-->

Perasaanku Menyambut Datangnya Hari Kelahiran Rasulullah

14 Januari, 2021, 21.35 WIB Last Updated 2021-01-14T14:35:57Z

MENYAMBUT hari besar islam salah satu nya maulid Nabi, perasaan dan hatiku selalu senang dan sekaligus antusias menyambutnya. Semua orang terutama umat islam memiliki mimpi dan impian bisa berjumpa Rasulullah SAW, walaupun hanya di dalam mimpi kesenangan dan kegembiraan tidak dapat di ucapkan dengan kata-kata, jika saya diperkenangkan berjumpa Rasulullah panutan dunia saya sangat bersyukur dan tidak bisa berbuat apa-apa saya hanya bisa Bertasbih dan  berdoa kepada ALLAH atas rahmat dan ridho-Nya jika saya bisa berjumpa dengan Rasulullah walaupun hanya dalam mimpi atu pun bisa mencium terompah atau nama lainnya sandal Rasulullah.

Seandainya saya bisa berjumpa Rasulullah walaupun hanya dalam mimpi, saya akan bertanya kepada Baginda mengapa Rasulullah merindu kan umatnya yang tidak pernah melihatnya, mengalahkan rindunya Rasulullah terhadap sahabat-sahabatnya, padahal kami umat yang belum pernah melihat rasulullah aadalah umat yang penuh dengan dosa-dosa yang tak pantas untuk di rindukan oleh seorang panutan dunia seperti Rasulullah.


Ketika saya mencintai Nabi dan syariatnya saya selalu bershalawat serta mengikuti kewajiban saya terhadap agama. Dan ketika saya mendengar shalawat Nabi, hati dan pikiran saya selalu tenang, dan sejuk. Ketika ingin membayangkan akan perbuatan Nabi yang memiliki perilaku baik terhadap semua kalangan dan memperlakukan semua yang membencinya menjadi luluh terhadap akhlak mulia Rasulullah, saya takjub. 


Saya berharap ingin berjumpa dengan Rasulullah langsung ataupun di dalam mimpi, tapi itu hanya hayalan saya yang ingin berjumpa langsung dengan Baginda Rsulullah SAW. Banyak lagi orang-orang sholeh dan sholeha yang lebih pantas berjumpa dengan  Rasul dibandingkan dengan saya yang penuh akan kekurangan.


Kegembiraan seseorang yang menunggu hari kelahiran idolanya itu ibarat dengan seseorang yang tergesa-gesa dan tidak sabar akan hari tersebut. Kegembiraan tersebut tidak dapat dibayangkan dan tidak dapat diucapkan dengan kata-kata. Kegembiraan itu spontan seperti seseorang mendapatkan hadiah yang diinginkannya sejak lama dan baru terwujud.


Penulis: Muhammad Indra Aji (Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Malikussaleh)

Komentar

Tampilkan

Terkini