LINTAS ATJEH | JAKARTA - Kalangan pengamat dan lembaga survey bahwa reshuffle kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amien, pekan lalu, berkaitan dengan politik Pemilu Presiden tahun 2024. Presiden dinilai mulai melakukan konsolidasi dan menyiapkan proses suksesi pemerintahan tahun 2024 berjalan lancar.
Awal pekan terakhir tahun 2020, pasca penunjukan enam menteri baru, memuncul spekulasi bahwa Presiden Joko Widodo mengumpul sejumlah figur calon presiden dalam kabinetnya yang dilantik Rabu (23/12/2020) lalu.
Sejumlah media melansir spekulasi bahwa PDI-Perjuangan dan Partai Gerindra telah menyiapkan untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Puan Maharani untuk Calon Presiden 2024.
Kemudian, memasangkan tokoh yang populer Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno, sebagai pasangan Capres dan calon Wapres alternative.
Sepekulasi ini cukup beralasan, hasil survei Lembaga Indo Barometer telah merilis hasil jajak pendapatan terkait dengan agenda politik empat tahun mendatang Pemilu Presiden 2024.
Prabowo Subianto yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan, tetap menunjukkan jadi kandidat terkuat pilihan responden. Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ada di posisi keempat.
Survei Indo Barometer itu menunjukkan posisi Prabowo Subianto, masih lebih unggul dibanding sejumlah tokoh lain.
Masuknya dua pasangan kontestan Pilpres 2019 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ke dalam Kabinet Indonesia Maju, dinilai sebagai peluang dan diperhitungkan kembali untuk berkompetisi di tahun 2024.
Kemudian, kalangan pengamatan memunculkan skenario dukunngan PDI Perjuangan –Gerindra, yang saat ini memiliki dukungan tertinggi di DPR RI, akan menduetkan pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani.
Bila skenario ini tidak memperoleh signifikan, disiapkan pasangan alternatif, Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, pasangan mana yangn akan maju untuk bertarung dalam Pemilu Presiden 2024 tergantung popularitas dan elektabiltas dari masing-masing pasangan tersebut.
Prabowo-Puan dinilai lebih berpeluang untuk dicalonkan oleh partai masing-masing. Kekduanya dianggap pemilik partai, Puan Maharani merupakan representasi Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri, sementara Prabowo adalah pendiri Partai Gerindra.
Prabowo dari berbagai survei yang digelar, masih memiliki elektabilitas tertinggi untuk Pemilu Presiden 2024.
Walaupun nama Presiden Joko Widodo masih muncul sebagai tokoh popularitas, namun Presiden Jokowi tidak bisa mencalonkan kembali menjadi presiden di tahun 2024.
Dalam survei Indo Barometer, awal tahun 2020 terdapat 23 nama yang disimulasikan sebagai calon presiden 2024. Sementara nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, memperoleh dukungan di urutan kedua setelah Prabowo Subianto.
Direktur Ekstekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menyebut, ketika itu, menyebut bahwa komposisi nama kandidat yang didukung berdasarkan persentase dukungan.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menanggapi berbagai survei elektabilitas tokoh yang potensial maju sebagai Pilpres 2024. Termasuk nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Namun Hasto memberikan sinyal, PDI Perjuangan belum memikirkan Pilpres mendatang. Menurut Hasto, PDI Perjuangan menganut proses demokrasi yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan untuk menentukan pemimpin.
"Termasuk siapa yang akan menjadi presiden pada tahun 2024," kata Hasto seperti dikutip Tribunnews.com, Oktober lalu.
Menurut Hasto, keputusan calon presiden dan calon wakil presiden menjadi wewenang Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, seperti yang diamanatkan Kongres PDIP pada 2019 lalu di Bali.
Dikatakan, PDI Perjuangan bekerja konkret di tengah rakyat dan bukan hanya memelototi hasil survei. Adapun skala prioritas partai adalah bergerak di tengah rakyat serta terus melakukan fungsi dan kaderisasi politik.
Merujuk survei Indikator Politik Indonesia, kader PDIP Ganjar Pranowo menempati posisi tertinggi berdasarkan simulasi tertutup 15 nama pilihan capres. Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu sebesar 18,7 persen.
Nama Ketua DPR RI Puan Maharani, hasil survey Indikator Politik Indoensia yang digelar bulan September 2020, elektabilitas Puan masih berada di urutan kesebelas.
Meski Pemilu Presiden 2024 masih empat tahun lagi, bursa calon terus menghangat. Sehingga reshuffle cabinet pekan lalu, setelah dua jabatan menteri kosong yakni Menteris Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara, mengundurkan diri setelah terjerat kasus korupsi.
Hasil survei menjelang akhir tahun 2020 ini, menunjukkan nama Ganjar Pranowo bahkan mengalahkan mengalahkan Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Anies Baswedan.
Terkait hasil survei ini, Ganjar enggan memberi tanggapan. "Tidak (ada tanggapan)," kata Ganjar dalam pesan singkat melalui Whatsapp kepada Tribunnews.com, Senin (26/10/2020).
Sementara Sandiaga Uno mengatakan, politik adalah sesuatu yang mengalir dan tidak bisa diatur-atur. "Saya lihat politik itu nggak bisa kita atur-atur, politik itu mengalir saja. Saya akan lakukan terus, dengan ada (hadir) di tengah masyarakat," kata Sandiaga Uno dalam yang disiarkan kanal YouTube Refly Harun.
Belum puas dengan jawaban Sandiaga Uno, Refly kemudian bertanya jika Pilpres 2024 ia harus melawan Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Puan Maharani, "Bicara politik ini kan kemungkinan-kemunginan. Prabowo bisa saja maju lagi dan pasangannya Puan Maharani," ujar Sandiaga Uno, ketika itu.
Dari spekulasi ini, wajar apabila muncul spekulasi bahwa Presiden Joko Widodo memilih menteri yang memang mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.
"Saya melihat maksud dan tujuan Pak Jokowi untuk merekrut menteri-menteri terbaik yang punya popularitas dan terbaik di masyarakat. Sehingga kepercayaan kepada kabinet pasca-reshuffle meningkat," kata Qodari dalam rilis video yang diterima Tribunnews.com, Kamis (24/12/2020).
Qodari berharap, menteri yang memiliki kinerja baik dan bekerja keras seperti Tri Rismaharini (Menteri Sosila) dan Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif),"Dengan masuknya tokoh populer di kabinet pemerintahan Pak Jokowi ini maka kemudian ini smacam audisi pemimpin masa depan Indonesia," katanya.
Ia menegaskan bahwa para menteri di kabinet Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin ini, adalah calon presiden 2024 mendatang.
"Selain kemampuan dan integritas, Presiden jokowi juga mengumpulkan nama-nama potensial yang menjadi bursa Capres dan Cawapres 2024," katanya.
Menurut Qodari, dengan memasukkan tokoh-tokoh populer dan yang berpeluang jadi Capres dan calon Wapres 2024 maka secara tidak langsung, Jokowi menyediakan panggung bagi mereka.
"Pak Jokowi menyediakan semacam leadership idol. Semua masyarakat bisa melihat kinerja mereka dan mana yang bisa jadi calon presiden dan calon Wapres," kata Qodari.
Qodai mengibaratkan Joko Widodo sebagai sutradara yang hebat. "Ini manfaatnya luar biasa dan ini sebuah kemampuan merangkul luar biasa dari Pak Jokowi dan kebesaran hati merangkul potensi dan tokoh terbaik untuk masa depan Indonesia," katanya.[Sriwijaya Post]