-->

Pola Kepemimpinan dan Pembangunan Banda Aceh Layak Dijadikan Roll Model

24 April, 2021, 21.39 WIB Last Updated 2021-04-24T14:39:48Z
LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Berbagai terobosan, inovasi dan capaian prestasi yang telah ditunjukkan oleh Pemko Banda Aceh saat ini menunjukkan bahwa Pemko Banda Aceh dapat dijadikan Roll model bagi daerah lain di Aceh bahkan beberapa daerah di Indonesia. Hal ini tentunya tidak terlepas dari pola kepemimpinan yang visioner dan selalu berupaya dekat dengan rakyat.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Yayasan Aceh Kreatif (AK) Delky Nofrizal Qutni kepada media, Sabtu (24/04/2021), dalam rangka menyambut HUT ke-816 Kota Banda Aceh.

Menurut Delky, pembangunan Kota Banda Aceh saat ini di bawah kepemimpinan Aminullah Usman setidaknya telah menunjukkan berbagai prestasi penting diantaranya: Peraih juara II Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Terbaik Tingkat Nasional, penghargaan Gerakan Menuju 100 Kota Pintar dari Kementerian Komunikasi Informasi (Kominfo) karena dinilai berhasil menerapkan program "smart city" dan juga Pemko Banda Aceh ditetapkan menjadi pemenang Indonesia Innovation Award (IIA) 2019 dalam kategori khusus “Innovation on LKMS Mahirah Muamalah”. Bahkan Walikota Banda Aceh juga ditetapkan sebagai  Tokoh Pelopor Literasi oleh Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI).

Tidak hanya itu, kata Delky, dari segi pengelolaan pemerintahan Banda Aceh juga banyak mendapat penghargaan seperti penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dari Kemenpan RB, meraih penghargaan dengan kategori sangat inovatif dari Kementerian Dalam negeri dalam ajang Innovative Government Award (IGA) 2020, bahkan KPK RI (Komisi Pemberantasan Korupsi) juga mengapresiasi Banda Aceh sebagai daerah yang memperoleh Capaian Monitoring Centre for Prevention (MCP) tertinggi dalam hal pemberantasan korupsi. "Tentunya itu adalah beberapa dari segudang prestasi yang berhasil diraih pemko Banda Aceh di bawah kepemimpinan Aminullah Usman yang dapat dijadikan indikator bahwa pengelolaan pemerintahan di Banda Aceh terus berbenah menuju clear and clean governance," jelasnya.

Secara inovasi, lanjut Delky, kehadiran MPP Pelayanan Publik dan Mahirah Muamalah Syari'ah menjadi catatan sejarah baru bagi Banda Aceh yang dapat dijadikan contoh bagi daerah lain.

"Hal lain yang patut kita akui yakni capaian Aminullah Usman dalam mewujudkan Banda Aceh Gemilang dengan pilar-pilar yang telah ditetapkan sebagai Patton pembangunan Banda Aceh menunjukkan kemajuan di berbagai lini baik itu pendidikan, ekonomi, penerapan syariah Islam maupun sektor lainnya. Melihat berbagai capaian yang diraih maka sangatlah layak kiranya pemerntahan Banda Aceh di bawah kepemimpinan Aminullah Usman dijadikan role model bagi daerah lain di Aceh bahkan di beberapa kawasan Indonesia," tambahnya.

Delky menyebutkan, hal lain yang tak kalah menarik yakni pola kepemimpinan Aminullah Usman yang terus berupaya mendekatkan diri dengan masyarakat, hadir dan memberi solusi untuk masyarakat kecil. "Kita bisa lihat sendiri bagaimana Walikota Banda Aceh memperhatikan nasib ekonomi masyarakat kecil dengan memberikan akses permodalan, melakukan penguatan SDM hingga memberikan peralatan/perlengkapan usaha tiap tahunnya. Bahkan, kita sangat sering melihat Walikota Aminullah turun langsung dengan cepat dan tanggap memperbaiki rumah kaum duafa dan masyarakat miskin yang tak layak huni. Ini tentunya sebagai bentuk kecintaan seorang pemimpin kepada rakyat kecil yang patut kita banggakan," sebutnya.

Tak kalah penting, sikap kesederhanaan, ramah tamah, murah senyum dan mudah bergaul dengan berbagai pihak bahkan kalangan muda hingga pedagang kaki lima yang ditunjukkan oleh Aminullah sejak awal memimpin sebagai bentuk kedekatan pemimpin dengan rakyatnya. "Wajar jika orang menyebutkan bahwa walaupun mutiara hadir dari lautan, namun  berlian bisa saja hadir dari tengah hutan. Kiasan itu menunjukkan bagaimana seorang putra daerah terpencil seperti Woyla mampu memimpin dan membawa kegemilangan kota Banda Aceh yang merupakan ibukota Provinsi Aceh. Tak heran pula jika Aminullah diamanahkan untuk memimpin berbagai organisasi provinsi dan nasional seperti Forum Komunikasi Pemerintah Kabupaten Kota se Aceh (Forum KKA), Masyarakat Ekonomi Syari'ah (MES) Aceh, hingga Asosiasi Pemerintahan Kota Se-Indonesia (Apeksi)," ucapnya.

Masih kata Delky, kepemimpinan Aminullah  dengan pola yang lembut namun tegas juga dapat terlihat dengan jelas. "Sebagai contoh bagaimana sosok Aminullah yang selalu menekankan loyalitas dan integritas kepada jajaran pemerintah sehingga capaian kinerja dapat terukur dengan jelas. Belum lagi jika kita lihat cara Walikota Banda Aceh menurunkan angka pelanggaran syari'at Islam, walaupun terkesan lembut namun responsif dan tegas, hal ini bisa kita lihat dengan tindakan Pemko menyegel salah satu kafe yang melanggar nilai-nilai syari'at beberapa hari silam bahkan dengan tegas kafe tersebut langsung disegel. Ini menunjukkan bahwa pemko Banda Aceh tidak main-main jika berbicara syariat Islam," tambahnya.

Pun demikian, tentunya dibalik semua keberhasilan dan capaian tersebut masih ada hal-hal yang terus dibenahi hingga tuntas oleh pemko Banda Aceh, wabil khusus persoalan yang telah diwariskan dari pemerintahan sebelumnya, seperti persoalan PDAM dan lainnya.

"Namun satu hal penting yang menjadi catatan kita semua, secara bertahap dan perlahan persoalan-persoalan tersebut dibenahi dengan menerapkan pola pembangunan partisipatif yang melibatkan berbagai elemen. Kita yakin semua persoalan dapat terselesaikan dengan baik dan berbagai prestasi dapat diraih dengan pola kepemimpinan yang visioner dan responsif seperti saat ini. Insya Allah, kita optimis  kerinduan masyarakat akan kegemilangan Banda Aceh akan terjawab," pungkasnya.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini