Tia Rahmadhani, seorang siswi sekolah menengah atas (SMA) asal Aceh, memberanikan diri untuk mengirim pesan atau chat kepada Kapolda Aceh lewat media sosial (medsos).
LINTAS ATJEH | PIDIE JAYA - Demi kepentingan orang banyak, gadis bernama Tia Rahmadhani nekat mengirim pesan pribadi kepada Kapolda Aceh lewat akun media sosialnya.
Tia yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) itu memberanikan diri menelpon seorang jenderal polisi untuk meminta dikirimkan bantuan kepada masyarakat di desanya, di Gampong Deah Pangwa, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Atas keberaniannya itu, Polri menyebut Tia sebagai pahlawan bagi desanya.
Lewat unggahan akun Instagram @divisihumaspolri, Senin (19/7/2021), diceritakan seperti apa keseharian Tia dan apa motivasinya berani mengirim direct message (DM) kepada Kapolda Aceh.
Sehari-harinya, Tia bersekolah di SMAN 1 Meureudu.
Husni selaku guru Tia terkejut melihat anak didiknya bisa punya ide untuk berkirim pesan ke Kapolda Aceh.
"Dia salah satu siswi terbaik di sini," kata Husni.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
"Kami pikir anak seumuran Tia punya ide yang sangat brilian seperti itu sangat luar biasa," ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Sekolah SMAN 1 Meuredu, Husna menyebut, Tia adalah murid yang selalu aktif dalam berbagai kegiatan.
"Tia ini memang orangnya selalu ceria dia," ujar Husna.
"Apapun ada kegiatan sekolah, dia selalu ikut," sambungnya.
Tia sendiri diketahui memiliki dua cita-cita besar.
Pertama adalah menjadi jaksa, dan kedua adalah polisi wanita (polwan).
Pada caption unggahan akun Humas Polri, disebutkan Tia yang meskipun masih seorang remaja sudah menjadi pahlawan bagi desanya.
"Masih remaja namun memiliki niat yang mulia, mengubah perekonomian masyarakat guna memajukan dan membangun desanya. Tia adalah pahlawan." tulis akun @divisihumaspolri.
Bukan untuk Kepentingan Pribadi
Saat ditanyakan alasannya menelpon Kapolda Aceh, Tia mengaku merasa kasihan dengan masyarakat di desanya yang mayoritas berprofesi sebagai pencari tiram.
"Tia sebenarnya membantu masyarakat itu, Tia merasa iba karena setiap dua bulan sekali masyarakat di sekitar rumah Tia harus naik pickup jam 3 pagi ke Banda Aceh," ujar dia.
Ketika menceritakan lebih spesifik soal kehidupan keluarganya, Tia mulai terlihat sedih.
"Tia kasihan dengan perekonomian masyarakat," kata Tia dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Lagian Ayah Tia pernah penyakit stroke, Mama Tia juga pencari tiram, jadi Tia ingin, ingin mengubah perekonomian masyarakat di desa Tia," ucap Tia menahan tangis hingga suaranya terdengar bergetar.
Saat melakukan video call dengan Tia, Kapolda Aceh, Irjen Pol Wahyu Widada, sang kapolda berharap bantuan yang ia kirim dapat bermanfaat untuk Tia dan warga di desa.
"Mudah-mudahan apa yang kita kasih bisa dimanfaatkan dengan baik," kata Irjen Wahyu.
"Ini sekadar bantuan untuk menyambung kelanjutan usaha tiramnya."
"Mudah-mudahan tiramnya makin bagus, makin sukses, bisa menghidupi keluarga semua," pungkasnya.
Minta Ban Bekas
Pada saat menghubungi Kapolda Aceh, Tia meminta dikirimi ban bekas, dan bambu guna keperluan budidaya tiram di desanya.
"Saya cuma kenal Pak Kapolda melalui media sosial dan media massa," kata Tia.
"Awalnya saya pesimis mana mungkin seorang Bapak Kapolda Aceh membalas DM saya seorang siswi biasa."
Tia tak menyangka dalam hitungan jam, pesan pribadinya langsung dibalas oleh akun Kapolda Aceh.
"Saya sangat terkejut dan sangat terharu," ujarnya.
Berawal dari pesan itu, dirinya menerima bantuan berupa 40 ban mobil bekas, jaring, tali, serta peralatan lainnya untuk budidaya tiram.[Tribunwow]