Penemuan makam Sultan terawal Kedah di Negeri Kedah yang menggunakan batu nisan Samudera Pasai Aceh memperkuat hubungan Aceh dan Kedah. Di kawasan Minye Tujoh Aceh Utara ditemukan Makam Malikah Muazzamah Nurul A'la atau Malikah A'la. Dalam Inkripsi di makam Malikah A'la yang wafat 1379 M terdapat prasasti yang menceritakan bahwa wilayah Kedah pernah berada di bawah kekuasaan Samudera Pasai.
Seorang Malikah atau Sultanah Samudera Pasai memerintah Pasai dan Kedah. Bunyi inkripsi yang dibaca ahli adalah:
Hijrat nabi mungstapa yang prasaddha
tujuh ratus asta puluh savarssa
hajji catur dan dasa vara sukra
raja iman varda rahmatallah
gutra barubasa mpu hak kedak pasema
taruk tasih tanah samuha
ilahi ya rabbi tuhan samuha
taruh dalam svargga tuhan tatuha
Yang artinya:
Setelah hijrah Nabi, kekasih yang telah wafat
Tujuh ratus delapan puluh satu tahun
Bulan Dzulhijjah empat belas hari, hari Jumat
Raja Iman rahmat Allah bagi Baginda (warda)
Dari keluarga Barubasa mempunyai hak atas Kedah dan Pasai
Menaruk di laut dan darat semesta (semua)
Ya Ilahi Tuhanku semesta
Masukkanlah Baginda ke dalam surga Tuhan.
Kemudian Inkripsi satu lagi menceritakan tentang Malikah A'la (Aceh Sepanjang Abad, Jilid I, Muhammad Said) ada tulisan tentang Inkripsi di Minye Tujoh yang artinya : Malikah Muazzamah Al A'la binti Almarhum Malik Az Zahir Maharaja (Khan) dimasa-masa lampau putera dari ayahandanya Maharaja dari Putera Maharaja semoga Allah menerimanya dengan sempurna pada 14 Zulhijjah hari Jum'at Sanah 781 Hijriah.
Bukti penemuan nisan Sultan terawal di Kedah memperkuat bukti dari inkripsi nisan di kawasan Minye Tujoh. Juga masih ada beberapa hal yang misterius seperti keturunan Raja Barubasa yang tidak ada informasi sama sekali, juga informasi mengenai Malik Az Zahir Maharaja Khan. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengungkap misteri dari sejarah dunia Melayu zaman dahulu kala.
Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman juga memuji penemuan Makam Sultan Ali Jala Abdul Jalil Syah (1570-1597), makam Sultan Johor yang ditemukan menggunakan batu Nisan Aceh. Sultan Ali Jala Abdul Jalil Syah Sultan Johor yang terkenal inilah yang mengangkat Tun Sri Lanang sebagai Bendahara Johor. Tun Sri Lanang makamnya kini terdapat di kawasan Samalanga Aceh Darussalam. Sultan Ali Jalla Abdul Jalil Syah sezaman dengan Sultan Alaiddin Sayyidil Mukammil (1589-1604) dari Kesultanan Aceh Darussalam.
Pada zaman Paduka Seri Sultan Al Muazzam Al Mukarram Al Muhtaram Al Khaqan Sultan Iskandar Muda Perkasa Alam Darmawangsa Tun Pangkat Pancagah Johan Alam Berdaulat Syah Zilalullahi Fil Alam (1607-1636) Sultan Iskandar Muda berhasil menaklukkan Johor. Penyerangan ke Johor disebabkan karena Sultan Johor hendak bekerjasama dengan Portugis. maka Sultan Iskandar Muda menjadikan Wazir Orang Kaya Maharaja Seri Maharaja Akan Panglima bersama dengan Orang Kaya Laksamana dan Orang Kaya Lila Wangsa mengamuk ke Johor, maka Johor dapat ditaklukkan dan banyak sekali Feringgi (Portugis) terbunuh dan tertawan tatkala perang di laut Baning, demikian tercatat dalam Bustanussalatin.
Yang memimpin Armada Portugis adalah Miranda dan Mendoga, namun keduanya dapat dikalahkan secara telak oleh Armada kesultanan Aceh Darussalam. Setelah penaklukan Johor Sultan Johor dibawa ke Aceh kemudian adik Sultan Johor Menikah dengan adik Sultan Iskandar Muda kemudian Raja Johor dikembalikan ke Johor. Ketika Sultan Iskandar Muda wafat, maka Paduka Seri Sultan Al Muazzam Al Khaqan Al Mukarram Sultan Iskandar Tsani Alaidin Mughayat Syah Johan Berdaulat Zilalullahi Fil Alam (1636-1641) bin Raja Ahmad Pahang menantu Sultan Iskandar Muda naik tahta.
Kala itu Sultan Iskandar Tsani berniat memasang Batu Nisan Aceh untuk segala Marhum zaman dahulu kala di Negeri Johor, Pahang dan lain-lain. Sultan Iskandar Tsani menggelar dirinya sendiri dalam suratnya sebagai "Sultan yang menjaga Makam yang Awani (makam yang sepi)".
Ekspedisi Aceh untuk memasang nisan ke Tanah Melayu ditanggapi lain oleh Johor. Johor takut itu adalah serangan, namun Sultan Iskandar Tsani tetap memerintahkan Wazir Orang Kaya Maharaja Seri Maharaja Perdana Menteri dan Orang Kaya Laksamana dan Orang Kaya Lila Wangsa membawa berbagai batu nisan Aceh ke tanah Melayu, maka kemudian dipasanglah Batu Nisan Aceh pada segala Marhum zaman dahulu kala sebagaimana adat segala raja, dan memasang Dian dan Istanggi maka setelah 44 hari Pasukan Aceh pun kembalilah ke Negeri Aceh Darussalam.
Sultan Iskandar Tsani dalam Bustanussalatin diceritakan suka berziarah ke makam para Sultan, Syarif dan segala ulama yang saleh-saleh. Sultan Iskandar Tsani amat mencintai sejarah Dunia Melayu apalagi Nenek Moyang Sultan Iskandar Tsani berasal dari Malaka. Seperti diketahui ketika Malaka dikuasai Portugis tahun 1511 seluruh makam para raja dan ulama nisannya dihancurkan dan batu nisannya dijadikan benteng.
"Betapa sedihnya Sultan Iskandar Tsani, sehingga ketika menjadi Sultan Aceh, maka yang pertama kali beliau lakukan adalah berziarah ke Samudera Pasai dan kemudian mengirimkan batu Nisan ke seluruh Marhom di kawasan Negeri Melayu untuk dipasang sebagai penghormatan dan tanda untuk generasi yang akan datang," pungkas Mawardi, Rabu (13/01/2021).
Lihatlah kesedihan air di mataku
Ketika makam leluhurku lenyap menjadi fana
Kini kupasang batu nisan Aceh diatas makamnya
Bahwa kita ini masih ada untuk meneruskan cita-cita leluhurnya.
[*/Red]