LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Kabar meninggalnya Ratu Elizabeth II di Inggris telah menimbulkan duka cita bagi masyarakat Inggris. Cucu Sultan Aceh, yang juga dikenal dengan nama panggilan Tuan Putri Aceh Darussalam, mengucapkan duka cita yang mendalam atas berpulangnya sang ratu.
"Sejak masa nenek moyang kami, Sultan Alaiddin Sayyidil Mukammil (1589-1604), telah terjalin hubungan dengan Ratu Elizabeth I (1558-1603). Hubungan baik itu terus terjalin, baik dalam perdagangan ataupun hubungan diplomatik. Kerajaan Inggris adalah sahabat karib Kesultanan Aceh Darussalam", terang Tuan Putri Aceh Darussalam Cut Putri, yang juga merupakan Pemimpin Darud Donya Aceh kepada LintasAtjeh.com, Jum'at (09/09/2022).
Menurut Tuan Putri, dalam masa pemerintahan Sultan Sayyidil Mukammil, Sultan Aceh sangat memuliakan Navigator Inggris di kapal Belanda yang bernama John Davis. Kemudian di zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636), Sultan juga didatangi delegasi Inggris bernama Thomas best.
Lanjutnya lagi, di masa berkuasa Sultanah Safiatuddin (1641-1675) Paduka Sri Sultanah mengirimkan surat dan hadiah kepada Raja Charles II (1660-1685) dari Kerajaan Inggris. Selanjutnya pada masa pemerintahan Sultanah Kamalat Syah (1689-1699 M) hubungan perdagangan antara Aceh dan Inggris semakin meningkat.
Di masa berkuasanya Sultan Sayed Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail (1703-1726 M), hubungan Aceh Inggris bertambah kuat, sehingga di masa pemerintahan Sultan Mahmud Syah (1760-1781), Navigator Inggris Thomas Forrest datang ke Aceh.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Kemudian Pada zaman Sultan Muhammad Syah (1781-1795), Navigator Inggris Thomas Forrest tersebut kembali ke Aceh, dan atas jasanya membantu Kesultanan Aceh, maka Thomas Forrest mendapatkan Anugerah Bintang Peudeung Meuh sebagai penghargaan dari Kesultanan Aceh Darussalam.
Thomas Stanford Raffles dari Inggris juga membina hubungan dengan Sultan Jauharul Alam Syah (1795-1823), ini menandakan dekatnya hubungan Aceh dengan Inggris.
Saat Belanda melakukan agresi terhadap Aceh pada tahun tahun 1873 M, Inggris mengirimkan delegasinya ke Aceh, namun dicegat Belanda. Inggris juga berkali-kali berusaha mendamaikan perang antara Aceh dan Belanda, namun Belanda menolak berdamai, dan tetap menyerang Kesultanan Aceh Darussalam.
"Hari ini kami di Aceh mendengar kabar wafatnya Ratu Elizabeth dari Kerajaan Inggris sahabat Kesultanan kami, Kesultanan Aceh Darussalam. Dan kami amat berduka cita," ungkapnya.
"Ini adalah duka cita kami, dan kami yakin Inggris sahabat kami akan kembali bangkit, dan terus berjuang untuk masa depan. Dan semoga hubungan baik antara Kerajaan Inggris dengan Aceh Darussalam terus terjaga hingga akhir zaman", tutup Tuan Putri Aceh Darussalam.[*/Red]