Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra (tengah) dan Syarief Hidayatullah mantan Sekretaris DPC PDIP Sukoharjo (kiri). Syarief Hidayatullah adalah ayah angkat sekaligus paman dari Leon.
LINTAS ATJEH | JAKARTA - Sebuah fakta membuat heboh dari Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra pasca viral dengan memberikan gelar The King of Lip Service kepada Presiden Joko Widodo.
Ternyata dia adalah anak angkat dari politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Ayahnya bernama Syarief Hidayatullah mantan Sekretaris DPC PDIP Sukoharjo.
Syarief dua periode duduk di kursi DPRD Sukoharjo berangkat dari Dapil Grogol dan pernah meraih suara tertinggi (15.500 suara).
Dia juga tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Komisi I DPRD Sukoharjo periode 2010-2015.
Syarief Hidayatullah mengatakan, Leon adalah anak adiknya.
Tetapi, leon sudah tinggal dengannya sejak kecil.
Bahkan, dia yang membiayai Leon sekolah.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Sebelumnya, Ketua BEM UI, Leon Alvinda lantas menjelaskan, postingan itu bertujuan untuk mengingatkan sang presiden terkait segala perkataan yang telah diucapkan.
Menurutnya, selama ini, apa yang telah disampaikan Jokowi tak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
"Sebenarnya infografis yang dibuat oleh brigade UI, organ taktis di bawah BEM UI itu kami ingin mengingatkan Bapak Presiden untuk bisa memastikan perkataan-perkataan yang beliau sampaikan sesuai dengan realita di lapangan."
"Kami melihat banyak sekali kontradiksi antara perkataan beliau dengan apa yang terjadi di lapangan," ucap Leon, dikutip dari tayangan Kompas TV, Minggu (27/6/2021).
Salah satu perkataan Jokowi tak sesuai dengan realita menurut Leon, yakni ucapan Jokowi yang rindu didemo.
Kenyataannya, lanjut Leon, banyak aksi represif dilakukan kepada mahasiswa, saat melakukan aksi demo.
Ia mencontohkan, aksi demo mahasiswa ketika peringatan Hari Buruh 1 Mei.
"Misalnya, pertama, terkait pernyataan bahwa beliau rindu didemo. Sayangnya, banyak sekali represivitas yang terjadi ketika kami melakukan demo."
"Contohnya, pada 1 Mei, lebih dari 160 mahasiswa mengalami represivitas ketika melakukan aksi Hari Buruh di Jakarta," jelas Leon.
Imbas dari kritikan tersebut, Rektorat UI memanggil sejumlah mahasiswanya.
Ada 10 nama yang diminta hadir di Ruang Rapat Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) UI, Minggu (27/6/2021) pukul 15.00 WIB.
Sejumlah orang yang dipanggil tersebut, yakni Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra, Wakil Ketua BEM UI, Yogie Sani, Koordinator Bidang Sosial Politik BEM UI, Ginanjar Ariyasuta, Kepala Kantor Komunikasi dan Informasi BEM UI, Oktivani Budi, Kepala Departemen Kajian Strategis BEM UI, Christopher Christian.
Lalu, lima orang lainnya adalah Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI, Syahrul Badri, dan wakilnya, Achmad Fathan Mubina, Ketua DPM UI, Yosia Setiadi, dan dua wakilnya, Muffaza Raffiky serta Abdurrosyid.
Pemanggilan rektorat kepada mahasiswa BEM UI ini pun mendapat tanggapan politisi yang menyayangkan tindakan itu.[Tribun Timur]