-->

Toxic Lebaran Ditanya Kapan Nikah? Ini Saran Psikolog!

14 Mei, 2021, 06.17 WIB Last Updated 2021-05-13T23:17:46Z
LINTAS ATJEH | JAKARTA - Lebaran di tengah pandemi Corona tentu tetap menjalani budaya silaturahmi tatap muka maupun via daring. Hal ini menjadi momen yang paling dinanti-nanti atau malah dihindari beberapa orang lantaran takut ditanya perihal kapan menikah.

Namun, menghindar tentu bukan menjadi solusinya. Dijelaskan psikolog klinis Dessy Ilsanty, normal-normal saja jika kebanyakan orang saat berkumpul menanyakan pertanyaan seputar kapan menikah.

Beberapa orang disebutnya hanya melontarkan pertanyaan tersebut sebagai basa-basi saja.

"Orang mungkin bisa mengorek privasi kita, tapi kuncinya di kita mau ngasih jawaban atau nggak. Kalau kita nggak berkenan, ya sudah nggak usah dikasih, sesimpel itu," jelas Dessy.

"Kalau orang itu mencoba bertanya, itu hak dia. Tapi kita juga punya hak mau memberi jawaban atau nggak," imbuhnya.

Dessy menyarankan, jika merasa tertekan ditanya kapan menikah, terus teranglah untuk mengkomunikasikan rasa ketidaknyamanan tersebut. Hal ini bisa berdampak baik bagi hubungan keduanya.

Menurutnya, seseorang punya kendali untuk membawa arah komunikasi ke luar dari pertanyaan-pertanyaan yang kerap dianggap 'toxic'. Ia berpesan, mulailah terbuka kepada lingkungan dekat, hingga keluarga soal apa yang selama ini dirasakan.

"Ketika butuh topik yang cepat, terus yang keluar itu saja (template) kalau sudah selesai sekolah, ya menikah. Itu simpelnya. Kalau mau dipikir lebih dalam, kan belum tentu, itu yang ada bukan basa-basi. Mikirnya kelamaan, percakapannya jauh lebih dalam. Menurut fitrahnya, orang basa-basi cepat saja," katanya.[Naviri]
Komentar

Tampilkan

Terkini