LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Tujuh Tokoh Ikatan Muslimin Aceh Meudaulat (IMAM) perwakilan dari lima kabupaten kota dan dua dari DPP IMAM ingin menyampaikan beberapa nasehat atau masukan kepada Malek Mahmud demi kemaslahatan Aceh, serta demi marwah bangsa Aceh. Kedatangan sejumlah tokoh IMAM bukan serta Merta tetapi setelah meminta waktu untuk audiensi dengan mengirim surat kepada pihak protokoler Wali Nanggroe.
"Poin-poin yang ingin kami sampaikan kepada Malek Mahmud adalah agar Malek Mahmud tidak mudah memberi gelar kehormatan dan bangsawan kepada yang bukan bangsawan apalagi kepada orang luar Aceh yang tak ada kaitan apa-apa terhadap Aceh. Apalagi orang-orang yang punya catatan merah terhadap Aceh," kata Ketua IMAM, Tgk Muslim at Thahiry kepada media dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/06/2022).
Dijelaskannya, karena menurut kami gelar
bangsawan tak boleh diobral dan tak boleh diberikan sembarangan. Kami ingin menyampaikan agar Malek Mahmud untuk ikut memperjuangkan agar PJ Gubernur Aceh, bupati dan walikota harus dari putra Aceh yang faham masalah Aceh serta bisa melanjutkan penerapan syariat Islam di Aceh.
"Kemudian bisa mendukung UU PA dan MoU Helsinki, jangan sampai Gubernur Aceh dari pihak yang bikin rakyat Aceh trauma," tegasnya.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Namun program ketemu Malek Mahmud gagal, akibat pihak Wali Nanggroe memberikan izin untuk ketemu hanya lima orang dari IMAM. Sedangkan pihak IMAM, lanjut dia, meminta tujuh orang bisa diterima untuk ketemu Malek Mahmud.
"Namun pihak Wali Nanggroe tetap bersikap keras menerima lima orang, padahal tujuh orang itu menurut IMAM tidak ada alasan untuk ditolak karena tidak memberatkan, dan tidak akan memenuhi meligo apalagi meuligo sangat besar yang dibangun dengan biaya besar dari uang rakyat. Sepatutnya oleh Wali Nanggroe menerima perwakilan rakyat yang datang demi rakyat dan bangsa bukan untuk kepentingan pribadi," ungkapnya.
Masih kata dia, kami pihak IMAM juga menilai bahwa pihak Wali Nanggroe belum dapat menjalankan adat istiadat Aceh dalam menerima tamu.
"Kok tamu dari bangsa sendiri tak diterima layaknya sebagai tamu. Sedangkan tamu dari luar Aceh dari orang-orang yang tidak punya jasa untuk Aceh sangat dimuliakan bahkan dengan mudah diberikan gelar kehormatan bahkan gelar bangsawan," tukasnya.
"Pada kali ini kami datang baik-baik untuk audiensi dengan mengikuti prosedur, tapi tidak dilayani dan tidak diterima karena jumlah kami tujuh orang. Maka jangan salahkan rakyat Aceh jika datang ramai-ramai ke Meuligo Wali Nanggroe untuk aksi protes berbagai protes karena kebijakan Wali Nanggroe selama ini dalam memberikan gelar kehormatan sangat merugikan Aceh dan memalukan Aceh," tutupnya.[*/Red]