Demikian disampaikan Erni Djumari, Koordinator Lapangan (Korlap) 3 wilayah (Aceh Timur, Kota Langsa dan Aceh Tamiang) YPAP saat ditemui LintasAtjeh.com, Senin (24/10/2022) di Langsa.
(Baca: Penderita HIV-AIDS di Langsa Meningkat)
Erni menjelaskan, YPAP adalah sebuah lembaga nirlaba yang bekerja di 9 kabupaten kota yaitu Aceh Utara, Lhokseumawe, Langsa, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Bener Meriah, Aceh Tengah, Pidie Jaya dan Kabupaten Bireuen yang fokus utama mendampingi masyarakat terpinggirkan seperti ODHA (orang dengan HIV-AIDS) yang dinaungi di balai ODHA Permata, Disabilitas dengan FKDA dan Mantan Pecandu Narkoba yang direhabilitasi di Panti Rehabilitasi Permata di Kota Lhokseumawe.
"Karena itu, kami selalu bekerjasama dengan Dinkes, Dinsos dan BNN dalam menangani penyintas HIV-AIDS, IMS dan mantan pecandu," terangnya.
"Meningkatnya orang dengan HIV-AIDS ini salah satu penyebabnya dikarenakan adanya seks bebas, perselingkuhan,dan penyimpangan seks seperti lelaki seks dengan lelaki [homo seksual]," ujar Erni.
(Baca: Langsa Under Cover, Gejolak Nafsu Liar Waria di Tepian Malam)
Erni menyampaikan, guna mengantisipasi penyebaran virus HIV-AIDS perlunya dukungan semua pihak, baik itu masyarakat, para stakeholder, Pemerintah Aceh dan pemerintah daerah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya di sekolah-sekolah tingkat menengah dan atas. Bahwa kita semua perlu meningkatkan Aqidah dan pengetahuan tentang bahaya seks bebas dan penyimpangan seks baik kepada remaja maupun kepada masyarakat luas.
"Untuk menekan penyebaran HIV-AIDS ini sangat diperlukan peningkatan Aqidah Agama dan pengetahuan masyarakat supaya mereka faham bahwa komitmen terhadap larangan Agama jangan mendekati Zina itu penting dan juga sangat diharamkan seks sesama jenis. Tugas kita masyarakat juga perlu memperhatikan pergaulan remaja, jangan sampai kebablasan seperti tidak memperhatikan bagaimana perubahan perilaku yang menjurus ke penyimpangan orientasi seksual," ungkap Erni.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Faham dengan ilmu pengatahuan bagaimana penularan HIV dan IMS juga sangat penting diketahui oleh masyarakat, terutama remaja, supaya mereka tahu bagaimana VIRUS HIV ini menular, jadi mereka bisa menjauhi virusnya. Tentunya pengetahuan ini harus dibarengi juga dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Menurutnya, penderita HIV-AIDS yang telah terdata itu ibaratnya seperti gunung es, terlihat hanya puncaknya saja tetapi di bawahnya tidak terlihat sangat banyak. selain mereka tidak terdata ini juga disebabkan oleh stigma dan diskriminasi yang dilakukan oleh masyarakat, mereka takut terbuka status HIV nya.
"Karena masyarakat memberi level mereka orang yang amoral, padahal tidak semua orang dengan HIV/AIDS adalah yang memiliki masa lalu kelam, banyak kasus yang kami dampingi ibu-ibu rumah tangga yang kerjanya di sumur, di dapur dan anak balita yang tidak memiliki dosa, tetapi mereka memiliki status HIV," sebutnya.
"Yang perlu dijauhi sebenarnya hanya virus bukan orangnya. HIV itu tidak mudah menular, bukan seperti batuk atau flu," imbuhnya
Lanjut Erni, saat ini jumlah kasus yang terdata 138 tersebut sedang terapi ARV, bagaimana yang tidak berobat atau tidak terdata?
"Karena itu, perlunya dukungan semua lapisan masyarakat, stakeholders dan partisipasi pemerintah daerah guna menekan penyebaran virus HIV-AIDS," pungkas Erni. [Sm]