LINTAS ATJEH | ACEH TAMIANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang menggelar 'Rembuk Stunting' tahun 2021, dengan tema "Mari Kita Wujudkan Generasi Sehat dan Cerdas yang Islami dan Berprestasi", Kamis (17/06/2021).
Kegiatan yang berlangsung di Aula Setdakab tersebut dibuka langsung oleh Bupati Aceh Tamiang H. Mursil, SH, M.Kn.
Dalam arahannya, Bupati Mursil mengatakan pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin melakukan pencegahan dengan turun langsung kerumah-rumah masyarakat yang memiliki balita stunting, tapi dari peninjauan, didapati bahwa orangtua bayi stunting tidak perduli dengan pertumbuhan anak.
"Saat ini umumnya yang terjadi di Aceh Tamiang ialah, orangtua dari anak stunting tidak peduli dengan keadaan anaknya dan terlalu pasrah dengan apa yang terjadi. Inilah yang menjadi tanggungjawab kita tentang bagaimana cara menjelaskan kepada masyarakat bahwa pentingnya pertumbuhan anak stunting karena ketika orangtua anak tidak peduli maka semua program ini akan menjadi sia-sia," jelasnya.
Mursil juga mengatakan, saat ini sudah banyak ibu-ibu hamil yang datang ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan setiap bulannya. Ini menurutnya sangat bagus, karena dengan begitu, ibu-ibu hamil akan mendapatkan penanganan yang baik dari petugas Puskesmas.
"Anak stunting terjadi bukan setelah dilahirkan melainkan sejak dalam kandungan. Maka dari itu, jika ada data ibu hamil yang jarang datang ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan, pihak puskesmas perlu menanyakan hal tersebut dan kalau perlu, datang kerumahnya untuk mengedukasi orangtua pentingnya pemeriksaan dan makan makanan bergizi," terangnya lagi.
Dalam arahannya tersebut, Mursil menghimbau kepada Kepala Dinas Kesehatan agar bekerjasama dengan Puskesmas, Camat dan para Datok Penghulu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama ibu hamil dan yang memiliki anak balita pentingnya mencegah Stunting pada anak.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
"Kedepannya saya ingin disetiap ruangan Camat ada dibuat tabel stunting yang menerangkan tingkat stunting setiap bulannya di kecamatan masing-masing. Kepada Kepala Dinas Kesehatan buat pertemuan rutin untuk mengevaluasi. Saat ini Aceh Tamiang salah satu kabupaten/kota yang diintervensi bukanlah suatu hal yang membanggakan, untuk itu semua pihak harus ikut berperan aktif dalam permasalahan ini. TP-PKK juga serius lagi untuk membantu menyelesaikan masalah stunting," ujarnya penuh harap.
Sebelumnya Kepala Bappeda Aceh Tamiang Drs. Rianto Waris memaparkan bahwa aksi integrasi penurunan stunting adalah instrumen dalam bentuk kegiatan yang digunakan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi dalam pencegahan dan penururan stunting.
Rianto Waris juga menjelaskan, salah satu tujuan penanggulanan stunting terintegritas ialah meningkatkan kesadaran publik dan perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah Stunting. .
"Terkait strategi pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Aceh Tamiang, salah satunya langkah yang dilaksanakan yakni sikronisasi perencanaan dan program kegiatan dan penguatan data dan informasi," demikian pemaparan Rianto Waris.
Selanjutnya pemaparan oleh Kepala Dinas Kesehatan Ibnu Aziz SKM, menjelaskan bahwa pemilihan kabupaten/kota didasarkan pada beberapa kriteria.
"Stunting ialah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya. Sedangkan penyebabnya diantaranya praktek pengasuhan yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya kases ke makanan bergizi dan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi," jelas Abdul Aziz.
Acara diakhiri dengan penandatangan komitmen bersama dalam hal komitmen penuh mendukung penuh upaya percepatan pencegahan dan penanggulanan stunting terintegritas di Kabupaten Aceh Tamiang dengan konsisten dan berkelanjutan oleh bupati dan dilanjutkan dengan wakil bupati serta seluruh SKPK, camat dan seluruh undangan yang berhadir.[*/Red].