merendam dua belas kecamatan di Aceh Tamiang setelah diguyur hujan lebat pada Senin (31/10/2022) dan merendam 7.700 rumah warga dengan tinggi muka air mencapai 1,2 meter.
Adapun kecamatan yang terdampak meliputi Kecamatan Tamiang Hulu, Bandar Pusaka, Sekerak, Karang Batu, Manyak Payed, Banda Mulia, Seruway, Kejuruan Muda, Bendahara, Rantau, Tenggulun dan Kecamatan Kota Kuala Simpang.
Tim Reaksi Cepat BNPB mencatat per Senin (07/11/2022) pukul 20.00 WIB, sebanyak 157.117 jiwa mengungsi pada 342 titik pengungsian. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tamiang melakukan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, mengaktifkan posko serta pembersihan area terdampak bersama tim gabungan dan pendataan lanjutan di lapangan.
BPBD Kabupaten Aceh Tamiang melaporkan per Selasa (08/11/2022) sebanyak 132 desa terendam banjir dan 43 desa terisolir. Selain rumah warga, banjir turut merendam 122 fasilitas pendidikan, 94 fasilitas kesehatan, 14 sarana prasarana gedung pemerintah dan 86 sarana ibadah. Sebanyak 4.836 hektar lahan pertanian dan 2.129 area budidaya perikanan terdampak peristiwa ini.
Berdasarkan hasil pemantauan visual di lapangan, saat ini hujan ringan masih melanda beberapa area terdampak sehingga cukup menghambat proses pembersihan dan menyebabkan peningkatan tinggi muka air.[ZF]