Bahkan polisi setempat berulang kali menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Mengutip AFP, Kamis 7 Januari 2020, gas air mata itu ditembakkan untuk meredam aksi demo ricuh di Capitol AS pada Rabu 6 Januari waktu setempat.
Menurut seorang anggota kongres, para pendukung Presiden Trump menyerbu gedung sebagai protes atas kekalahan Trump dalam pemilihan. "Polisi telah meminta kami mengeluarkan masker gas karena telah ada gas air mata yang digunakan di rotunda," kata anggota DPRD dari Partai Demokrat, Jim Himmes di Twitter.
DPR dan Senat diketahui sedang melakukan proses pengesahan kemenangan Joe Biden atas Trump. Namun terpaksa dihentikan sementara setelah pata demonstran rusuh selama proses persidangan.
Wakil Presiden Mike Pence menyerukan agar kericuhan itu segera dihentikan setelah pendukung Trump menyerbu gadung Capitol itu. Pence telah memimpin sesi gabungan Kongres untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden ketika pengunjuk rasa menghadiri rapat umum dan menyerbu Capitol.
"Kekerasan dan kehancuran yang terjadi di US Capitol harus dihentikan dan harus dihentikan sekarang," kata Pence di Twitter.
"Siapa pun yang terlibat harus menghormati petugas penegak hukum dan segera meninggalkan gedung,".
"Protes damai adalah hak setiap warga negara Amerika, tetapi serangan terhadap Capitol kita ini tidak akan ditoleransi dan mereka yang terlibat akan dituntut sepenuhny sesuai hukum," kata dia.
Diketahui, pendukung Presiden Donald Trump melewati barikade polisi dan mencoba masuki gedung Capitol setelah bentrok dengan polisi.
"Tanpa keberatan, menyatakan DPR berhenti untuk istirahat," kata anggota Kongres Jim McGovern, sambil mengetok palu saat teriakan keras dan gangguan terdengar di ruangan itu, seperti dilansir AFP.
Pejabat di Capitol AS mengumumkan lockdown dan anggota parlemen mengatakan di Twitter bahwa mereka berlindung di kantor mereka, ketika massa Trump terlihat berjalan menuju gedung.
Para pengunjuk rasa yang mendukung Donald Trump mengerumuni gedung Capitol AS pada Rabu waktu setempat. Dilansir Reuters, pendukung Trump membalikkan barikade dan bentrok dengan polisi di halaman Capitol AS dan mencoba masuk ke dalam gedung.
"Kami tidak akan pernah menyerah," Trump sebelumnya mengatakan kepada ribuan pendukung yang bersorak-sorai di hamparan berumput dekat Gedung Putih.
"Kami tidak akan pernah kebobolan. Itu tidak terjadi. Anda tidak mengakui jika ada pencurian,"
Trump dalam pidatonya memberikan tekanan baru pada Pence yang membuka kongres untuk mencoba membalikkan hasil pemilu. Dalam sebuah pernyataan, Pence mengatakan dia berbagi kekhawatiran tentang "integritas" pemilu, tetapi itu tidak benar bahwa dia harus dapat menerima atau menolak suara pemilu secara sepihak.
Konstitusi AS tidak memberi Pence kekuatan untuk secara sepihak membatalkan hasil pemilu, tetapi dia berada di bawah tekanan untuk melakukannya dari Trump.[REQnews]