Ilustrasi
LINTAS ATJEH | ACEH TAMIANG - Banjir yang menerjang hampir seluruh wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang beberapa hari kemarin, merupakan banjir besar setelah tahun 1996 dan 2006. Selain merendam pemukiman warga, banjir juga menggenangi area pertanian, seperti tanaman padi sawah dan tanaman lainnya.
Dari 12 kecamatan dalam wilayah Aceh Tamiang, 10 kecamatan tergenang banjir, diantaranya Kecamatan Tamiang Hulu, Bandar Pusaka, Sekerak, Tenggulun, Kejuruan Muda, Kota Kualasimpang, Rantau, Karang Baru, Seruway dan Bendahara. Hanya dua kecamatan yang tidak terlintas oleh genangan banjir yaitu Kecamatan Manyak Payed dan Banda Mulia.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang, Yunus, SP melalui Kepala Bidang Produksi dan Perlindungan Pangan (Perlintan) Irwan Hadi, SP, kepada awak media, Senin (25/01/01/2021) mengatakan, berdasarkan hasil pantauan dan pendataan pihaknya, ada ratusan hektar tanaman padi mengalami gagal panen (puso).
"Akibat banjir yang menggenangi areal persawahan, tanaman padi dan jangung rusak bahkan gagal panen," sebutnya.
Irwan Hadi turut menerangkan, total luas lahan pertanian yang terendam banjir di delapan kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang mencapai 1.218 hektare dengan rincian 1.163 hektar tanaman padi dan 55 hektar jagung. Sementara yang dinyatakan puso atau gagal panen, yakni tanaman padi seluas 528 hektare.
"Sementara ini masih kami pantau perkembangannya, tapi yang pasti untuk 528 hektare padi itu sudah gagal panen," terangnya lagi.
Abdul Hadi merincikan, luas areal pertanian tersebut masing-masing di Kecamatan Bendahara seluas 565 hektare tanaman padi, Kecamatan Seruway seluas 73 hektare padi serta jagung seluas 1 hektare. Di Kecamatan Bendahara, tambahnya padi puso seluas 380 hektare.
Kemudian Kecamatan Seruway 73 hektare padi dan puso seluas 37 hektar. Kecamatan Tenggulun luasan padi 104 hektare dan jagung 28 hektare. Kecamatan Kejuruan Muda luas tanaman padi seluas 32 hektar, Karang Baru seluas 51 hektare dan yang puso seluas 20 hektare.
Untuk Kecamatan Rantau luas tanaman padi seluas 223 hektare dan yang mengalami puso 60 hektare. Sedangkan untuk Kecamatan Sekerak tanaman jagung seluas 26 hektare. Sementara Kecamatan Bandar Pusaka tanaman padi seluas 85 hektare dan mengalami puso seluas 31 hektare.
"Menyikapi kondisi ini, sambung Irwan Hadi, pihaknya telah melaporkan kondisi petani yang saat ini mengalami kerugian akibat banjir ke Dinas Pertanian Propinsi Aceh.
"Kita sudah melaporkan dan berupaya agar para petani yang mengalami kerugian akibat puso dapat bantuan cadangan benih dari propinsi. Kita sudah juga sudah ke pusat," sebutnya mengakhiri.[*/Red]