-->

Santri Tewas Dianiaya, LPA Deli Serdang Minta Kementerian PPPA Cabut Status Ramah Anak Darul Arafah

08 Juni, 2021, 04.32 WIB Last Updated 2021-06-08T12:00:13Z

Jasad santri FWA (15) tewas dianiaya seniornya
 
LINTAS ATJEH | DELI SERDANG - Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Deli Serdang, Junaidi, wa meminta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mencabut status ramah anak Pesantren Darul Arafah Raya.

Permintaan itu disampaikan usai insiden tewasnya seorang santri yang diduga mengalami penganiayaan.

"Saya selaku Ketua LPA Deli Serdang mengutuk keras peristiwa penganiayaan dilakukan kakak kelas terhadap santri pria yang berujung meninggal dunia. Untuk itu, kita minta Kementerian PPPA segera cabut status pesantren ramah anak pada pesantren Darul Arafah," kata Rusli melalui rilis pers yang dikirim kepada LintasAtjeh.com, Senin (07/06/2021).
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Deli Serdang, Junaidi Malik. (Foto: Istimewa)

Junaidi menilai pihak pesantren telah gagal dalam mengawasi para santri dan insiden tewasnya seorang santri berinisial FWA membuat pesantren Darul Arafah Raya yang menyandang status ramah anak tidak berjalan dengan semestinya.

Diberikannya status pesantren ramah anak di Darul Arafah Raya agar setiap santri baik pria dan wanita mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan. Begitu juga dengan hak-hak anak dalam proses pembelajaran di sana. Tetapi, hal tersebut berbanding terbalik dengan fakta sebenarnya," terangnya.

Junaidi mendesak pimpinan pesantren Darul Arafah Raya harus segera bertanggungjawab secara moral dan perundang-undangan.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

"Gimana bisa terjadi penganiayaan sampai menghilangkan nyawa peserta didik tak diketahui oleh pihak Darul Arafah Raya. Oleh karenanya, kepala yayasan H Harun Lubis jangan berdiam diri dan (harus) bertanggungjawab," ujarnya.

Sebelumnya, pimpinan pesantren Darul Arafah Raya, Ustaz Harun Lubis telah memberi keterangan terkait tewasnya seorang santri Kelas II berinisial FWA. Harun tak menampik tewasnya FWA diduga mengalami penganiayaan oleh kakak senior sebagai terduga pelaku berinisial APH.

Namun sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil visum yang tengah dilakukan oleh kepolisian terhadap jenazah FWA di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

"Sudah kita limpahkan baik dari keluarga dan pesantren ke kepolisian dan kita sudah ikuti prosedur yang ditetapkan kepolisian seperti pengambilan keterangan saksi dan lain-lain sudah dilaksanakan. Jadi untuk kepastian hasil penyidikan kita belum tahu," ungkapnya.[*/Red]

Komentar

Tampilkan

Terkini