Tangkap layar YouTube Tribunnews, Founder Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio. |
LINTAS ATJEH | JAKARTA - Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) yang dilaksanakan Litbang Kompas pada Januari 2022 menunjukkan, elektabilitas PDI Perjuangan masih berada di posisi teratas dengan angka 22,8 persen, disusul oleh Partai Gerindra (13,9 persen).
Namun, hal menarik justru terjadi pada posisi peringkat tiga.
Dimana, Partai Demokrat menggeser Partai Golkar.
Dalam survei pada Januari 2022, elektabilitas Demokrat tercatat naik signifikan dari 5,4 persen pada Oktober 2021, menjadi 10,7 persen.
Lalu, bagaimana elektabilitas Partai Demokrat bisa meningkat secara signifikan?
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, ada dua faktor yang membuat elektabilitas Partai Demokrat bisa melejit.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Faktor pertama, kata Hendri, terkait tentang perbandingan antar rezim pemerintahan. Dimana, sebelum rezim Presiden Jokowi, ada rezim Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dimana, SBY merupakan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat.
"Artinya rezim yang terdekat dengan rezim Pak Jokowi itu rezimnya SBY, jadi orang masyarakat banyak membandingkan pada saat pemerintahan SBY dilaksanakan, dan pemerintahan Pak Jokowi," kata Hendri Satrio saat dihubungi Tribunnews, Rabu (23/2/2022).
Lalu, kedua, adalah faktor ketokohan yang masih sama dengan alasan pertama tadi.
Yakni, faktor ketokohan yang paling dekat adalah Presiden sebelum Jokowi yaitu SBY.
Selain itu, tentu saja ada beberapa hal komunikasi yang dilakukan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga bisa berpengaruh terhadap elektabilitas partai berlambang mercy itu.
"Termasuk juga beberapa gesekan-gesekan kepada Demokrat terutama kasusnya Pak Moeldoko itu juga saya rasa membuat masyarakat lebih simpati kepada Partai Demokrat," jelasnya.[Tribunnews]