Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo (Foto: Wikipedia)
LINTAS ATJEH | JAKARTA - Pernyataan anggota Komisi I dari F-PDIP, Effendi Simbolon soal TNI seperti gerombolan menuai banyak kritik terutama dari prajurit. Kali ini, reaksi keras datang dari mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Gatot menilai, pernyataan Effendi Simbolon yang menyebut TNI seperti gerombolan dan lebih buruk dari ormas patut diwaspadai. Itu merupakan bagian dari upaya pembusukan TNI.
"Saudara-saudara ini adalah proses pembusukan TNI. Ini proses pembusukan TNI. Sangat luar biasa," ujar Gatot diskusi yang digelar KAMI dan disiarkan via FNN TV, Rabu (14/09/2022).
"Kenapa? Karena pernyataan ini didengar publik, ditayangkan live, disebarkan lagi bagaimana tentara-tentara di dunia melihat dan pernyataan ini sangat bisa dipercaya, di tempat terhormat, di DPR dalam komisi yang bergerak bertugas mengawasi TNI," tambah Gatot.
Mantan Panglima TNI itu mengatakan, Effendi Simbolon juga menyoroti soal insubordinary, disharmoni, dan ketidakpatuhan. Pernyataan ini sangat berbahaya bagi kesatuan TNI.
"Ini sangat berbahaya karena kesimpulannya TNI sudah porak poranda.Gatot Nurmantyo
Ketua Presidium KAMI itu menilai, ada 2 dampak besar dari pernyataan Effendi Simbolon. Dari sisi luar negeri, bagi Gatot, ini merupakan waktu yang tepat untuk menyerang Indonesia karena TNI sedang tidak kompak dan tidak terkendali.
Di dalam negeri, bisa menunjukkan ada opini untuk tidak lagi percaya pada TNI karena kondisinya sudah lebih buruk dari ormas dan tidak ada kendali lagi.
"Dari dalam negeri menyampaikan kepada rakyat, hai rakyat jangan kau percaya kepada TNI, TNI itu lebih jelek dari ormas, TNI enggak ada kendali, terjadi pembangkangan, enggak kompak pemimpinnya, tidak patuh sama pimpinan, dan terjadi pembangkangan. Itu TNI sekarang. Sehingga kepercayaan rakyat enggak percaya lagi sama TNI," jelas dia.
Pria yang pernah menjabat sebagai Pangkostrad itu menilai kondisi ini sangat berbahaya bagi TNI. Sebab, TNI dan rakyat tidak boleh dipisahkan.
"Ibaratnya nyawa dan badan. TNI badan, rakyat nyawanya, kalau TNI ditinggalkan rakyat, bangkai dia. Ini program, dengan berita ini agar rakyat tidak percaya lagi sama TNI. Analisa saya seperti itu dan bisa benar itu terjadi," tutur dia.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Di sisi lain, Gatot menilai, prajurit hanya memiliki harga diri dan semangat untuk membela negara dan bangsa. TNI tidak punya uang dengan gaji yang hanya UMR.
"Yang membuat TNI masih hidup prajurit masih hidup itu karena dia punya harga diri melindungi negara dan bangsa melindungi rakyatnya. Siap berkorban mengorbankan jiwa, raga, dan ini dipotongi semuanya harga dirinya karena dibilang gerombolan lebih jelek dari ormas," kata dia.
"Moral mental prajurit jatuh. Pemimpinnya disharomi maka pemimpin tak dipatuhi prajurit, hilang kepercayaan pada pimpinan. Ini sangat berbahaya," ucap dia.
Effendi Simbolon Minta Maaf
Anggota komisi I Fraksi PDIP Effendi Simbolon meminta maaf soal polemik sebut TNI gerombolan. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
Effendi menyadari ada pihak yang tak nyaman dengan pernyataannya mengenai 'gerombolan' tersebut. Ia menegaskan, tak ada maksud untuk menganggap bahwa TNI seperti ormas.
"Saya menyadari bahwa itu mungkin menjadi tidak nyaman dan tidak elok dan juga beberapa pihak tidak nyaman, mungkin merasa tersinggung atau tersakiti akan kata-kata yang keluar dari saya yang seputar soal gerombolan dan ormas," kata dia.
"Yang sejatinya sejujurnya saya tidak pernah menstigmakan TNI itu gerombolan, tapi lebih kepada, kalau tidak ada kepatuhan. Kalau tidak ada kemudian harmoni dan seterusnya, itu seperti gerombolan dan seperti ormas," tutup Effendi.
Ia juga menyebut, telah menyampaikan permohonan maafnya ke Jenderal Andika dan Dudung beberapa hari lalu lewat pesan teks. Namun baru Andika yang menjawab.
"Pak Dudung belum respons, saya tanggung jawab atas saya sampaikan dan sikap dan ke Tuhan saya juga punya kehormatan yang saya akan bawa sampai ke pusara," kata Effendi.
Effendi juga mengaku telah menemui Panglima di kantornya.
"Dua hari lalu saya WA Panglima dan KSAD mohon waktu. Panglima respons. Saya kemarin jam 12 ke kantor beliau, tanyakan sikap TNI dan saya sampaikan maaf. Pak Panglima katakan tidak ada masalah. Sangat clear," jelas Effendi.
"Silakan teman-teman tanya langsung elok ke yang bersangkutan," imbuhnya.[kumparan.com]