Foto pondasi awal Masjid Agung Aceh Tamiang
yang dibangun pada tahun 2008 lalu
LINTAS ATJEH | ACEH TAMIANG - Lanjutan pembangunan Masjid Agung Aceh Tamiang yang mangkrak selama 13 tahun, terancam kembali terhenti setelah anggarannya terpangkas refocusing.
Meski begitu, dikabarkan Pemkab Aceh Tamiang melalui dinas terkait berkomitmen menuntaskan pembangunannya dengan merampungkan desain ulang bangunan masjid tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun LintasAtjeh.com, Senin (15/03/2021) Bupati Aceh Tamiang H. Mursil, SH, M.Kn, saat menerima audiensi pengurus Balai PWI Aceh beberapa waktu lalu menjelaskan, anggaran lanjutan pembangunan masjid untuk tahun 2021 sudah diplot Rp 2,5 miliar. Dana ini untuk mendesain ulang (redesain) seluruh bangunan masjid yang berdiri di atas lahan seluas tiga hektare.
"Desain lama tidak bisa kita gunakan karena konsultan terjerat hukum, nanti tidak ada yang bertanggung jawab atas pengerjaan masjid ini," kata Bupati Mursil.
Kemudian, Bupati Mursil juga menyampaikan, desain baru ini diharapkan menghasilkan konsep bangunan modern yang nantinya tidak hanya menjadi ikon daerah, tapi juga menjadi destinasi ibadah.
"Belajar dari pengalaman sebelumnya, kita ingin konsultan yang mendesain masjid ini betul-betul profesional. Bukan hanya menghasilkan bangunan modern, tapi juga bisa bertanggung-jawab," ungkapnya.
Namun, sebut Mursil, akibat kebijakan refocusing anggaran oleh pemerintah pusat, mengharuskan Pemkab Aceh Tamiang memotong anggaran redesain Masjid Agung sehingga cuma tersisa sejumlah Rp 1 miliar.
"Tadinya semua anggaran untuk Masjid Agung mau dihapus, tapi saya coba bertahan, dan ternyata hanya mampu Rp 1 miliar," ungkapnya.
Walaupun begitu, kata Mursil, dipastikan redesain tetap dilakukan tahun ini, karena menurutnya proses penganggaran bisa dilakukan bertahap.
"Redesain inikan melalui konsultan. Tahun kita pakai dulu Rp 1 miliar, kekurangannya bisa menggunakan anggaran tahun depan," jelasnya.
Tahun lalu, Pemkab Aceh Tamiang sempat menargetkan proyek yang membutuhkan anggaran Rp 40 miliar ini selesai dalam tiga tahun. Ketika itu sudah direncanakan proses pengerjaan tahun pertama menggunakan anggaran Rp 2,3 miliar, kemudian dilanjutkan pada tahun kedua, Rp 10 miliar dan sisanya akan dirampungkan pada tahun ketiga.
"Namun rencana ini tidak terealisasi setelah tatanan ekonomi dunia terdampak badai Covid-19. Dampak virus Corona memang luar biasa, semua pembangunan infrastruktur tidak bisa dilanjutkan karena anggaran difokuskan untuk penanganan Covid-19,” tutupnya.[*/Red]