Oleh: Lisa Ulfa
Kau menutup resah di kedua matamu
Sepasang jendela tidak kau biarkan terbuka
Langit menjatuhkan hujan
Kau berhadap-hadapan dengan jendela
Menyaksikan hujan lewat jendela yang kaca-kacanya sudah berembun percikan air hujan
Matahari pagi sering berdesakan hendak masuk ke kamarmu
Kau memilih menarik tirai
Dan selalu kau melakukannya setiap waktu, berulang-ulang
seperti kemarin
Hari ini bisa jadi lusa dan seterusnya
Di balik jendela
Kau menyaksikan banyak hal di pagi hari
Pedagang sayuran
Anak-anak pergi sekolah, kusir dan juru parkir
Tapi di sana kau tidak pernah menemukan jawaban dari pertanyaanmu
Kau suka bertanya-tanya, terlebih pada dirimu sendiri
Seperti hari ini kau menuliskan satu pertanyaan di jurnal hariannmu
Apakah aku yang kukira aku benar-benar aku?