LINTAS ATJEH | JAKARTA - Innalillahi wa innailaihi raji'un. Masyarakat Aceh berduka, Septia Ulfa Lestari (22), salah seorang mahasiswi asal Nagan Raya, meninggal dunia di Kairo, Mesir.
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, memerintahkan Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) untuk memulangkan jenazah Septia ke Nagan Raya.
“Insya Allah Pemerintah Aceh akan memulangkan jenazah Septia. Jadwalnya sampai ke Jakarta hari Minggu besok, sekitar pukul 17.55 sore dan akan langsung diberangkatkan ke Bandara Sultan Iskandar Muda,” kata Almuniza Kamal, Kepala BPPA, di Jakarta, Sabtu (10/07/2021). Pada hari ini (Sabtu) kata Almuniza, jenazah Septia akan diberangkatkan dari Kairo ke Turki.
Sesampai di Aceh tambahnya, akan ada ambulans yang akan menjemput jenazah, dan mengantarkan hingga ke kampung halamannya di Nagan Raya.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Dalam hal ini, kata Almuniza, Pemerintah Aceh turut menyampaikan duka cita, dan mendoakan almarhumah serta keluarga yang ditinggalkan.
“Semoga almarhumah Septia Ulfa Lestari ditempatkan di Syurganya Allah SWT. Dan keluarga yang ditinggalkan selalu tabah menerima musibah ini,” ujarnya.
Septia berasal dari Desa Gampong Kuala Trang, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya. Ia adalah Mahasiswi Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, angkatan tahun ke-3 (semester VI).
Yurnalis Musthafa, yang mendampingi pemulangan jenazah, mengatakan, sebelum menghembuskan nafas terakhir, almarhumah memang sudah memiliki riwayat sakit maag. Namun akhir-akhir ini karena disibukkan dengan menghadapi ujian di kampusnya, sehingga makannya tidak teratur.
“Ujian yang beliau ikuti ini dilaksanakan di musim panas. Almarhumah juga fisik yang tidak terlalu kuat, dan efektivitas belajar beliau sangat tinggi. Jadi maagnya kambuh. Beliau sakitnya tidak lama, mungkin sekitar satu minggu setelah ujian,” katanya.
Tapi, tambahnya, almarhumah sempat sembuh dalam beberapa hari, kemudian sakitnya kambuh lagi, dan membutuhkan penanganan medis. Sehingga beliau meninggal di rumah sakit Al Bedayat di Kairo.
“Alhamdulillah tidak ada diagnosa Covid-19,” katanya.
Menurutnya, almarhumah merupakan mahasiswi yang sangat giat dan rajin dalam bidang akademik. Dalam dua tahun terakhir menjadi salah satu mahasiswi Aceh yang mendapat Mumtaz (nilai istimewa) secara berturut-turut.
“Beliau juga sangat aktif dalam keorganisasian baik di PPMI (Persatuan Mahasiswa Indonesia) Mesir, atau KMA (keluarga Mahasiswa Aceh) Mesir,” sebutnya.
Selain itu, katanya, almarhumah juga seorang hafizhah, dan sangat rajin menghadiri talaqqi (pengajian non kampus) bersama masyaik ulama-ulama Al Azhar.
Dalam hal ini, ia mewakili keluarga juga berterimakasih kepada Pemerintah Aceh, tentunya dalam hal ini Badan Penghubung Pemerintah Aceh yang sudah memfasilitasi pemulangan jenazah almarhumah Septia Ulfa Lestari.[*/Red]