Jembatan yang menghubungkan beberapa desa di Kecamatan Kuala Bate dan Babah Roet pada lintas pesisir ini memiliki panjang 60 meter. Sebelumnya, jembatan tersebut pernah hampir selesai dibangun pada 2016 lalu, tetapi rusak setelah diterjang banjir luapan.
Gubernur Nova saat meresmikan jembatan tersebut menyebutkan, dengan selesainya jembatan Krueng Teukuh, masyarakat di kawasan itu telah terbebas dari rakit yang selama ini digunakan sebagai alat transportasi alternatif.
“Jembatan ini mempunyai peran strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi ribuan warga sekitar. Infrastuktur ini terintegrasi dengan sentra produksi pertanian dan perkebunan warga, karena memudahkan akses pengangkutan hasil bumi ke pasar-pasar di pusat kecamatan, termasuk hasil tangkapan nelayan,” ujar Gubernur di lokasi peresmian jembatan.
Insinyur Arsitektur itu juga menjelaskan, pembangunan infrastruktur terintegrasi adalah salah satu fokus dalam visi misi Aceh Hebat, yang menjadi kebijakan Pemerintah Aceh periode 2017-2022. Salah satu program unggulan dalam visi misi tersebut adalah “Aceh Seumeugoet”, Yaitu “Memastikan tersedianya sarana dan prasarana (infrastruktur) secara cerdas dan berkelanjutan.”
Membangun infrastruktur, kata Gubernur Nova, adalah upaya mendukung pencapaian tujuan semua program unggulan, terutama yang menjadi daya ungkit pembangunan dan pemberdayaan ekonomi rakyat.
“Dalam rangka merealisasikan program unggulan tersebut, Pemerintah Aceh telah membangun berbagai sarana dan prasarana transportasi, baik itu jalan maupun jembatan, guna membebaskan daerah terisolir, dan memudahkan akses masyarakat dalam aktivitas ekonomi, pendidikan, sosial dan kegiatan lainnya,” ujar Nova.
Gubernur Nova pada kesempatan itu juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dan memberikan dukungan terhadap pembangunan Jembatan Krueng Teukuh hingga selesai. Gubernur juga berpesan agar jembatan tersebut dirawat dan dijaga bersama oleh masyarakat.
“Kami berharap kepada masyarakat agar menjaga jalan dan jembatan ini dengan baik, sehingga bisa bertahan lebih lama dan bermanfaat secara berkelanjutan dalam beraktivitas sehari-hari,” ujarnya.
Hadir pada kegiatan tersebut Bupati Aceh Barat Daya Akmal Ibrahim, beserta Unsur Forkopimda Kabupaten Aceh Barat Daya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Mawardi, sejumlah anggota DPR Aceh, Plt. Kepala Dinas PUPR Aceh Mawardi, Ketua TP-PKK Aceh Dyah Erti Idawati, serta Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto.
Sementara itu, Bupati Akmal dalam sambutannya mengakui, pembangunan jembatan Krueng Teukuh membutuhkan perjuangan yang berat selama rentang waktu 8 tahun. Jembatan itu, kata Akmal, pernah hampir rampung dibangun pada 2016 namun rusak lagi akibat diterjang banjir.
Selain itu, usulan pembangunan jembatan juga sempat ditolak beberapa kali sehingga tak kunjung terlaksana. “Saya sampai-sampai stress memikirkan pembangunan jembatan ini,” ujar Akmal.
Untuk itu, Bupati Akmal mengaku sangat bersyukur kepada Allah atas terselesaikannya pembangunan jembatan. Akmal juga berterima kasih kepada Gubernur Aceh yang telah mendukung pembangunan jembatan itu. “Akhirnya Allah mengabulkan doa orang-orang Abdya,” kata Akmal.[*/Red]