Foto: Muhammad Aditia Rizki, Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Fisip Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
HOAKS dapat didefinisikan sebagai informasi palsu, fiktif, atau dibuat-buat seolah-olah itu benar adanya. Ada banyak alasan untuk membuat berita hoaks.Tentu saja hoaks ini merugikan banyak pihak, terutama objek kepentingan yang bersangkutan.
Kemajuan dunia teknologi juga turut menyumbang fakta bahwa hoaks dapat menyebar dalam hitungan menit atau detik. Media massa dan elektronik mudah dikonsumsi oleh khalayak luas dengan sekali klik pada postingan media sosial.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Sebagai efek sampingnya, sebagian orang mudah percaya dan menelan informasi mentah-mentah.
Saya merekomendasikan untuk mengakui semua pesan yang diterima melalui tindakan filter seperti:
Waktu Kirim
Lihat kembali informasi yang Anda terima. Berita yang Anda baca mungkin merupakan repost dari sumber asli yang diterbitkan di masa lalu.
Kredibilitas Media
Kenali media yang menyampaikan berita. Apakah kredibilitas media dirasakan? Tidak ada akun palsu atau akun gosip palsu yang cepat didiskreditkan
Sumber Berita
Informasi utama, apakah mereka adalah tokoh masyarakat yang bertanggung jawab, warga negara yang baik atau sebaliknya, orang-orang yang tidak bertanggung jawab secara sadar terlibat dalam kesejahteraan sosial (kemajuan sosial)
Menemukan Sumbernya
Alat pendukung Kita sering mendengar ungkapan, "tidak ada foto = hoaks". Ada beberapa kebenarannya, tapi itu tidak sepenuhnya benar.
Sebuah Karya Tulis
Audiovisual atau audiovisual dianggap benar jika asli. Namun, kebenarannya bisa dipertanyakan jika media pendukungnya ternyata tidak lebih dari fiktif atau dibuat-buat.
Media Pembanding
Carilah pendapat dan fakta lain yang dapat mengkonfirmasi kebenaran pesan yang kita terima beri waktu tunda.
Jangan terburu-buru menebak setiap kali menerima informasi
Luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri, memperhatikan, dan mampu membuat asumsi yang benar. "Oh... ternyata informasi itu benar atau salah".
Harapan penulis Jangan mudah terprovokasi. Tolong berhenti menyebarkan pesan lelucon. Supaya bisa mendapatkan informasi yang sebenarnya, bukan hoaks.
Penulis: Muhammad Aditia Rizki (Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Fisip Universitas Islam Negeri Ar-Raniry)