-->

Penembakan Pos Polisi di Aceh Barat Bukan Ulah GAM, Ternyata Pelakunya Kawanan Perampok

31 Oktober, 2021, 12.11 WIB Last Updated 2021-10-31T05:11:53Z
Kasus penembakan pos polisi (Pospol) Panton Reu, Polres Aceh Barat membuat warga di sekitar lokasi kejadian takut, bahkan mengaku trauma dengan konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang terjadi beberapa waktu lalu. Foto: Beritakini

LINTAS ATJEH | ACEH BARAT - Sehari pasca terjadinya penembakan, aparat kepolisi mengklaim berhasil menangkap terduga pelaku yang berjumlah lima orang.

Ternyata terduga pelaku merupakan kawanan perampok

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Aceh, Kombes Pol Winardy menegaskan dalam kasus yang ditangani Ditreskrimum Polda Aceh dan Satreskrim Polres Aceh Barat ini pelaku merupakan kawanan perampok.

Winardy juga menjelaskan, motif penembakan yang dilakukan oleh gerombolan perampok itu awalnya dipicu dendam pelaku terhadap aparat kepolisian setempat.

“Iya, sementara (bermotif dendam) dan masih dikaitkan dengan bukti lain,” kata Winardy, menyitat Serambinews pada Minggu, 31 Oktober 2021.

Kendati demikian pihaknya memastikan masih terus melakukan pemeriksaan terhadap para terduga pelaku penembakan brutal itu.

“Masih pemeriksaan maraton. Kita lagi cek alibi mereka satu persatu dan semua teknis penyelidikan lagi dikerahkan. Kita lagi menunggu hasil tim lapangan,” tegasnya.

Berawal dari rasa tak senang jadi buron polisi
Dari hasil pemeriksaan sementara, Winardy menjelaskan kelima pelaku pernah terlibat dalam aksi perampokan, di antaranya merampok pendulang emas.

Akibat kriminalitas dan keonaran yang dibuat, kemudian mereka jadi buron yang dikejar-kejar polisi atas tindak pidana yang dilakukan. Namun mereka mengaku tidak suka dicari-cari pihak berwajib. Hal itulah yang diduga jadi penyebab mereka menyerang pos polisi.

“Info yang kita dapat di masyarakat kalau mereka tidak suka dicari-cari polisi,” katanya.

Hingga kini motif yang dilakukan tersebut masih dikatikan oleh kepolisian dengan alat bukti yang ada.

“Motif ini lagi dikaitkan dengan alat bukti yang kita miliki, walau sementara mereka tidak akui menembak dan hanya akui merampok,” ujar Winardy.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

Aksi perampokan itu sendiri, lanjut Winardy, sebelumnya dilaporkan Polsek ke Reskrim Polres. Ternyata kasus itu menjadi atensi pihak kepolisian sehingga mereka dicari atas laporan perampokan tersebut.

“Reskrim Polres tetap proses, sehingga dendam sama orang Polsek,” tutur Winardy.

Niatnya mau menyerang Polsek
Awalnya, kata Winardy, gerombolan perampok itu diduga ingin menyerang Polsek, namun karena dijaga ketat oleh personel sehingga yang menjadi sasaran mereka adalah Pos Polisi (Pospol) Polsek Panton Reu, Polres Aceh Barat.

“Karena Polsek kuat penjagaannya, maka pos pol wilayah Polsek Kawai XVI itu diserang,” katanya.

Pihaknya juga mengklaim informasi motif para pelaku ini diketahui berdasarkan keterangan dari masyarakat.

“Kita lagi cross cek semua alibi mereka dan geledah satu-satu untuk cari senpi,” imbuhnya.

Warga takut GAM bangkit
Penyerangan yang dilakukan orang tak dikenal (OTK) di pos polisi Aceh membuat warga sekitar ketakutan lantaran trauma dengan konflik yang beberapa dekade lalu sempat terjadi di wilayah Aceh.

Sebagaimana diketahui, warga Aceh sempat merasakan pahitnya konflik yang terjadi di wilayahnya pada tahun 1976 hingga 2005. Dari peristiwa itu setidaknya hampir 15.000 orang jadi korban jiwa.

Gerakan Aceh Merdeka atau GAM adalah gerakan separatisme bersenjata yng bertujuan agar Aceh terlepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). GAM dibentuk pada 4 Desember 1976 dan dipimpin oleh Hasan di Tirto.

Konflik yang terjadi di Aceh disebabkan oleh beberapa hal, yaitu perbedaan pendapat tentang hukum Islam, ketidakpuasan atas distribusi sumber daya alam Aceh, dan peningkatan jumlah orang Jawa di Aceh.

Baru-baru ini pos polisi di Aceh Barat diserang oleh OTK secara membabi buta.

Peristiwa yang terjadi pada dini hari pukul 03.15 WIB, Kamis, 28 Oktober 2021 ini membuat warga yang tinggal di sekitar pos polisi mengaku trauma.

Penyerangan diduga dilakukan dengan menggunakan senjata laras panjang jenis AK-47, dan M-16, serta SS1.

Meski tak ada warga sekitar yang menjadi korban jiwa maupun korban luka, dikabarkan bodi mobil milik seorang warga yang berada dekat dengan Pospol ikut diberondong peluru.

“Saat letusan senjata, saya dan keluarga ikut terbangun karena besarnya suara tembakan,” ujar Arsyad, warga Manggie, Kecamatan Panton Reu menyitat Serambinews.com, Jumat, 28 Oktober 2021.

Arsyad mengaku dari peristiwa itu turut menderita kerugian lantaran mobil kesayanganya turut jadi sasaran peluru panas dari OTK.

Pria berusia 32 tahun ini lantas mengaku masih merasa trauma karena seakan-akan telah terjadi konflik lagi di Aceh, sebagaimana yang terjadi beberapa tahun lalu.

Terlebih belakangan ini, kata Arsyad, masih ada sejumlah pihak yang melakukan penyerangan dengan senjata api.

“Sebab masih ada pihak yang melakukan penyerangan dengan menggunakan senjata api,” ulasnya.

Selain mengenai mobil milik warga, puluhan peluru yang dilepaskan juga mengenai dinding tembok pos polisi bahkan sebagian peluru menembus jendela hingga mengenai TV yang ada di dalam pos tersebut.[HopsID]
Komentar

Tampilkan

Terkini