LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Atsiri merupakan salah satu produk unggulan di Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya. Terdapat puluhan jenis tanaman atsiri yang bisa dibudidayakan di Indonesia dan memiliki besaran pasar yang signifikan baik dalam maupun luar negeri. Atsiri memiliki potensi sebagai salah satu Industri penggerak ekonomi Nasional.
Melihat potensi ini, Ikatan Alumni ITB Pengurus Daerah Aceh (IA ITB Pengda Aceh) menyelenggarakan Webinar Nasional Ikatan Alumni ITB bertajuk “Economic Recovery Series #2” dengan tema “Pemulihan Ekonomi melalui Pengembangan Peluang di Industri Atsiri Indonesia” pada Kamis, 20 Mei 2021 secara daring.
Kegiatan ini diisi oleh Gubernur Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah M.T., sebagai keynote speaker, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) RI, Dr. Ir. Hammam Riza, M.Sc sebaga pembicara pertama dan Ketua Atsiri Riset Center (ARC) Unsyiah, Dr. Syaifullah Muhammad, ST. M.Eng sebagai pembicara kedua.
Kegiatan ini juga menghadirkan 5 panelis yaitu Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh, Achris Sarwani, Ketua Pusat Pengembangan Inovasi dan Hilirisasi Unsyiah, M. Dirhamsyah, Praktisi Pembuat Mesin SCFE untuk Produksi nano-atsiri, Deddy Soepangkat, Owner PT. Paragon Technology and Innovation (Wardah Beauty), Nurhayati Subakat dan President Director PT SIL, Ida Rahmi Kurniasih. Serta kegiatan ini di moderatori oleh Elly Sufriadi, pengurus ARC dan Dosen Unsyiah, dan dipandu oleh Ketua IA ITB Pengda Aceh, Ir. Durain Parmanoan Siregar, ST., MT., IPM sebagai MC.
Gubernur Aceh dalam paparannya menyampaikan bahwa potensi Atsiri di Aceh sangat menjanjikan dan dibutuhkan kerjasama dari seluruh pihak agar industri ini dapat terus maju dan berkembang sehingga dapat menjadi industri penggerak ekonomi nasional. Apresiasi yang tinggi kepada IA ITB Pengda Aceh atas terselenggaranya kegiatan ini.
Kepala BPPT RI dalam paparannya menyampaikan bahwa BPPT siap mendukung industri Atsiri di Aceh dan Indonesia agar dapat tumbuh dan berkembang pesat. Salah satu bantuan yang sudah kita berikan kepada ARC adalah alat penyulingan minyak atsiri.
“Minyak nilam merupakan salah satu ekspor Indonesia yang memberikan devisa besar. Permintaannya yang tinggi, tentu perlu diikuti dengan penerapan teknologi berkelanjutan dan bertanggung jawab. Kami mengapresiasi kegiatan yang diadakan oleh IA ITB Pengda Aceh ini, semoga kegiatan ini dapat memajukan industri Atsiri di Aceh,” ujar Hammam.
Sementara itu, Ketua ARC Usyiah menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini. Kemajuan industri atsiri Aceh harus di dukung oleh seluruh pihak dan ARC selalu siap dalam melakukan riset serta pendampingan untuk memajukan industri ini.
Kata dia, kegiatan ini merupakan kegiatan berseri yang akan dilakukan secara berkala dengan mengangkat topik-topik yang paling relevan dalam upaya kita bersama untuk memulihkan perekenomian Indonesia pada masa pandemi Covid-19 ini.
"IA ITB Pengda Aceh siap berkolaborasi dalam memajukan industri Atsiri di Aceh maupun industri-industri lainnya. Mari bersama-sama kita berkolaborasi dan bersinergi untuk menjadikan Aceh Hebat," tutup Ketua IA ITB Pengda Aceh, Durain Parmanoan.[*/Red]