LINTAS ATJEH | ACEH TAMIANG - Kondisi jembatan kayu di Kampung Bundar, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang kritis dan terancam roboh setelah tebing alur sungai mengalami erosi.
Kerusakan jembatan tersebut terlihat jelas dengan kondisi lantai kayunya yang sebagian sudah berlubang dan di beberapa titik 'goyang' karena paku sudah terlepas.
Namun kondisi yang paling menakutkan, yakni ujung kedua jembatan sudah semakin mendekati bibir tebing, sehingga dikhawatirkan setiap saat bisa saja roboh ke alur sungai.
"Dulunya alur ini tidak selebar sekarang, ujung jembatan jauh dari bibir sungai. Tapi karena terus terjadi erosi, maka alurnya terus melebar sampai ke ujung jembatan," kata Sekretaris Kampung Bundar, Juliadi, Minggu (21/02/2021).
Menurut keterangan Juliadi, jembatan tersebut dibangun oleh warga secara bergotong-royong dan sudah beberapa kali dilakukan perbaikan.
Terakhir, lanjut Juliadi, jembatan itu dibangun ulang oleh warga pada tahun lalu.
"Ini baru setahun, kan terlihat dari kayunya yang masih bagus. Kerusakan jembatan ini pun secara khusus sudah dilaporkan warga kepada Ketua Komisi I DPRK Aceh Tamiang, Muhammad Irwan ketika reses, kemarin," ujar Juliadi.
Sebelumnya, Ketua Komisi I DPRK Aceh Tamiang Muhammad Irwan, saat meninjau langsung jembatan kayu yang terancam roboh itu, Jum'at (19/02/2021) kemarin, tampak sedikit terkejut karena dirinya mengatakan bahwa setahun lalu sudah mengajak Kadis PUPR Aceh Tamiang untuk melihat langsung kondisi jembatan dan meminta agar segera diperbaiki.
"Setahun lalu sudah saya ajak langsung Kadis PUPR, ketika itu dia bilang mau dibuatkan jembatan bailey," kata politisi Partai Gerindra yang akrab disapa Wan Tanindo.
Irwan mengakui bahwa saat ini kerusakan jembatan tersebut sudah lebih parah dibanding setahun lalu.
Dia pun menyarankan kepada Datok Penghulu Kampung Bundar agar menutup sementara jembatan itu karena sangat rentan memakan korban.
"Sudah banyak yang jatuh, kedalaman kita prediksi lima meter. Jangan menunggu ada korban jiwa, baru diperbaiki," ujarnya.
Irwan menyarankan sebaiknya pemerintah langsung membuat jembatan permanen untuk mencegah meluasnya kikisan tebing alur sungai.
"Seharusnya sejak dulu sudah dibangun jembatan permanen, karena posisi jembatan ini kan masih di lingkungan Komplek Pemerintah Aceh Tamiang, persis di sana ada kantor Dinas Sosial," ungkapnya.[*/Red]